Mohon tunggu...
Narendra Duta Raditya Muhammad
Narendra Duta Raditya Muhammad Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

hobi mancing dan main

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Judi Online sebagai Pengaruh Buruk Remaja

24 November 2024   21:31 Diperbarui: 24 November 2024   21:34 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judi Online: Pengaruh Buruk terhadap Remaja dan Dampaknya

Di era digital saat ini, judi online semakin mudah diakses, dan sayangnya, ini menjadi ancaman serius bagi remaja. Dengan banyaknya platform perjudian yang tersedia di internet, semakin banyak remaja yang terjerumus dalam praktik perjudian yang merugikan. Meskipun banyak orang menganggapnya sebagai sekadar hiburan, dampak negatif judi online terhadap psikologis, sosial, dan finansial remaja sangat besar.

Mengapa Judi Online Berbahaya bagi Remaja?

  1. Akses Mudah dan Tanpa Pengawasan
    Salah satu faktor yang membuat judi online berbahaya adalah aksesibilitasnya yang sangat mudah. Remaja hanya membutuhkan perangkat seperti smartphone atau komputer dan koneksi internet untuk mengakses situs judi. Tanpa pengawasan yang ketat dari orang tua atau pihak berwenang, mereka bisa dengan mudah terjerumus ke dalam aktivitas tersebut. Banyak platform judi bahkan tidak memerlukan verifikasi usia yang ketat, sehingga remaja yang belum cukup umur bisa dengan bebas bermain.
  2. Perasaan Candu dan Daya Tarik Keuntungan Cepat
    Judi online sering kali menawarkan keuntungan yang besar dalam waktu singkat. Hal ini menciptakan perasaan candu, terutama bagi remaja yang mencari cara cepat untuk mendapatkan uang tanpa mempertimbangkan risiko yang ada. Kemenangan sesaat bisa mendorong mereka untuk terus bermain, bahkan jika mereka kehilangan lebih banyak uang di kemudian hari.
  3. Tingkatkan Risiko Masalah Keuangan dan Kesehatan Mental
    Remaja yang terlibat dalam judi online berisiko besar mengalami masalah keuangan. Banyak dari mereka yang menggunakan uang saku atau bahkan berutang untuk terus berjudi. Ini dapat mengakibatkan tekanan mental yang besar, stres, dan kecemasan, bahkan berujung pada depresi. Selain itu, perasaan malu dan penyesalan karena kehilangan uang bisa menambah beban emosional mereka.

Dampak Sosial dan Psikologis

Selain dampak finansial, judi online juga dapat mempengaruhi hubungan sosial remaja. Remaja yang kecanduan judi sering kali mengabaikan kewajiban mereka, seperti sekolah atau hubungan dengan keluarga dan teman. Mereka mungkin mengisolasi diri atau berbohong untuk menutupi kebiasaan berjudi mereka. Dalam beberapa kasus, remaja bisa terlibat dalam perilaku kriminal, seperti mencuri uang atau berutang untuk melanjutkan kebiasaan berjudi mereka.

Contoh Kasus Remaja yang Terjerat Judi Online

Sebuah laporan dari Kompas pada tahun 2022 melaporkan seorang remaja di Jakarta yang kecanduan judi online dan kehilangan uang hingga ratusan juta rupiah. Remaja ini awalnya hanya bermain judi secara iseng, tetapi lama-kelamaan semakin sering bermain dan mulai berjudi dengan uang pinjaman. Akhirnya, dia terjerat utang dan mengalami masalah psikologis yang serius. Kasus ini mencerminkan bagaimana judi online bisa merusak kehidupan remaja dalam waktu singkat.

Selain itu, ada juga contoh lain yang dilaporkan oleh CNN Indonesia pada tahun 2023, tentang seorang remaja di Bandung yang mengalami masalah akademik dan hubungan keluarga yang memburuk akibat kecanduan judi online. Akibatnya, dia terpaksa menjalani konseling psikologi untuk mengatasi ketergantungannya.

Upaya Mengurangi Dampak Judi Online pada Remaja

Untuk mencegah remaja terjerumus dalam perjudian online, beberapa langkah pencegahan dapat dilakukan, seperti:

  1. Pendidikan dan Penyuluhan
    Orang tua dan guru perlu memberikan pendidikan kepada remaja mengenai bahaya judi online dan dampak buruknya. Pemberian informasi yang jelas tentang konsekuensi hukum dan psikologis dari judi dapat membantu mereka menghindari kecanduan.
  2. Pengawasan Orang Tua
    Orang tua harus lebih aktif dalam mengawasi penggunaan perangkat digital oleh remaja mereka. Mengatur kontrol orang tua dan memblokir situs-situs judi bisa menjadi langkah awal yang penting.
  3. Pemberian Alternatif Positif
    Menyediakan aktivitas alternatif yang positif, seperti olahraga, seni, atau kegiatan sosial lainnya, dapat membantu mengalihkan perhatian remaja dari keinginan untuk berjudi.

Sumber Referensi

  1. Kompas. (2022). Kasus Remaja Kecanduan Judi Online di Jakarta. Kompas.com
  2. CNN Indonesia. (2023). Dampak Negatif Judi Online terhadap Remaja. CNN Indonesia

Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, diharapkan remaja bisa lebih sadar akan bahaya judi online dan dapat menghindarinya demi masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun