Mohon tunggu...
Elizza Yuliantari
Elizza Yuliantari Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan

Dalam perpisahan senja lebih bijaksana Ia pergi dengan keindahan sedang kita berpisah tapi masih bersatu

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Karena Sering, Hal Itu Jadi Biasa

30 November 2022   12:58 Diperbarui: 30 November 2022   13:01 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari itu selepas pulang sekolah seorang anak perempuan berusia 4 tahun 6 bulan meminta uang kepada ibunya untuk membeli mainan di warung dekat rumah. warung itu disebut warung Bu RT karena pemiliknya adalah Bu RT.

Si Ibu lantas memberikan sejumlah uang untuk putrinya guna membeli Pasta gigi dan mainan beserta jajan kemasan yang ia sukai. sebut saja Better. biskuit dengan krim vanila dan lapisan cokelat tebal.

tidak selang berapa lama kemudian sang anak mengembalikan uang kembalian dan langsung asyik bermain mainan baru yang ia beli dari warung Bu RT.

si Ibu bertanya mana odolnya. lalu sang anak menjawab. odol anak-anak habis, adanya odol orang gede jawab sang anak jelas lagi rinci. Lantas si ibu berujar kembali apakah si anak mau untuk kembali membelikan odol orang gede di warung Bu RT lagi. sang anak mengangguk setuju dan kembali dengan pasta gigi orang dewasa ditangannya.

dari raut wajah si ibu tampak sekali ia bangga akan anaknya. anak yang selama ini menempel dengan si.ibu sepanjang hari setiap detik sudah mampir belanja di warung Bu RT seorang diri. bukankah kemampuan itu sebuah prestasi yang amat besar. sebuah langkah kaki pertama seorang anak berhasil melakukan aktifitas sosial ekonomi dalam hidupnya.

berbelanja untuk memenuhi kebutuhan pribadinya akan mainan. sang anak tanpa ragu berbelanja. sang anak berani untuk menghadapi dunia. berani memulai pembicaraan. dan paling penting sang anak berani menyampaikan apa yang ia inginkan tanpa merasa terintimidasi. hal itu bagi si Ibu adalah sebuah hadiah besar. hari itu si ibu mampu melihat anaknya melangkah sejauh itu. berhasil menaklukan misi demi misi.

Hari itu si Ibu merasa amat puas dan bangga. Anak yang ia besarkan telah mampu memenuhi kebutuhan pribadinya. Itulah mengapa Ibu yang merawat anaknya hari demi hari kerap mengeluh tapi sisi lain ia juga merasa cukup dan puas. karena melihat dan mengalami tumbuh kembang bersama anak juga sebuah anugerah yang perlu dirayakan.

Bila mampu menyaksikan anak bertumbuh masa demi masa adalah sebuah nikmat maka Nikmat mana lagi yang kau butuhkan.

Para Ibu Rumah Tangga kerap memandang biasa membersamak tumbuh kembang anak di rumah karena hal itu sudah sering dan sangat biasa.

Bagi Ibu yang tidak memiliki kesempatan untuk melihat dan membersamai tumbuh kembang putra putrinya bagi mereka adalah sebuah impian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun