brand lokal yang memproduksi scarf bertemakan "Palestina".Â
Konflik Jalur Gaza tahun ini benar-benar berbeda dari konflik tahun sebelumnya. Mulai dari ekskalasi konflik nya, demon yang semakin massif bahkan melalui jalur media sosial dan berdampak sampai ke ranah bisnis Fashion and Beauty dengan banyaknyaKlaim dari brand-brand tersebut bahwa seluruh keuntungan dari penjualan scarf akan di donasi-kan untuk warga jalur Gaza yang terdampak konflik.Â
Ide bisnis tersebut tentunya sudah berkesesuaian  dan menjadi contoh bahwa anak muda dan pebisnis sekarang cukup kreatif dalam berbisnis sekaligus meningkatkan value kemanusiaan dalam usaha mereka.
Poin menarik dari bisnis ini  terletak  pada inspirasi munculnya ide kreasi motif dan warna pada scarf tersebut.
Melihat dari model scarf yang muncul di berbagai platform media sosial akhir-akhir ini secara keseluruhan mengarah pada bentuk  "Keffiyeh".Â
Apa itu "Keffiyeh"?Â
Keffiyeh populer selama revolusi Arab melawan penjajahan inggris pada tahun 1936.Â
Melansir dari media Kuvrd, Keffiyeh sebelum tahun 1930-an dikenakan oleh Suku Badui dan petani Palestina yang bepergian sepanjang tahun sebagai pelindung dari badai pasir dan terik matahari. Secara tradisional Keffiyeh terlihat dalam warna merah dan hitam. Keffiyeh merah berasal dari banyak wilayah di Semenanjung Arab Selatan dan tetap menjadi simbol budaya populer di wilayah Yordania, Irak dan Wilayah Teluk. Keduanya memiliki tujuan secara praktikal dan simbolis, dan secara historis dipakai oleh suku Badui karena mewakili warna gurun Arab merah dan hitam.
Melansir dari Egypt Today, Pada tahun 1960-an dengan bangkitnya kelompok perlawanan Palestina, mantan Presiden Yasser Arafat memperkuat makna dibalik keffiyeh dengan menggunakannya setiap muncul di publik dengan menyampirkannya di bahu kanan agar menyerupai peta Palestina sebelum tahun 1948. Â Sekitar tahun 1967-1993 pasca pelarangan pengibaran bendera Palestina, semarak penggunaan keffiyeh ini menjadi ekspresi identitas Palestina pada tingkat global.Â
Keffiyeh merupakan kain berbentuk persegi bermotif monogram yang terbuat dari bahan katun atau linen yang di dekorasi dengan perpaduan warna merah, putih, dan hitam putih.Â
Keffiyeh memiliki tiga pola berbeda yaitu pola jaring ikan yang mewakili sejarah pelaut Palestina dan Laut Mediterania. Kedua, pola ukiran daun Zaitun yang mengacu pada pohon zaitun yang terkenal di Palestina karena melambangkan sumber ekspor benih dan minyak nya, selain itu pohon itu juga dianggap sebagai bukti ketabahan, kekuatan dan keberanian. Ketiga, pola garis tebal yang merupakan jalur perdagangan antar negara.Â
Ketiga pola ini menjadi pengingat akan kekayaan warisan bangsa Palestina dan hubungan mereka dengan daratan, lautan, dan dunia yang lebih luas.
Melansir dari The Guardian, Omar Jose Khoury, desainer asal Palestina mengatakan bahwa Keffiyeh menyimbolkan pemindahan sistematis, pembunuhan diluar hukum dan opresi.Â
Hingga saat ini Keffiyeh sering digunakan tidak hanya oleh orang Palestina namun digunakan oleh banyak orang dari penjuru dunia untuk menyimbolkan kebebasan dan perlawanan  terhadap penjajah dan pendudukan wilayah Palestina.Â
Dari sini kita belajar bahwa di era modern bentuk perjuangan bisa dilakukan dengan berbagai cara dan salah satunya dengan memperkenalkan identitas budaya dari negara yang tengah dijajah lalu menciptakan model kreasi yang baru untuk memberikan dukungan secara materiil dan non materiil.
Dalam perkembangannya, respons positif hadir dari konsumen yang ditunjukkan dengan durasi penjualan yang singkat bahkan dengan masa pre oder sekalipun mereka tetap membeli dan menunggu produksi dari scarf Palestina tersebut.Â
Terimakasih untuk brand-brand lokal yang sudah massif bergerak dan secara tidak langsung sudah berdakwah dengan cara yang unik. Dan yuk kita sebagai konsumen lebih bijak dalam memilah dan memilih untuk berkontribusi bahkan saat sedang berbelanja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H