Mohon tunggu...
Elizza Yuliantari
Elizza Yuliantari Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan

Dalam perpisahan senja lebih bijaksana Ia pergi dengan keindahan sedang kita berpisah tapi masih bersatu

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Semahal Apapun Rokok, Ia akan Tetap Menemukan Tangan untuk Meraihnya

8 November 2022   13:08 Diperbarui: 9 November 2022   03:30 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi merokok dapat menjadi faktor risiko penyebab kekurangan vitamin C.(Ingram Publishing via kompas.com)

Baru-baru ini Kenaikan tarif cukai rokok telah ketuk palu. Artinya kenaikan tarif cukai untuk komoditi tembakau sudah sah dan berlaku. Salah satu tujuan dari kenaikan tarif cukai ini adalah untuk mengurangi tingkat perokok di usia anak-anak ( usia 10-18 tahun).

Sebelum lebih jauh sebenarnya apa itu rokok dan cukai itu sendiri. Rokok adalah produk hasil olahan dari tanaman tembakau yang dicacah. Perkembangan zaman membuat rokok juga bisa dinikmati secara elektrik tidak hanya dengan kertas lipatan dan filter.

Dalam penggunaan jumlah tertentu rokok bisa menyebabkan berbagai efek samping untuk kesehatan. 

Hal itu dikarenakan sifat rokok yang adiktif dan ciliotoxic. Dikatakan adiktif karena menyebabkan kecanduan. Disebut ciliotoxic karena menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan.

Cukai adalah pungutan biaya semacam pajak tidak langsung yang dilakukan oleh Negara terhadap penggunaan sebuah komoditi atau zat yang peredarannya perlu diawasi, penggunaanya dapat menimbulkan efek samping pada lingkungan atau pun masyarakat dan pemakaiannya perlu dibebani pungutan biaya untuk keadilan dan keseimbangan.

Indonesia merupakan negara paling sedikit yang memiliki objek kena cukai di Asia Tenggara. Hanya ada tiga benda objek kena cukai yaitu;

1. Etil Alkohol atau etanol

2. Minuman yang mengandung alkohol berapapun kadarnya

3. Produk olahan hasil tembakau

Indonesia merupakan ladang empuk untuk mengguritakan bisnis. Terutama bisnis komoditi yang tidak dikenai cukai. Selain Jumlah objek kena cukainya paling sedikit di negara Asia Tenggara. 

Indonesia juga menguntungkan dari segi demografinya. Hal itu disebabkan oleh bonus demografi Indonesia yang dimulai sejak tahun 2012-2035.

Jika Melihat komposisi penduduk Indonesia, maka Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang cukup padat. Jumlah penduduk Indonesia bersaing dengan China dan India. 

Oleh sebab itu Berbisnis rokok di Indonesia sangatlah tepat. Usia produktif warga Indonesia sebagian besar menggunakan rokok dalam kehidupan seharinya. 

Karena salah satu dari fungsi rokok adalah merilekskan pikiran dan badan setelah bekerja. Rokok digunakan tidak hanya bagi mereka yang memiliki penghasilan di atas rata-rata. 

Mereka yang berpenghasilan rendah juga tidak segan-segan untuk menggunakan rokok. Hal itu disebabkan rokok mampu menghadirkan rasa nyaman dan tenang dari pahitnya dan beratnya beban hidup.

Lebih jauh lagi rokok tidak hanya digunakan oleh mereka yang berusia produktif. Usia anak-anak yang masih bersekolah (10-18 tahun) juga tidak jarang merokok. 

Awalnya hanya sekedar coba-coba ingin tahu seperti lazimnya anak-anak yang penuh rasa ingin tahu. anak-anak bisa dengan mudah mendapatkan rokok karena meski rokok terbilang mahal bagi anak-anak yang belum berpenghasilan. 

Mereka masih bisa mendapatkan akses rokok itu dengan harga yang lebih ekonomis dengan membeli rokok secara ecer dalam jumlah bijian atau dengan sistem patungan bersama teman-teman yang lain.

Perusahan rokok pun sudah melakukan upaya untuk mengedukasi pengguna perokok dengan menampilkan bahaya dan efek samping yang ditimbulkan dari rokok pada kemasannya. 

Usia yang diperbolehkan merokok juga sudah terpapar jelas. Kendati demikian hal itu tidak menyurutkan minat para pecinta rokok.

Rokok menyebabkan kecanduan. Sekeras apa pun usaha pihak luar untuk mencegah rokok bila pengguna rokok tidak benar-benar berkeinginan dan bertekad kuat untuk menyudahi merokok maka hal itu bagaikan punuk merindukan rembulan.

Semahal apa pun biaya cukai tidak akan mengurangi kepiawaian para pebisnis rokok untuk mendistribusikan rokok mereka. 

Hal itu karena para perokok telah muncul dalam jiwa mereka untuk siap mengorbankan segalanya demi mendapatkan ketentraman, pertemanan, dan kebahagian dari sebatang rokok.

Mereka seakan-akan sudah siap menerima efek buruk dari merokok saat menghisap rokok pada hisapan pertama. Setelah merokok mereka menjadi lebih tenang dan siap menghadapi dunia. 

Rokok tidak langsung mengakhiri nyawa para penikmatnya seketika itu juga. Para perokok masih bisa bertahan hingga puluhan tahun ke depan.

Bagi anak-anak yang masih muda kesempatan berubah masih selalu ada. Lihatlah bagaimana negara berupaya menyelamatkan generasi mudanya dari daya pikat rokok hingga menaikan biaya cukai rokok yang luar biasa.

Upaya menaikan tarif cukai tetap akan memberikan dampak bagi pengguna rokok. besar kecilnya dampak itu tergantung dari bagaimana kesadaran dari para penggunanya akan kesehatan khususnya anak-anak.

Wahai pengguna rokok, Hari esok masih suci dan misteri bergegaslah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun