Duduklah sebentar dan dengarkan aku.
Luka lama yang ku tutup rapat lalu ku simpan di penjara pengabaian. Begitu gelap dan tak mampu tertembus cahaya.
Dia pelabuhanku. Tempatku berpulang
Ku habiskan waktu demi bisa terus bersama. Merajut asa hingga keputusasaan melanda. Aku sudah berusaha. Namun semua tak berarti apa-apa.
Pahitnya ku telan mentah-mentah.
meski terluka, tetap ku peluk erat dia yang memiliki seribu duri tajam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!