A. Lahirnya Sumpah Pemuda
   Hari lahir sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928 dimulai dari peran Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI), yang menggagas penyatuan pandangan, gagasan, pikiran dan seluruh raganua untuk kepentingan bangsa Indonesia. Lahirnya sumpah pemuda tentu melalui tahapan yang panjang yang sulit. Mulai pada tahun 1926 telah terjadi pertemuan-pertemuan organisasi pemuda dari berbagai daerah terus dilakukan. Pada tanggal 12 Agustus 1928 para pemuda dari berbagai daerah melakukan pertemuan dengan mengambil kesepakatan, bahwa akan mengadakan suatu kongres di bulan oktober mendatang. Kongres tersebut nantinya melahirkan suatu gagasan yang kemudian disebut dengan sumpah pemuda. Setidaknya terdapat tiga pertemuan penting yang melatarbelakangi lahirnya sumpah pemuda.
   Pertemuan pertama, yang dilaksanakan di Gedung Katholik, Sugondo Djojopuspito selaku ketua pemuda dalam sambutannya mengharapkan, pertemuan yang dilaksanakan dapat memperkuat semangat persatuan dan kesatuan. Berikutnya Mohammad Yamin yang juga menyampaikan orasi, bahwa yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan yakni kesadaran sejarah, Bahasa, hukum, pendidikan, dan keinginan bersama.
   Selanjutnya pertemuan kedua yang diadakan di Gedung Java Bioskop. Pada pertemuan ini berkaitan masalah pendidikan dengan mengambil kesimpulan, bahwa perlu ada keseimbangan pendidikan di sekolah dengan di rumah. Selain itu, sistem pendidikan perlu dilakukan secara demokratis. Pada pertemuan kedua ini, bisa dikatakan, bahwa jauh sebelum diproklamirkan kemerdekaan para pemuda anak bangsa sudah memikirkan tentang pendidikan sebagai bagian yang sangat fundamental untuk merubah nasib bangsa. Mengapa pendidikan menjadi penting dikarenakan kondisi pendidikan kita yang masih tertinggal dengan kualitas rendah menjadi suatu permasalahan yang perlu dihadapi dan diberikan jalan keluar dari permasalahan tersebut. Sehingga perlu usaha dan sinergitas berbagai elemen dalam mencapai kualitas pendidikan yang baik.
   Selanjutnya pertemuan ketiga dilangsungkan di Gedung Indonesische Club jalan keramat raya. Pada pertemuan ini mengambil keputusan tentang pentingnya nasionalisme. Pada era sekarang ini, jati diri bangsa sedang mengalami banyak tantangan. Hal ini bisa terlihat dari tumbuhnya sikap etnosentrisme yang lebih mengedepankan kesukuan daripada kecintaan terhadap tanah air Indonesia atau lebih tepatnya sikap etnosentrisme yang berlebihan. Sekaitan dengan itu, diperlukan semangat kebangsaan yang tinggi agar Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya semboyan belaka, akan tetapi benar-benar menjadi pemersatu bagi masyarakat Indonesia.
   B. Mengokohkan Semangat Persatuan
   Sumpah pemuda merupakan bentuk pengakuan daripada pemuda Indonesia dari seluruh daerah tanpa melihat identitas baik berkaitan dengan suku, agama, dan ras. Para pemuda ini Bersatu padu dalam bingkai yakni kesatuan dengan mengucap ikral yang oleh penulis menganggap sebagai sesuatu yang sakral. Bunyi daripada ikrar yang diucapkan kurang lebih seperti ini bahwa; bertumpah darah satu yakni tanah air Indonesia, berbangsa satu yakni bangsa Indonesia, dan menjunjung tinggi bahasa persatuan yakni bahasa Indonesia. Hasil daripada kongres ini yang terjadi tanggal 28 Oktober 1928 dijadikan tonggak dalam memperingati hari sumpah pemuda.
   Apabila menelaah ikrar atau sumpah yang diucapkan oleh pemuda Indonesia 28 Oktober 1928, maka menurut penulis hal yang dilakukan oleh para pemuda ini bukan kepentiangan diri atau kelompok. Akan tetapi untuk semua rakyat yang ada di Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, jika membaca sejarah perjuangan Sukarno dan Muh. Hatta pada zaman penjajahan Belanda. Kedua tokoh ini banyak mencicipi pahitnya dunia penjara demi memperjuangkan rakyat Indonesia dari belenggu kaum penjajah. Sukarno misalnya, berkali-kali ditawari kehidupan yang menyenangkan dan akan diperlakukan secara istimewa oleh Belanda apabila bersedia bekerjasama dengan Belanda, akan tetapi hal tersebut ditolak. Apa yang dipraktekkan oleh Sukarno merupakan cerminan pemimpin yang mengayomi rakyatnya, tidak mementingkan dirinya sendiri. Akan tetapi ia rela berkorban untuk kepentingan rakyat Indonesia ketika itu. Menurut penulis Sukarno merupakan sosok pemimpin yang tercerahkan.
   Sumpah pemuda merupakan peristiwa sejarah yang menegaskan terhadap ikatan persatuan dan kesatuan kelompok pemuda di tanah air yang dinyatakan secara terbuka dihadapan pemerintah kolonial Belanda. Gerakan kelompok-kelompok pemuda yang ada pada tahun 1928 seakan menunjukkan kepada dunia tentang jiwa patriotisme melalui deklarasi satu tanah air, satu bahasa, dan satu bangsa. Pada saat yang sama aksi dipahami sebagai sikap resisten yang dilakukan secara terbuka kepada Belanda.
   Deklarasi Sumpah Pemuda memiliki arti yang sangat mendalam bagi cikal bakal ide terwujudnya Negara persatuan dan kesatuan Indonesia. Masa ini sering disebut sebagai masa bangkitnya elemen kejiwaan dari ide NKRI, tanpa menyentuh sama sekali keunggulan primordialistik. Pada masa ini pemahaman nasionalisme diwarnai oleh Civic Nasionalism atas dasar kesamaan penderitaan.
   Sumpah pemuda merupakan momentum yang berhasil menyatukan pemuda se Indonesia dalam satu ikatan kebangsaan. Tidak terlalu berlebihan kalau kemudian Yamin, dalam rangka memperingati sumpah pemuda, menulis sekumpulan sajak yang diterbitkan pada tahun 1929 dengan judul Indonesia Tumpah Darahku. Sajak-sajak tersebut mencerminkan keyakinan dikalangan kaum terpelajar muda, bahwa pertama-tama mereka adalah orang Indonesia, dan baru yang kedua orang Minangkabau, Batak, Jawa, Bugis-Makassar, Islam, Kristen dan lain sebagainya.