Mohon tunggu...
Rahma Eka Nabila
Rahma Eka Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Diam adalah jeritan paling kuat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah yang Hilang

20 November 2024   04:40 Diperbarui: 20 November 2024   07:10 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Duduklah sebentar dan dengarkan aku.

Luka lama yang ku tutup rapat lalu ku simpan di penjara pengabaian. Begitu gelap dan tak mampu tertembus cahaya.

Dia pelabuhanku. Tempatku berpulang

Ku habiskan waktu demi bisa terus bersama. Merajut asa hingga keputusasaan melanda. Aku sudah berusaha. Namun semua tak berarti apa-apa.

Pahitnya ku telan mentah-mentah.

meski terluka, tetap ku peluk erat dia yang memiliki seribu duri tajam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun