Mohon tunggu...
Elizza Yuliantari
Elizza Yuliantari Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan

Dalam perpisahan senja lebih bijaksana Ia pergi dengan keindahan sedang kita berpisah tapi masih bersatu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jalan Tol

28 Oktober 2022   12:29 Diperbarui: 28 Oktober 2022   12:35 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ponselku berdering" batin Zahra penasaran karena hampir satu tahun setelah ia menikah jarang sekali ponselnya berdering. Zahra meraih ponselnya muncul nama  Rayyens  di notifikasi. "wah ada apa ini udah 8 tahun ga ada kabar tiba-tiba nongol" batin Zahra kaget.

"Hi Diajeng ayu apa kabar" sapa Rayyens kepada Zahra. Diajeng Ayu adalah nama panggung Zahra semasa kuliah dulu.

"hahaha, Bang Rayyens masih ingat saja nama panggungku " Zahra membalas sambil tersenyum geli. Zahra menahan gelak tawa. bila ingat masa puncak kecentilan Zahra maka urat malu Zahra serasa hampir putus. Bayangkan saja, Zahra bukanlah bangsawan Jawa tapi dengan penuh percaya diri ketika ditanya siapa namanya langsung sontak ia jawab dengan Diajeng Ayu.  "nama aseliku Zahra biasa dipanggil Diajeng Ayu" ujar Zahra selama masa perkenalan dulu.

Bang Rayyens adalah ketua panitia pendidikan dasar Koperasi semasa kuliah dulu. Kemudian Diajeng Ayu adalah tim acara. Maklum saja Diajeng Ayu memiliki cukup banyak energi jika tampil di depan. 

Saat rapat Bang Rayyens sering membawa Emma kekasihnya untuk ikut serta. Diajeng Ayu pun cukup mengenal Emma baik. Diajeng Ayu menduga jika Bang Rayyens akan menyampaikan kabar pernikahannya dengan Emma jadi dengan santai Diajeng Ayu bertanya

"Bang Rayyens gimana nih si Emma, Kamu mau kasih flyer atau undangan ga si bang?" kelakar Emma 

" Hahaha ingat aja kamu Diajeng Ayu aku udah putus Ama dia lama"

"what.. udah putus, yah kirain. IM so sorry to hear that bang" Diajeng ayu kaget menurutnya Emma dan Rayyens cukup lengket masa itu. yah nobody knows. 

tak selang berapa menit kemudian Rayyens kembali mengirim pesan

"Diajeng Ayu kamu orang Mesuji kan?

"iya betul, Bang Gimana" tanya zahra penasaran saat ditanyai kampung halamannya

"Aku dapet proyek jalan tol daerah terbanggi besar sampai Mesuji -Palembang terus inget kamu" kelakar Bang Rayyens

"wah selamat Bang, berarti sama bang Anas juga dong proyek ini" tanya Diajeng Ayu mengkonfirmasi.

"enggak, beda. aku di Hutama Karya Bang Anas di Wika" Jawab Bang Rayyens Santai

"oh Gitu"

"Diajeng Rumahmu di mana siapa tahu aku bisa ketemu bapak kamu sekalian haha kelakar Bang Rayyens renyah

"Aku di Jogja Bang, Ikut suami" jawab Diajeng Ayu cukup getir. Ia merasa telah menutup pintu untuk seseorang yang baru saja akan datang

"apa, jadi kamu udah merit" tanya Bang Rayyens mengklarifikasi seperti tidak percaya

"iya, aku udah setahun yang lalu"jawab Zahra menegaskan

"Suami kamu Bangsawan Jawa Diajeng Ayu alias Zahra" kelakar Rayyens mulai terasa getir meski sejatinya renyah

"Nama sebuah doa kan bang," jawab Zahra sekenanya

"Selamat Zahra kamu sekarang udah jadi Diajeng beneran

"Makasih bang buat niat baikmu, kamu sekarang udah on the top. duitmu udah banyak, mulai banyak yang ngelirik" ujar Zahra seperti ibu kapiten 

"hehe Ia Zahra, betul kamu makasih udah ingetin" spontan Rayyens memanggil Zahra karena ia bukan Diajeng ayu miliknya. Zahra telah bersama Dimasnya.

Selang berapa tahun kemudian Zahra mudik ke kampung halaman. Ia melewati Tol yang dibuat oleh Rayyens dan teman-temannya. Tol ini mampu mempercepat pertemuan Zahra dengan bapaknya, tapi Tol Ini tidak bisa mempertemukan Zahra dengan Rayyens lebih cepat walau sedetik saja

Zahra membuka jendela mobil saat menempelkan kartu tol. Zahra melihat Rayyens sedang bercengkrama dengan anak dan sosok perempuan muda Rayyens di gerbang tol berikutnya. sebuah keluarga muda yang hangat dan penuh bahagia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun