Wabah COVID-19 yang mewabah di Indonesia sebelumnya menjadi tantangan berat bagi seluruh aspek kehidupan, terutama pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan penutupan berbagai institusi pendidikan. Selain itu, pembelajaran yang awalnya dilakukan secara tatap muka (offline) menjadi online (Daniel, 2020).Â
Pembelajaran secara online dinilai sulit untuk mengendalikan perkembangan anak, khususnya sosial-emosional. Perkembangan sosial-emosional sangat mempengaruhi cara berpikir dan bertindak anak secara signifikan. Bahkan menurut Wulandari & Purwanta (2020), pembelajaran online dapat menurunkan perkembangan anak.Â
Melihat situasi pendidikan yang tidak kondusif, Lembaga RA Sabilillah memutuskan untuk melakukan pembelajaran secara offline. Pembelajaran tersebut tetap berpegang pada protokol kesehatan. Pihak lembaga memvalidasi bahwa  pembelajaran online memang berpengaruh terhadap penurunan perkembangan sosial-emosional anak. Hal ini dikarenakan orang tua kurang mendapatkan kesempatan untuk mendampingi anak dalam proses belajar.Â
Pembelajaran tatap muka yang dilakukan di RA Sabilillah menggunakan metode pembelajaran sentra atau terpusat. Menurut Mutiah, metode pembelajaran sentra atau terpusat adalah metode yang menitikberatkan proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam lingkaran (circle times) dan pusat bermain. Jenis pembelajaran terpusat atau sentral ada lima, yaitu sentra balok, multimedia, main peran, imtaq, dan bahan alam. Jenis pembelajaran sentra di RA Sabilillah adalah sentra main pusat. Menurut  Nurhasanudin & Santika (2021), jenis pembelajaran sentra main peran dapat membuat kecerdasan sosial-emosional meningkat.
RA Sabilillah menggunakan desain pembelajaran sentra main peran dengan tema "sekolahan" yang sudah secara sistematis tertata di sebuah ruangan yang diklasifikasikan menjadi beberapa bagian. Klasifikasi konsep desain pembelajaran ini ada enam, antara lain:
Pembukaan. Aktivitas ini berisi salam, bertanya tentang kabar, membaca dan menghafalkan surat-surat pendek dan hadist, bernyanyi, tepuk tangan, dan permainan edukatif.Â
Perpustakaan. Area ini bermanfaat untuk penyimpanan buku-buku bacaan, loker, kartu pinjaman buku, tempat peminjaman buku, dan tempat membaca.
Dapur. Area ini berisi miniatur alat-alat memasak seperti kompor, panci, sendok. piring, gelas, dan lain sebagainya.
Tempat tas. Area ini digunakan untuk menaruh tas sebelum pembelajaran metode sentra dilakukan.
Bermain. Area bermain berisi banyak dalam permainan seperti balok dan masih banyak lagi.
Sekolah. Area ini terdapat perlengkapan belajar seperti meja, kursi, papan tulis, spidol, buku tulis, buku materi pembelajaran, dan buku absen.
Desain pembelajaran yang menggunakan enam konsep ini dinilai dapat memberikan kesempatan anak untuk mengeksplor imajinasi karena mereka bebas untuk bermain peran seperti yang dilakukan sehari-hari.
Konsep pembelajaran yang dilakukan di RA Sabilillah disertai berbagai kegiatan diantaranya kegiatan pagi, kegiatan inti, dan penutup.
Kegiatan pagi atau pembukaan
Kegiatan ini berlangsung dari pukul 09.00 WIB sampai 09.15 WIB. Sebelum kegiatan dilaksanakan, fasilitator akan menyiapkan perlengkapan pembelajaran. Persiapan tersebut tentunya disesuaikan dengan tema kegiatan pembelajaran sentra main peran.Â
Kegiatan yang dilakukan pada pagi hari yaitu penataan anak-anak membentuk lingkaran. Selanjutnya anak-anak tersebut akan diberikan pertanyaan tentang kabar dan kehadiran. Selain itu, mereka juga diarahkan untuk menghafalkan surat-surat pendek, asmaul husna, doa sehari-hari, hadits. Fasilitator juga akan mengenalkan kosa kata dengan berbagai bahasa seperti bahasa Jawa, Inggris, Arab, dan Indonesia.
Kegiatan inti
Kegiatan inti berlangsung pukul 09.30 WIB- 10.30 WIB. Kegiatan ini dikelompokkan menjadi tiga pijakan, yaitu pijakan sebelum, saat, dan sesudah main. Pijakan sebelum main diartikan sebagai pemilihan jenis kegiatan main peran, aturan, dan prosedur pelaksanaannya. Pijakan selama main diartikan sebagai pelaksanaan jenis main peran yang telah ditentukan. Pijakan setelah main diartikan sebagai pemberian review kegiatan oleh anak-anak serta membersihkan arena bermain.
Penutup atau istirahat
Pada kegiatan akhir ini, anak-anak akan mencuci tangan, berdoa sebelum makan, dan makan bekal. Setelah itu, mereka bernyanyi, membaca dia, dan berpamitan pulang.
Kegiatan pembelajaran sentra main peran yang telah dilakukan memberikan dampak yang positif bagi perkembangan sosial-emosional anak-anak RA Sabilillah. Menurut fasilitator, anak-anak jenuh dalam melakukan pembelajaran online. Mereka lebih antusias dalam bermain dan belajar secara offline.Â
Pengalaman pembelajaran selama pandemi COVID-19 telah meningkatkan kesadaran akan pentingnya interaksi fisik dan lingkungan belajar yang menguntungkan untuk perkembangan sosial-emosional anak-anak. Metode sentra main peran yang digunakan di RA Sabilillah telah terbukti efektif dalam membantu perkembangan anak-anak secara keseluruhan. Ini memberi mereka kesempatan untuk berkembang dalam keterampilan sosial dan emosional serta di bidang akademik.
Sumber Rujukan:
Daniel, S. J. (2020). Education and the COVID-19 pandemic. PROSPECTS, 49(1), 91-96.https://doi.org/10.1007/s11125-020-09464-3Â
Nurhasanudin, & Santika, T. (2021). Pendekatan Sentra Bermain Peran Untuk Meningkatkan Kecerdasan Sosial Emosional Anak Usia Dini. JoCE (Journal of Community Education), 2(1 SE-Artikel), 38-42. https://journal.unsika.ac.id/index.php/joce/article/view/4500
Wulandari, H., & Purwanta, E. (2020). Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak selama Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi :Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 452. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.626Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H