Mohon tunggu...
26_Amalia Eka Oktarina
26_Amalia Eka Oktarina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menjadi member kompasiana berawal dari tugas kuliah

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Perkembangan Kognitif Anak dalam Kasus Pemahaman Soal Matematika

27 November 2023   17:51 Diperbarui: 27 November 2023   18:08 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://i.ytimg.com/vi/M7H9RcTvZ5c/hqdefault.jpg

Seorang anak bernama Maryadi berusia 8 tahun dan duduk di kelas dua Sekolah Dasar. Dia memiliki ketertarikan pada mata pelajaran matematika. Sayangnya, Dia memiliki kesulitan ketika memecahkan masalah soal matematika yang lebih abstrak. Contohnya seperti soal deret aritmatika, maka ia akan kesusahan menjawabnya.  

Meskipun begitu, Maryadi memiliki kemampuan lebih dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang menggunakan benda-benda di kehidupan nyata. Contohnya jika dia mengerjakan soal matematika tentang perhitungan jumlah Rp 1000 ditambah Rp 2000. Maka, Maryadi dapat menjawabnya karena berhubungan dengan uang. 

Jika dianalisis menggunakan teori psikologi dan perkembangan anak, kasus yang dialami Maryadi dapat dijelaskan. Fase perkembangan yang dialami Maryadi merupakan perkembangan operasional konkret. Pada fase ini, seorang anak akan mengalami kesulitan untuk memecahkan persoalan matematika yang lebih abstrak (Ismail, 2019). 

Pembahasan mengenai fase perkembangan anak sangat menarik. Hal ini dikarenakan fase perkembangan anak adalah momen emas bagi anak. Salah satu aspek perkembangan anak adalah perkembangan kognitif. Jika dihubungkan dengan teori psikologi, perkembangan kognitif merupakan fase perkembangan yang memberikan pengetahuan bagaimana anak-anak memproses informasi, berpikir, dan berusaha untuk memahami keadaan lingkungan sekitar.

Piaget (2011) melalui teorinya, mengemukakan bahwa perkembangan kognitif manusia dikategorikan menjadi empat, antara lain fase sensorimotor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal.

  1. Sensorimotor adalah fase perkembangan awal manusia yang juga disebut fase ala perkembangan anak-anak. Fase ini menjelaskan bahwa anak-anak mendapatkan pengalaman melalui indera dan direalisasikan melalui aksi motorik.

  2. Praoperasional adalah fase perkembangan anak-anak yang mulai memakai simbol dan bahasa. Akan tetapi, anak-anak pada fase ini belum mempunyai pemikiran rasional.

  3. Operasional konkret adalah fase perkembangan anak-anak dimana mereka mulai memiliki pemikiran yang rasional dalam situasi nyata. Akan tetapi, pemikiran mereka terbatas pada pemikiran konkret.

  4. Operasional formal adalah fase perkembangan manusia yang mulai mengerti tentang konsep-konsep abstrak dan pemikiran abstrak.

Salah satu fase perkembangan yang sudah dikemukakan oleh Jean Piaget berupa fase perkembangan operasional konkret memerlukan pemahaman secara mendalam baik orang tua maupun pendidik. Menyikapi hal ini, dunia pendidikan melalui tenaga pendidik perlu mengaplikasikan strategi pembelajaran agar anak-anak seperti Maryadi dapat mengalami perkembangan yang ideal.

Dalam menyikapi fase perkembangan operasional konkret, peran dunia pendidikan melalui guru tidak cukup. Para orang tua juga harus memahami hal ini dan mendukung anak ketika memiliki permasalahan pada fase ini. Oleh karena itu, guru dan orang tua harus berkolaborasi dalam memantau jika anak mengalami kesulitan memahami hal abstrak. Hal itu dikarenakan pemahaman hal abstrak merupakan tantangan terbesar bagi perkembangan anak pada fase ini.

Kontribusi guru dan orang tua harus diterapkan dalam perkembangan kognitif anak dalam fase operasional konkret. Guru harus memiliki strategi pembelajaran yang menyelaraskan fase perkembangan kognitif anak dengan materi pembelajaran. Sedangkan kontribusi orang tua dapat dilakukan dengan memberikan dukungan bagi Maryadi untuk menyelesaikan persoalan matematika yang abstrak dengan catatan tidak memberikan tekanan kepada Maryadi.

Fase perkembangan anak-anak pada masa pertengahan dan akhir secara kognitif adalah waktu yang sangat krusial dalam membangun pemikiran mereka dalam memahami lingkungan sekitar. Tidak hanya guru, orang tua juga harus memberikan dukungan yang sesuai agar perkembangan anak seperti Maryadi dapat terbantu. Jika guru dan orang tua sudah melakukan hal tersebut, maka anak-anak seperti Maryadi dapat menghadapi tantangan yang dihadapi. Selain itu, mereka juga akan berkembang secara ideal sesuai dengan potensi yang mereka miliki. 

Sumber Rujukan:

Ismail, I. (2019). Perkembangan Kognitif Pada Masa Pertengahan Dan Akhir Anak-Anak. Jurnal Pendidikan Dasar dan Keguruan, 4(1), 15--22. https://doi.org/10.47435/jpdk.v4i1.90

Santrock, J.W. (2011). Life-Span Development, Perkembangan Masa Hidup, Edisi Ketigabelas, Jilid I. Jakarta: Erlangga. Hal. 314-358

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun