Mohon tunggu...
Elizza Yuliantari
Elizza Yuliantari Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan

Dalam perpisahan senja lebih bijaksana Ia pergi dengan keindahan sedang kita berpisah tapi masih bersatu

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

5 Hal yang Perlu Dihindari agar Anak Lancar Bicara

4 November 2022   06:12 Diperbarui: 4 November 2022   06:14 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Bayi baru lahir sering dianggap hanya mampu menangis tidak mampu berbicara terlebih berkomunikasi. Pandangan tersebut cukup memprihatikan. di mana tangisan anak hanya dinilai sebagai satu-satunya kemampuan yang dimiliki sebagai bayi. lebih jauh lagi bila melihat tangisan bayi dari segi keterampilan berkomunikasi maka tangisannya tersebut merupakan sebuah upaya untuk menjalin hubungan dengan orang-orang disekitarnya.

dalam perjalanannya selama tahun pertama kehidupan. bayi menangis karena kebutuhan vitalnya sebagai manusia. tangisan pada 6 bulan pertama berkaitan dengan kebutan dasar berupa lapar, kebutuhan untuk buang air kecil dan besar, bosan dan sakit. dari setiap kebutuhan yang dimiliki bayi memiliki bentuk tangisan yang berbeda.

Berjalannya waktu bayi yang semula menangis untuk mengekspresikan apa yang dia rasa dan butuhkan telah berubah menggunakan bahasa verbal berupa kata dan kalimat.

kemampuan bahasa bayi sangat dipengaruhi oleh stimulus yang diberikan. saat masih menjadi janin dalam kandungan sudah bisa diberi stimulus dengan mengajaknya bicara. saat belum bisa berbicara pun mengajak bayi mengobrol merupakan cara yang terbukti efektif dan efesien untuk melatih mereka bicara.

Pantangan yang perlu dihindari saat mengajak bicara bayi adalah sebagai berikut

1. Berbicara dengan cadel

Bayi yang baru berlatih bicara memang menggemaskan kata-kata yang dikeluarkan. Jangan terpancing dengan kata-kata imut dan lucu itu. berbicaralah dengan intonasi dan ucapan yang jelas sebagaimana mestinya. hal itu akan direkam dan ditiru oleh bayi bagaimana ia harus mengucapkan kata dalam pembelajarannya.

2. Mudah Kecewa saat bayi tidak merespon apa yang kita bicarakan

jangan berhenti mengajak bayi bicara karena dia belum menanggapi atau memberi umpan balik atas stimulus yang diberikan. terus mengajaknya bicara jangan bosan paling tidak seorang bayi memerlukan waktu dua tahun dalam kehidupannya untuk mahir berbicara. pada kasus tertentu bisa lebih cepat atau lambat.

3. Tidak antusias saat berbicara

 Terlalu sibuk sehingga malas untuk sekedar bercakap-cakap ringan.

Tidak bisa dipungkiri, kesibukan memang menyita banyak waktu dan bahkan terkadang membuat seseorang kehabisan energi hanya untuk sekedar menyapa dan memberi senyum. saat memiliki bayi aturlah waktu dengan baik agar mampu memberikan ekspresi baik saat bersama bayi.

4. Tidak melakukan kontak mata

Kontak mata saat berbicara pada bayi amatlah penting. mata adalah jendela hati. dari sana kita mampu melihat hati dan keadaan seseorang. begitu juga pada bayi. terlebih bayi itu perempuan. sering menatapnya akan memberi banyak manfaat dan keuntungan

5. Berharap bayi akan mampu berbicara sendiri tetapi tidak melakukan upaya atau melatihnya.

tidak ada bayi yang secara tiba-tiba langsung berbicara kecuali Isa  bin Maryam  dan bayi lain yang Allah kehendaki mampu bicara sebelum masanya. bangunlah kesadaran bahwa anak yang berada di hadapan kita adalah anak manusia biasa bukan nabi yang bisa bicara tiba-tiba.

Anak adalah amanah. Tugas orangtua bukan hanya  memastikan lingkungan aman tanpa bahaya tapi juga memberikan stimulus yang padu padan untuk tumbuh kembangnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun