Berawal dari pertengkaran di dalam ruang itu, ternyata menyakiti hatinya.
Rasa kebencian meracuni pikirannya, nalurinya tergoda untuk memikirkan caranya membalas rasa sakit hatinya.
Ketika ia, mengetahui aku akan ditunjuk untuk menduduki posisi X, ia melakukan berbagai cara agar saya tidak mendapat posisi tersebut. Ia mencoba menghubungi a,b,c hinga z. dan akhirnya upayanya berhasil.
aku pun batal mendapat posisi X.
belum puas sampai disitu, ia merangkul orang-orang, yang tadinya berseberangan dengan dirinya untuk berada di pihaknya.
Seperti para politikus, hari ini menyerang lawan politiknya dengan kritikan pedas,,eee tahu-tahu esok atau lusa sudah berada dipihak yang sama.
"eee tadi si mrs. s cerita ke aku, kamu, tadi ada bertengkar dirinya ....coba lah minta maaf" ucap trekan kerja yang sependek pengetahuanku mereka berdua tidak dingin dalam berbicara.
aku terseyum sajja, hitung-hitung menjadi amal kebaikan membuat hubungan mereka yang tadi rapuh menjadi lengket lagi.
eeee tarnyata belum sampai disitu rasa kebenciannya, lagi-lagi ia melihat kesalahnnku, untuk menyedutkanku.
Bagaikankan petinju yang memukul lawannya hinga terpojok di ring tinju.
"eeee kak, itu loh Mrs. S, yang menyampaikan ke Pimpinan"..