Sekelompok Syiah yang pada saat itu terprovokasi oleh pemerintah teokratis Iran yang juga ikut serta menyerang kependudukan Israel. Israel juga memulai invasi Lebanon pada tahun 1978 untuk merespon balik serangan dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang menewaskan 38 warga sipil Israel.
Invasi terbesar yang diluncurkan oleh Israel adalah pada tahun 1982, di saat terjadinya perang saudara di Lebanon. Israel membawa ribuan pasukan tentara dan tank berlapis baja
untuk melintasi perbatasan dengan tujuan memukul mundur Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang terus menerus meluncurkan serangan ke Israel dari Lebanon. Dalam waktu tiga bulan, Israel membawa pasukannya mundur dan menciptakan zona penyangga di Lebanon.
Pembantaian sedikitnya menewaskan 20.000 warga sipil Lebanon dan dipihak Israel tewas 654 tentara gugur. Invasi Israel pada tahun 1982 ini berhasil memukul mundur Organisasi Pembebasan Israel (PLO) yang pada akhirnya memindahkan kantor pusatnya dari Lebanon ke Tunisia. Selama kekacauan ini terjadi, Lebanon mendirikan sebuah organisasi politik dan militan, yaitu Hizbullah yang berarti “Partai Tuhan”.
Hizbullah bersumpah untuk mengusir kekuatan Barat dari Lebanon, menghancurkan negara Israel, dan berjanji setia pada pemimpin tinggi Iran. Lebanon tetap menekankan, bahwa rakyat Lebanon harus dapat menentukkan nasib negaranya sendiri.
Awalnya Israel melakukan invansi ke Lebanon dengan tujuan membubarkan organisasi
PLO yang dibuat oleh para pengungsi Palestina di Lebanon. Tetapi tujuan ini berubah, Israel bermaksud menguasai wilayah-wilayah Lebanon dan mendirikan Israel Raya. Hizbullah pun bertujuan merebut kembali wilayah-wilayah Lebanon yang telah dikuasai oleh Israel ketika invansi. Hingga akhirnya Hizbullah berhasil merebut kembali wilayah-wilayah Lebanon yang pernah dikuasai oleh Israel ketika invansi.
Israel adalah musuh utama Hizbullah, meskipun Israel telah menarik diri dari wilayah Lebanon Selatan pada tahun 2000, Israel tetap bentrok dengan Hizbullah. Konflik ini pun melebar menjadi perang selama sebulan pada tahun 2006, karena Hizbullah meluncurkan ribuan roket ke wilayah utara Israel.
Israel tidak tinggal diam, lantas terkirimlah serangan udara dari Israel untuk Lebanon. Konflik yang meluas ini pada akhirnya memakan banyak korban, dan kebanyakan merupakan warga sipil, tentu saja konflik ini juga membuat banyak sekali kerugian untuk kedua belah pihak, kerusakan infrastruktur, serta kerugian yang lainnya.
Ketegangan ini terjadi secara berkelanjutan, meskipun Hizbullah mendapatkan serangan balik yang memporak-poranda, hal tersebut tidak membuat tekad Hizbullah menjadi ciut, Hizbullah justru berusaha menyamakan power-nya dengan Israel.
Hizbullah pun berhasil mempertahankan posisinya dengan mendapatkan pamor dari negara-negara di wilayah Timur Tengah. Hizbullah berhasil mengharumkan nama-nya dan mendapatkan dukungan dari banyak negara di wilayah-nya.
Lain daripada itu, alih-alih mendapatkan dukungan dari negara-negara di wilayah mereka berdiri, Israel justru mendapatkan kritikan internasional atas segala tindakan militernya yang berakhir memakan banyak korban.
Faktor yang menjadi penyebab daripada konflik ini pun ada, salah satunya yang
akan saya paparkan ialah faktor identitas serta ideologi yang mendasari konflik.