Matematika baru saja dimulai, dan Bu Jeanne, guru pengampu sekaligus wali kelas XD, sudah berdiri di depan kelas dengan penjelasan panjang lebar mengenai trigonometri. Namun, perhatian Zeia justru tertuju pada kakaknya, Rene, yang duduk di sebelahnya.
"Renata," bisik Zeia pelan sambil menyikut lengan kakaknya. "Kamu serius tidur di tengah-tengah pelajaran?"
Rene hanya menggumamkan sesuatu yang tidak jelas, kepala tertunduk di atas meja dengan tangan terlipat sebagai bantalnya. Napasnya terdengar teratur, pertanda ia sudah terlelap.
Zeia menghela napas panjang. Ini bukan pertama kalinya kakaknya bersikap seperti ini. Semalam, mereka berdua sebenarnya sudah mengobrol tentang tanggung jawab masing-masing di kelas, dengan Rene menasihati Zeia agar tegas sebagai sie ketertiban. Ironisnya, kini Rene justru menunjukkan sikap yang jauh dari kata disiplin.
Kejadian semalam pun masih segar di ingatan Zeia. Rene dan Thresha, burung peliharaan mereka yang suka berbicara seperti manusia, bermain puzzle sampai larut malam. Puzzle itu hadiah dari paman mereka, yang baru saja pulang dari luar negeri. Suara Thresha yang cerewet menyemangati Rene untuk menyelesaikan gambar kota London pada puzzle itu. Saat Zeia memeriksa ke kamar Rene pukul 2 pagi, ia masih duduk bersila di lantai sambil menyusun potongan terakhir.
Kini, akibatnya tampak jelas. Rene tidak mampu menahan kantuknya. "Renata!" Suara Bu Jeanne menggema di seluruh kelas, membuyarkan lamunan Zeia. Semua mata tertuju pada Rene yang masih tertidur.
Zeia menyikut kakaknya lebih keras kali ini. Rene terbangun dengan kaget, lalu berdiri terpaku seperti orang bersalah di hadapan Bu Jeanne.
"Kamu tidur di kelas saya?" tanya Bu Jeanne, matanya menyipit tajam.
"E... anu, Bu..." Rene berusaha merangkai alasan, tapi pikirannya yang masih setengah sadar tidak mampu memberikan jawaban.
"Cuci muka sekarang juga, Renata. Dan jangan pernah ulangi lagi kalau kamu masih ingin saya memberi nilai baik di rapor."
Tawa kecil terdengar dari beberapa sudut kelas. Rene menunduk malu sambil melangkah keluar kelas menuju wastafel. Zeia hanya bisa menggelengkan kepala.