Perundungan bukan masalah sepele, korban cenderung tidak berani menungkapkan apa yang diderita hingga akhirnya membawa pengaruh pada psikologis dan tidak menutup kemungkinan untuk memutuskan bunuh diri, agar semua berakhir, menurut si korban. Sebuh survey yang dilakukan oleh WHO melalui Global School-based Students Helath (GSHS) pada 2015 menyatakan 1 dari 20 remaja di Indonesia punya keinginan bunuh diri dan salah satu penyebabnya yaitu perundungan yang mencapai 20,9%.Â
Semenyakitkan itu kah? kadarnya mungkin akan berbeda-beda, tapi yang jelas semua orang memiliki hak atas hidup dan kehidupannya, setiap manusia ingin dihargai layaknya manusia lainnya. Â Ada mereka yang bertahan, diberikan kekuatan dan mampu bangkit ada juga yang tidak. Karenanya kita, sebagai anak muda berkewajiban untuk mengambil peran, sesederhana apapun itu menurut kita, yakinlah dampaknya tetap bernilai terutama bagi mereka yang terjebak dalam tindakan perundungan, juga bagi diri kita.Â
Melalui konferensi ini, para delegasi juga turut menyalurkan ide kreatifnya dalam aksi pencegahan dan penanganan kasus perundungan dan Kekerasan terhadap anak dan perempuan. Semoga melalui ide-ide tersebut, semangat keperdulian ini akan terus ada dan tersebar lebih luas dan ada aksi nyata yang bisa dipersembahkan untuk daerah dan negara.
MARI BERANI BICARA, BERANI BERTINDAK, SIAP MENGAMBIL PERAN. STOP BULLYING, STOP KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK, STOP DISKRIMINASI.Â
Terimakasih Katalisator Muda Aceh yang telah menyelenggarakan konferensi ini untuk Pemuda/i Aceh.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H