Bukankah memang begitu, bila kita mencintai kita selalu ingin memberi tanpa pamrih. Bukankah memang begitu bila kita mencintai kita akan lebih memperhatikan dan memikirkan seseorang dari orang lain. Bukankah semua itu memang begitu.
Bukankah sebenarnya aku marah karena aku terlambat mengetahui jika Sumitro benar-benar tulus mencintaiku dan justru aku malah pergi mengabaikannya karena kepolosanku yang menginginkannya tidak lebih dari seorang kakak dan adik.
Aku mengharapkan cinta murni dan tulus layaknya kakak dan adik tapi tidak mungkin ada sebuah ikatan kakak adik di antara pria dan wanita yang tidak memiliki hubungan darah.
 Sumitro menginginkan hubungan ini tidak sekedar perasaan mencintai yang murni layaknya seorang kakak dan adik. ia menginginkan hubungan cinta yang dewasa antara pria dan wanita.
Masalahnya aku tidak bisa. hal itu terlalu mendadak dan tergesa-gesa. Sumitro maafkan aku, ku ceritakan semua ini kepada Musni, karibmu Sang Imam Masjid kampung kita.
Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H