Pendidikan merupakan sebuah proses yang dapat terjadi secara terus menerus dalam kehidupan setiap individu melalui pengajaran sehingga akan menghasilkan kemampuan, pengetahuan , bakat, kecakapan dan minatnya untuk dikembangkan. Selain itu, pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan pribadi seseorang. Melalui Pendidikan dapat menjadi wadah untuk melahirkan generasi-generasi yang terdidik dan berakhlak mulia. Tolak ukur keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari terwujudnya tujuan dari pendidikan tersebut. salah satunya adalah terbentuknya peserta didik yang bermoral dan berEtika.
Etika sendiri berasal dari Bahasa Yunani yaitu Etos yang artinya kebiasaan atau watak. Keberadaan Etika sangat penting bagi seseorang karena dapat mempengaruhi cara mereka berperilaku dengan lingkungan di sekitarnya. Dalam dunia Pendidikan etika menjadi hal yang tidak bisa diabaikan, Karena etika memiliki pengaruh besar dalam perkembangan karakter, moral, dan kemampuan peserta didik.
Permasalahan etika dalam ranah Pendidikan di Indonesia hingga kini tak kunjung usai. krisis etika terus menjadi masalah yang sering terjadi setiap tahunnya dan mirisnya pelaku dari krisis etika ini banyak dari kalangan kaum muda atau pelajar. Salah satu contohnya yang sering kita temui adalah aksi tawuran antar pelajar. Kasus ini menjadi fenomena yang banyak terjadi dikalangan pelajar di Indonesia. Tak sedikit dari kalangan pelajar seolah-olah aksi tawuran ini menjadi agenda rutinan sepulang sekolah, sebagai kegiatan "ekstrakulikuler". Dalam tanda kutip ungkapan ini menjadi gurauan terhadap tawuran yang sudah menjadi agenda rutin pelajar setelah pulang sekolah (pelajar pelaku tawuran).
Tawuran antar pelajar sepertinya menjadi permasalahan klasik yang sering menjadi subjek pemberitaan di berbagai media. Peristiwa tawuran ini bukan lagi sekedar kenakalan remaja. Tidak hanya dilingkungan sekolah atau sekitar saja. Namun banyak kita temui tawuran terjadi di jalan-jalan umum, tidak jarang disertai dengan merusak fasilitas publik. Di samping itu, kasus tawuran telah menjurus pada Tindakan kriminal karena sudah terjadi pembunuhan. Faktor-faktor yang menyebabkan tawuran antar pelajar biasanya berawal dari masalah kecil. Contohnya seperti pertandingan,menatap antar sesama pelajar, saling mengejek, atau kata-kata yang dianggap sebagai candaan dapat menjadi dasar untuk tawuran.
Selain faktor diatas, ada juga tawuran antar-pelajar yang telah menjadi tradisi. Biasanya ini terkait rivalitas sekolah yang sudah turun temurun. Biasanua diperkuat oleh rasa kesetiakawanan dan solidaritas yang tinggi. Sehingga kelompok pelajar tersebut membalas perlakuan yang telah diterima oleh temannya walaupun itu masalah pribadi. Oleh karena itu seringkali tawuran merupakan perilaku kelompok. Ada yang dari Sejarah, tradisi, dan cap yang lama melekat pada satu sekolah yang terindoktrinasi dari siswa senior kepada juniornya (Inggried Dwi Wedhaswary Op.Cit).
Dari beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya tawuran antar pelajar tersebut, maka dapat dikategorikan menjadi dua, yakni Faktor internal yang mana faktor ini berasal dari dalam diri pelajar itu sendiri dan faktor Eksternal dari luar diri pelajar.
1. Faktor internalÂ
Faktor-faktor ini biasanya mengacu pada kondisi atau karakteristik yang berhubungan dengan aspek aspek psikologis dalam diri remaja  tersebut. Faktor ini diantaranya adalah :
a. Krisis identitas
Ketidakmampuan seorang pelajar sebagai remaja untuk menemukan jati diri mereka sendiri, atau proses pencarian identitas. Merupakan penyebab terjadinya  krisis identitas. Ketika identitas diri belum baik, maka seringkali muncul perilaku menyimpang sebagai bentuk mengekspresikan diri atau mencari pengakuan dari kelompok.
b. Kontrol diri yang lemah
sering terjadi ketika seorang pelajar kurang mampu mengendalikan diri dari dalam, yang membuat sulit menampilkan sikap dan perilaku yang adaptif sesuai dengan pengetahuannya atau tidak terintegrasi dengan baik. Ini dapat menyebabkan ketidakstabilan emosi, frustasi, marah, dan kurang peka terhadap lingkungan sekitarnya.
c. Ketidakmampuan menyesuaikan diri
Seorang pelajar yang melakukan tawuran biasanya tidak mampu melakukan penyesuaian dengan lingkungan yang kompleks seperti budaya, ekonomi dan berbagai perubahan berbagai kehidupan lainnya. Para pelajar yang mengalami hal ini mudah tergesa-gesa dalam memecahkan segala masalahnya
2.Faktor Eksternal
Selain faktor internal, faktor eksternal atau keadaan di luar diri remaja adalah faktor lain yang menyebabkan tawuran antar pelajar . lingkungan sosial merupakan bagian faktor eksternal. Berikut ini  faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan sosial pelajar ini antara lain :
a.Lingkungan keluarga
Kurangnya memberikan Pendidikan moral dan agama serta kurangnya dukungan sosial keluarga dan perhatian dapat menjadi penyebab terjadinya tawuran. Orang tua memegang peranan penting dalam mengawasi pergaulan anaknya baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan pergaulannya. Selain itu ketidakharmonisan keluarga yang dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi remaja.
b.Lingkungan Sekolah
Tidak hanya fokus di bidang akademik, di samping itu seorang guru bertanggung jawab untuk mendidik moral siswa dengan cara memahami karakter dari setiap siswa. Selain itu, rivalitas antar sekolah yang dapat memicu dendam dan keinginan untuk membuktikan kekuatan dan akhirnya terjadilah tawuran tersebut.
c.Lingkungan teman sebaya
Tekanan dari teman sebaya dapat mendorong remaja untuk terlibat dalam tawuran demi mendapatkan pengakuan dari rasa di terima dalam kelompok tersebut.Â
Dari tawuran antar pelajar, perlu adanya Solusi agar permasalahan tersebut tidak merajalela. Salah satunya dengan cara dengan menanamkan nilai-nilai positif seperti toleransi, empati dan penyelesaian masalah secara damai, mengadakan kegiatan penyuluhan tentang dampak negative tawuran dan pentingnya menjaga keamanan Bersama serta bekerja sama dengan cara membangun komunikasi yang baik dengan orang tua untuk memantau perilaku siswa di rumah dan disekolah. Tidak hanya itu pihak sekolah lebih meningkatkan pengawasan di lingkungan, terutama saat jam istirahat atau setelah pulang sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H