Mohon tunggu...
Maria Gracia Ayuk T
Maria Gracia Ayuk T Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Bernyanyi,membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terhiraukan

26 Januari 2024   11:48 Diperbarui: 31 Januari 2024   12:30 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wajah yang selalu gembira dengan senyumnya yang terus melekat diwajahnya muncul di balik gerbang sekolah, dengan semangat dia memasuki sekolah. Dia berjalan bersama temannya dengan santai sambil mengamati bangunan pendopo yang begitu khas serta mengamati beberapa orang yang sedang berjalan berlalu lalang di hadapannya. Sampai di depan kelas ia masuk dan duduk sambil melihat handphonenya.

Dia adalah Amora orang yang kelihatannya sabar, dan semangat, namun dibalik itu semua ia menyimpan sebuah kekesalan dan memberikan nasehat yang telah ia pendam selama ini. Dan teman baik nya yang bernama Emily.

Cuaca pagi hari yang begitu sejuk dengan daun yang masih terdapat embun, dilengkapi pemandangan pendopo yang bernuansa Jawa yang disertai gambar wayang-wayang, dan  beberapa batik, serta terdapat anak-anak yang sedang berkumpul untuk menunggu tema projek p5 terbaru mereka.

Ketika undian sudah dimulai suasananya berubah menjadi bising dan terdengar beberapa murid yang menyatakan "Plis dapat Papua Ya Tuhan." Suara itu berasal dari anak kelas sebelah yang membuat kita semua tertawa terbahak-bahak.

Lalu seketika keadaan menjadi tegang dan panik karena undian telah dimulai. Seketika suasana menjadi tegang dan gelisah, karena belum tau mendapatkan tema apa.

"Ya Tuhan mohon Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara didapatkan kelas kami." Ucap Amora dan Emily bersamaan dengan muka tegang.

Seketika keadaan membuat kami semua mematung dan panik seketika, karena ingin mendapatkan yang mudah dan sesuai dengan perbedaan di kelas kita. Yah bisa ditebak kelas kita mendapatkan undian terakhir.

 "Yeee terimakasih Tuhan, hahaha!" Suara teriakan gembira dari teman-teman Amora.

Ya sudah tertebak, kalian akan terkejut sama seperti Amora. Dia tidak menyangka akan mendapatkan tema Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Yang membuat ia terkejut adalah bahwa teman itu sesuai dengan perbedaan di dalam kelas Amora.

 Suasana kelas dengan canda dan tawa dari teman-teman yang disertai dengan cuaca yang begitu cerah dan ketika siang hari serta istirahat kebisingan menjadi lebih ramai dan bermacam -macam sampai bingung ingin mendengarkan yang mana.

 Amora tengah duduk dengan Emily di kelas sambil ngobrol "Eh kamu seneng enggak sih dapat tema ini.?" Ucap Amora. 

 Lalu Emily menjawabnya "Iya seneng banget lah, toh apa lagi ada Jawa."

Amora pun mendengarkan sambil tersenyum "Iya juga, bener kata mu. Kita juga disuruh nari Jawa kann, aduh gak bisa aku." Emily menatap Amora dengan heran.

 "Lah kenapa, bukannya senang dapet Jawa dari pada drama.??"

Amora pun menatap Emily dengan jengkel."Lah kamu mah bisa! Lah aku ini apaa, aku udah jarang nari terakhir nari aja TK. Lagi pula aku enggak suka pasti nanti ada yang cerewet, sebel tau.!" Sambil menunjukan muka malasnya.

 Emily pun paham dengan yang diucapkan Amora "Ya udah toh nggak papa nanti juga pasti orangnya sadar harus gimana. Kalau emang nggak ngerti baru di tegur." Dan Amora pun mengiyakannya.

Istirahat sudah selesai mereka berkumpul untuk merancang tema yang belum selesai mereka buat, dan teman - teman Amora berkumpul ikut membantu memikirkan dan  menyarankan temannya.

 "Gimana kalau nanti pas di tarian Jawa mau ke Bali ada salah satu penari Bali masuk ngerusuh." Usul salah satu teman Amora.

"Boleh tuh idenya, bagus juga bisa menghemat waktu sama biar nyambung ceritanya dan biar nggak prik." Jawab si sutradara kelas Amora.

Teman yang lain pun bersama mengatakan "Iya boleh bagus tuh." Dengan muka yang semangat, dan suara yang lantang.

Kegembiraan di kelas dengan cuaca yang cerah membuat mereka bersemangat untuk berlatih tarian, drama, dan gerak lagu. Jam masuk pun tiba mereka semua berkumpul dalam tugas mereka masing masing untuk latihan.

Amora yang ditunjuk sebagai penari Jawa pun berkumpul dengan teman-temannya yang ditunjuk untuk menari Jawa juga. Lalu mereka semua berkumpul untuk melihat video dan berlatih gerakan.

"Eh kita lihat dulu ya videonya, baru habis itu kita latihan." Ujar Shireen salah satu teman sekelas Amora yang menjadi penanggung jawab tarian Jawa.

"Iya Ren." Kata Amora dan teman-temannya dengan semangat.

Ketika mereka sudah selesai menonton videonya mereka lalu mengatur barisan dan mengatur pasangan yang sepadan tinggi badannya agar tidak aneh. Mereka pun mulai berlatih gerakan dengan perlahan dan step by step.

"Kita mulai latihan satu gerakan dulu ya. Lihat aku dulu, gini ya gerakannya." Shireen memperagakan gerakan tangan dan cara masuk ke panggung, dan diperhatikan oleh Amora dan 5 temannya yang mendapatkan tugas menari Jawa.

"Kalian coba dulu gerakannya." Suruhnya.

Lalu mereka satu persatu dilatih dan diajari dengan pelan oleh Shireen. "Nah, itu bisa. Coba deh kamu, iya gitu yeee." Katanya dengan wajah senang.

Ketika Shireen sedang menjelaskan barisan dan gerakannya, tiba - tiba saja ada yang menyahut ucapan Shireen yang belum selesai.

"Eh ini ginikan. Berarti nanti aku gini di sini ya." Ujar salah satu dari mereka.

Amora pun mencoba membuat dirinya sabar, namun ia juga kesal melihat Shireen yang belum selesai berbicara.

Suasana menjadi sangat gaduh, ketua p5 kelas mereka memutuskan untuk evaluasi bersama. Mereka pun duduk melingkar di lantai, dan memulai evaluasinya. Ketika sudah dimulai suasana mulai tenang, sesi memberikan pendapat dan memberikan saran dimulai, beberapa teman Amora sudah ada yang memberikan saran. Lalu ketua p5 kita bertanya siapa lagi yang ingin menyampaikan pesan.

Amora pun mengangkat tangan dan menyampaikan kekesalannya. "Saya ingin menyampaikan untuk Liana, maaf kalau sedang latihan dan ketika Shireen sedang menjelaskan jangan banyak tanya, bukannya nggak boleh tanya tapi kasian Shireen kalua ngejelasin ulang." Ujur Amora dengan badan dingin karena gugup ingin menyampaikannya.

Dan semua teman Amora pun setuju, dan ketika mengamati juga seperti yang di katak Amora. Lalu mereka semua membagikan saran-saran bagi kami semua dan ada juga yang untuk perorangan, dan kami dapat menyelesaikan permasalahan itu dengan damai serta dapat memperbaiki diri mereka semua agar lebih baik untuk latihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun