Sebuah inovasi terbaru di dunia kesehatan kulit menawarkan harapan baru bagi penderita dermatitis atopik. Sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat inovasi produk bath bomb yang dapat mengurangi gejala flare up Dermatitis Atopik dengan kandungan Mackerel Oil dan Black Seed Oil sebagai bahan utama.
Dermatitis atopik, yang ditandai dengan kulit kering, gatal, dan meradang, sering kali memerlukan perawatan yang konsisten. Kombinasi unik mackerel oil dan black seed oil dalam bath bomb ini menjanjikan pendekatan baru yang lebih nyaman dan alami untuk meredakan gejala tersebut. Meskipun dermatitis atopik atau eksim bukanlah kondisi yang berbahaya, penyakit kulit ini sering kali dianggap mengganggu penampilan dan menimbulkan ketidaknyamanan akibat rasa gatal yang ditimbulkannya.
"Selama ini belum ada inovasi pengobatan dermatitis atopik dengan bentuk sediaan bath bomb. Kebanyakan pengobatan yang dilakukan oleh penderita untuk mengatasi gejala menggunakan salep golongan kortikosteroid dan pelembab saja." Ujar Nabilla, Kamis (15/8/2024).
Kekhawatiran penggunaan salep terus menerus yang dapat menyebabkan kulit menjadi lebih tipis, hipopigmentasi, rasa tidak nyaman dan lengket akibat penggunaan jangka panjang membuat Nabilla Nur Jasmine Putri Susilo, Fricilia Nur Syahada, Nafisatuz Zain, Permata Shafa Salsabila dari program studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan dan Anugrah Wahyu Pribadi dari program studi Aquakultur Fakultas Pertanian Peternakan berkolaborasi menggabungkan kedua terapi farmakologi dan non-farmakologi dalam satu sediaan untuk meminimalisir efek samping lokal dan ketergantungan penggunaan obat kimia pada penderita dermatitis atopik.
Kandungan asam lemak omega-3 pada mackerel oil yang memiliki khasiat anti inflamasi dapat membantu memperbaiki lapisan kulit yang rusak dan kandungan flavonoid pada black seed oil yang telah digunakan selama berabad-abad dalam pengobatan tradisional, memiliki khasiat antibakteri. Kombinasi kedua bahan ini dalam bath bomb menawarkan potensi untuk tidak hanya meredakan gatal dan peradangan, tetapi juga membantu memperbaiki kondisi kulit secara keseluruhan.
Inovasi ini lolos dalam pendanaan program krativitas mahasiswa (PKM) skema riset eksakta (RE) dari Kemendikbud Ristek dan didukung dengan hasil positif dari pengujian anti bakteri dengan metode difusi sumuran pada bakteri Staphylococcus aureus serta anti iritasi yang dilakukan dengan metode HET-CAM (Hen's Egg Test-Chorioallantoic Membrane).
"Dengan hadirnya bath bomb ini, diharapkan penderita dermatitis atopik kini memiliki pilihan baru untuk merawat kulit mereka dengan cara yang lebih mudah dan menyenangkan. Produk ini diharapkan dapat segera tersedia di pasaran, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh lebih banyak orang." pesan Nabilla.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H