A. Pendahuluan
Saat ini berbagai macam isu mengenai kesehatan mental masih ramai diperbincangkan. Kesehatan mental sendiri merupakan dua kata yang diterjemahkan dari istilah Mental Hygiene, yakni disiplin ilmu yang meneliti kesehatan jiwa yang fokus utamanya manusia karena menjadi objek materi dan masalah-masalah atau berbagai persoalan yang dihadapi menjadi objek formalnya. Kesehatan mental ini tidak ada dengan sendirinya. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, tentu saja akan ada berbagai masalah yang timbul. Sehingga masalah-masalah ini pun lama-kelamaan akan menjadi beban pikiran seseorang. Beban itu akan terkumpul lalu menjadi menggunung, inilah yang akan menjadi masalah bagi mental ataupun jiwa seseorang yang mengalaminya.
Dalam kehidupan bermasyarakat, masalah mental atau kejiwaan masih mendapatkan stigma (pandangan) yang tidak baik. Seseorang yang mengalami masalah dengan mental atau kejiwaannya akan dianggap negatif dan berakhir pada masyarakat yang menjauhi orang tersebut atau dengan kata lain dikucilkan. Padahal di era milenial seperti saat ini persoalan kesehatan mental bukanlah hal yang tabu untuk dibicarakan lagi. Banyaknya orang yang terkena gangguan mental, seharusnya ini menjadi pengingat bahwa itu hal yang berbahaya karena kasat mata, tidak bisa dilihat langsung seperti penyakit fisik yang dialami orang. Oleh karena itu, kita alangkah baiknya senantiasa menjaga kesehatan mental supaya tetap stabil.
Semua orang bisa mengalami ketidaksehatan mental tidak terkecuali dengan mahasiswa, terutama mahasiswa yang hidup pada lingkungan yang tidak mendukung. Sementara itu terdapat masalah-masalah lain yang mahasiswa alami, yaitu terdapat kontra batin antar apa yang menjadi berbagai keinginannya dengan apa yang harus dilakukan sejalan dengan norma-norma yang berlaku di lingkungan manapun. Agar mahasiswa bisa bertahan hidup dalam kelompok, maka ia perlu menyesuakan diri dalam kelompoknya. Jika mahasiswa tidak bisa menyesuaikan diri dalam lingkungannya, maka mahasiswa tersebut akan sangat gelisah, takut, cemas, tidak nafsu makan, tidak dapat tidur dan lain-lain.
Tuntutan tugas akademik ada kalanya terasa berat oleh mahasiswa. Boleh jadi tugas tersebut dirasa di luar batas kemampuannya yang akhirnya akan menambah stres. Tidak cuma tugas akademik saja, terdapat faktor lain yaitu terbatasnya ruang bersosialisasi juga termasuk dalam hal kesehatan mental maupun psikis. Kemudian proses pembelajaran yang harus dijalani setiap hari sangat padat, lingkungan yang kompetitif dan target pencapaian yang berat akan membuat para mahasiswa tidak memiliki waktu untuk beristirahat atau bersantai dengan cukup sehingga membuat pola tidur dan makan terganggu. Kondisi ini dapat menempatkan mahasiswa di bawah tekanan terus menerus. Kondisi ini juga dapat menimbulkan banyak dampak negatif bagi para mahasiswa, baik secara fisik maupun psikis. Dengan demikian kesehatan mental dapat berpengaruh pada kehidupan mahasiswa, karena kondisi yang sebelumnya sudah disebutkan dapat memicu stres atau sering disebut stressful environment.
Dalam Agama Islam, shalat merupakan tempat dimana manusia itu melepaskan semua pikiran dan perasaan dari semua urusan dunia yang membuat dirinya itu pusing atau stres. Jadi ketika seseorang sedang shalat, jiwanya itu akan merasa tenang dan dalam hatinya itu damai (peace mind). Para pakar yang ahli berkaitan dengan stres menganjurkan agar manusia setiap hari meluangkan waktunya untuk menenangkan dirinya sendiri. Jika anjuran ini dipakai, maka seorang muslim yang melakukan shalat lima waktu sama saja dengan melakukan upaya menenangkan diri lima kali dalam sehari. Hasil yang didapat adalah ketenangan hati yang diambil setiap hari, dengan begitu dapat meningkatkan kekebalan dirinya terhadap berbagai stres atau masalah lainnya yang terjadi.
B. Pembahasan
Sehat dalam pandangan Islam adalah sehat lahir dan juga sehat batin yang dimaksud dengan sehat lahir ditandai dengan jasmani yang bisa berfungsi tanpa ada kendala dan kesusahan. Sedangkan, yang dinamakan sehat batin adalah sehat dan bersihnya ruh atau pikiran dari berbagai penyakit. Dalam pandangan kesehatan mental di dalam agama islam, jika seseorang yang sehat rohani dan jasmani tetapi tidak melaksanakan kewajiban agama, maka mentalnya bisa dikatakan sakit. Seseorang yang sering melakukan dan mengikuti kewajiban keagamaan mempunyai hubungan dengan kesehatan mental yang sehat dan baik.
Dengan mengimani Allah SWT serta selalu berperilaku baik akan melahirkan ketenangan dan kedamaian jiwa, pengembangan kompetensi dan mendapati kebahagiaan yang sudah dijanjikan Allah SWT diperuntukkan kepada umatnya yang beriman kepadanya, yaitu mendapati kehidupan yang baik dan damai didunia serta balasan yang setimpal kelak di akhirat. Kesehatan mental meliputi pengetahuan dan juga perbuatan yang ditujukan agar dapat memaksimalkan dan memanfaatkan potensi yang dimiliki, bakat yang sudah ada dengan sebaik mungkin, sehingga menciptakan kebahagiaan diri sendiri dan juga orang lain disekitar, agar terlepas dari penyakit kejiwaan.
Pentingnya peran islam dalam kesehatan mental sangatlah dibutuhkan. Jika mahasiswa menganggap peran islam sangat penting dan dibutuhkan maka bisa dikatakan mahasiswa tersebut percaya dengan perspektif islam mengenai kesehatan mental.kemudian dengan mendengarkan lantunan ayat suci Al quran juga bisa memberikan dampak positif, salah satunya yaitu hati akan terasa tenang saat mendengarnya. Ada beberapa penyebab yang membuat seseorang bisa menjadi tenang ketika mendengar lantunannya. Yang pertama, yaitu karena yang dibaca adalah firman Allah SWT oleh sebab itu pastinya kamu merasa bahwa Allah SWT itu bersamamu. Kedua, yaitu secara tidak langsung kamu mendapatkan solusi ataupun hidayah yang bisa membuat jalan kehidupanmu menjadi lebih baik. Kemudian,yang terakhir karena lantunan ayat suci Al-Quran sangatlah merdu dan enak didengar sehingga orang yang mendengarnya akan menjadi tenang.
Tidak hanya itu, jika kita mempunyai masalah lalu kita berdoa meminta petunjuk dan bantuan maka masalah yang kita hadapi pasti akan terselesaikan dengan baik sesuai jalannya. Kembali ke iman masing-masing jika kita beriman kepada Allah SWT dan memahami pandangan islam mengenai kesehatan mental tentunya kita akan sangat percaya jika berdoa dan bertawakkal pasti akan dibantu oleh Allah SWT. Sebaliknya, jika kita tidak beriman kepada Allah SWT maka kita pastinya tidak mempercayai kekuatan doa akan membantu kita jika mengalami kesulitan.