Mohon tunggu...
Rahma Eka Nabila
Rahma Eka Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Diam adalah jeritan paling kuat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah Kelam Masa Silam

13 Januari 2022   07:32 Diperbarui: 13 Januari 2022   14:36 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Karya Rahma Eka Nabila

kala itu....

bulannya cerah, seperti mentarimu. 

Tidak, warnanya berbeda.

Hilang?  Kemana perginya?

Empat tahun yang lalu.

Tanganmu berdarah, air matamu bercucuran.

Iya, "ku" gores dengan belati.

Hujan masih terlihat indah seperti dulu di kereta

Jalanan kota tetap ramai dengan bermacam toko

Mau jajan apa? Ayo ambil gambar

boleh ku genggam tanganmu? Jangan tinggalkan aku ya!

Tetapi "kamu" yang pergi

ayo berpisah! 

Ha? Kenapa? Apa "aku" punya salah?

Bercanda. Beri aku waktu untuk memperbaiki semuanya

Itu sangat lama

Baiklah, ayo berpisah.

Aku menyesal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun