Mata kuliah pendidikan Pancasila merupakan mata kuliah wajib umum (MKWU) dijenjang pendidikan tinggi yaitu pada tingkat sarjana dengan bobot sebanyak 2 SKS, diwajibkannya mata kuliah ini untuk dapat dilaksakan disemua perguruan tinggi hal ini dikarenakan pendidikan Pancasila memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kepribadian mahasiswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, Pelaksanaan Mata Kuliah Pendidikan Pancasila ini sendiri mengacu pada kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI) dengan tujuan menjadikan mahasiswa yang memiliki karakter bangsa sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila-sila Pancasila, peran penting mata kuliah pendidikan Pancasila tidak hanya dilaksanakan pada ranah kompetensi kognitif saja tetapi secara menyeluruh baik dari segi kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor, hal ini sebagaimana terdapat dalam rencana pembelajaran semester (RPS) yang menekankan pada capaian pembelajaran mata kuliah tersebut baik dari capaian pengetahuan, capaian sikap, dan capaian keterampilan.
Selain itu juga menekankan pada kompetensi inti mata kuliah yang terdiri dari sikap spiritual, sikap sosial, Pengetahuan, Keterampilan. Kompetensi inti tersebut akan memiliki indikator sebagai bentuk dari kompetensi dasar, hal tersebut sesuai dengan esensi tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003, Tujuan Dikti Undang-Undang No.12 Tahun 2012, KKNI Permendikbud No.73 Tahun 2013, dan Permendikbud No.49 Tahun 2014 tentang standar nasional pendidikan tinggi. Hal ini bertujuan untuk dapat mencapai sasaran kompetensi secara menyluruh dalam mata kuliah pendidikan Pancasila.
Peran yang pertama dari mata kuliah Pendidikan Pancasila dalam mengembangkan kepribadian mahasiswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yaitu melalui proses perkuliahan, dengan menekankan pada ranah pengetahuan atau kognitif, dalam pengetahuan ini sendiri mahasiswa diajarkan materi-materi yang terdapat dalam rencana pembelajaran semester (RPS) yaitu terdiri dari:
a. Landasan Tentang Pendidikan Pancasila
    Bagaimana latar bekang pendidikan Pancasila itu sendiri, baik dari segi urgensi, sumber historis, sosiologis politik, tantangan pendidikan Pancasila, esensi dan urgensi pendidikan Pancasila.
b. Kajian Pancasila Berdasarkan Arus Sejarah Bangsa Indonesia.
    Bagaimana Pancasilaberdasarkan arus sejarah bangsa yang didalammya membahas tentang, urgensi, sumber historis, sosiologis, politis, dinamaka, tantangan, esensi dan urgensi, kesemuanya itu berkaitan dengan sejarah bangsa Indonesia, maksud inti dari pembahasan ini menekankan pada Pancasila yang berkaitan dengan sejarah bangsa Indonesia.
c. Pancasila Sebagai Dasar Negara
    Konsep negara beserta tujuan dan urgensi dari dasar negara, membahas kajian bagaimana Pancasila sebagai dasar negara, membahas sumber yuridis histori sosiologis politis tentang bagaimana Pancasila sebagai dasar negara, membahas dinamika tantangan Pancasila sebagai dasar negara, dan membahas tentang esensi urgensi pentingnya Pancasila sebagai dasar negara, inti dari pembahasan ini menekankan bagaimana Pancasila sebagai dasar negara, dan urgensi Pancasila sebagai dasar negara.
d. Pancasila Merupakan Ideologi Negara.
    Konsep urgensi Pancasila sebagai ideologi negara, kajian tentang perlunya Pancasila sebagai  ideologi negara, sumber historis sosiologis politis Pancasila sebagai ideologi negara. dinamika tantang Pancasila sebagai ideolgi negara, esensi urgensi Pancasila sebagi ideologi negara, inti dari kemuanya pembehasan ini menekankan pada bagaimana peran ideologi sebagai arahan tentang moral dalam berkhidupan di sosial masyarakat, berbangsa dan bernegara.
e. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
    Pancasila sebagai sistem filsafat, diperlukannya kajian Pancasila sebagai sistem filsafat, Pancasila ditinjau dari sudut pandang historis sosiologis politis sebagai sistem filsafat, bagaimana tantangan dinamika Pancasila sebagai sistem filsafat, dan esensi urgensi yang menjelaskan Pancasila sebagai sistem filsafat, inti dari meteri ini menekankan pada Pancasila sebagai genevitus objecvitus dan genevitus subjectivus kedua hal tersebut menekankan pada pendekatan tentang pengertian Pancasila sebagai filsafat, dan bagaimana pentingnya Pancasila sebagai sistem filsafat.
f. Pancasila Merupakan Sistem Etika
    Urgensi, latar belakang, sumber historis sosiologis politis, dinamika, esensi urgensi kesemuanya itu berkaiatan dengan Pancasila sebagai sistem etika, dalam pembahasan pertemuan ini menekankan pada Pancasila sebagai sistem etika bertujuan untuk mengatur tentang prilaku bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sekaligus sebagai rambu normatif dalam berprilakau bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila Sebagai Dasar untuk Pengembangan Ilmu. Pancasila sebagai dasar untuk mengembangkan ilmu, dalam materi ini membahas tentang alasanya kenapa Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu, selanjutnya membahas tentang sudut pandang secara historis sosiologi politis Pancasila sebagai dasar pembenbagan ilmu, membahas tentang dinamika dan tantangan, serta esensi dan urgensi, kesemuanya itu berkaitan dengan Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu, materi ini merupakan materi terakhir yang menekankan tentang bagaimana sila-sila dalam Pancasila tersebut merupakan sebagai pedoman dan pegangan dalam pengembagan ilmu pengetahun dan juga teknologi.
    Tantangan Generasi Muda dalam Mengamalkan Pancasila. Generasi  muda  berkaitan  erat  dengan  globalisasi  serta  perkembangan zaman.  Kian  hari  perubahan yang  terjadi  sangatlah  cepat.  Dinamika  zaman melahirkan berbagai persoalan baru yang dihadapi bangsa. Hal ini mendorong Pancasila  sebagai  landasan  negara  untuk  beradaptasi  dan  berkembang  secara kreatif  dan  adaptif,  tanpa  meninggalkan  identitasnya  yang  inklusif  dan akomodatif.  Membangun  ilmu  pengetahuan  dan teknologi Indonesia yang maju memerlukan komitmen kuat dari setiap individu untuk menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, nilai-nilai luhur ini  akan  terus  lestari  sebagai  identitas  bangsa  Indonesia  sepanjang  masa. Beberapa tantangan bagi  generasi  muda  yang  dihadapi  saat  ini  agar  tetap berpedoman dan mengamalkan Pancasila:
a. Lunturnya Nilai-Nilai Moral Dan Budaya Bangsa
    Saat  ini,  generasi  muda  mulai  kehilangan semangat  nasionalisme serta berbagai nilai-nilai moral bangsa Indonesia akibat adanya globalisasi yang  memberikan  kemudahan  dalam  bertukar  informasi  di  seluruh dunia.  Seiring  perkembangan  zaman,  berbagai  tantangan  baru  muncul yang  dihadapi  masyarakat,  bangsa,  dan  negara.  Hal  ini  menuntut Pancasila sebagai dasar negara untuk terus beradaptasi dan berkembang secara inovatif dan dinamis, tanpa kehilangan jati dirinya yang luwes dan terbuka. Menyadari  peran  pentingnya  sebagai  penerus bangsa,  generasi  muda  masa  kini  didorong  untuk  memupuk  jiwa kebangsaan dan mendalami nilai-nilai luhur Pancasila. Pemahaman dan pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari menjadi kunci untuk membangun  masa  depan  bangsa  yang  gemilang
Solusi untuk menghadapi permasalahan ini:
- Menanamkan  rasa  cinta  tanah  air  kepada  generasi  penerus  dengan mengajak  mereka  menggunakan  produk-produk  dalam  negeri, sekaligus melestarikan budaya bangsa.
- Memilih budaya asing secara bijak berdasarkan nilai-nilai Pancasila, sehingga tidak merusak budaya lokal dan identitas bangsa
- Penyebaran Paham Radikalisme Dan IntoleransiRadikalisme  mengacu  pada  sikap  dan  tindakan  yang  didasarkan pada  pemahaman konservatif, seringkali dalam bentuk kekerasan, untuk mengedepankan  keyakinan.
- Sikap  tidak toleran muncul ketika seseorang, kelompok, atau komunitas memandang perbedaan  sebagai  sesuatu  yang  salah,  terlarang,  dan  patut  dibenci, bahkan  diperangi, Prawoto. Pancasila  yang memiliki  lima  poin  di  dalamnya  seharusnya  menjadi  pedoman  untuk menumbuhkan  kembali  nilai-nilai  kemanusiaan,  toleransi,  dan  cinta tanah  air  bagi  kelompok  masyarakat  yang  tersesat  dalam  ideologi intoleran dan radikal.
- Budaya asing yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.Di era globalisasi, gempuran budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai  Pancasila  harus  dihadapi  dengan  menjadikan  Pancasila  sebagai pedoman  utama.Nilai-nilai  Pancasila  menjadi  filter  untuk  menerima pengaruh  positif  dan menolak  pengaruh  negatifnya,  demi  menjaga  jati diri bangsa.
-  Di sisi lain, pengaruh masuknya budaya asing dapat juga memiliki pengaruh positif. Salah satu sisi positifnya yaitu masuknya  budaya  asing  menjadi  kesempatan  untuk  belajar  dan memahami perspektif dan cara hidup yang berbeda dari budaya kita.
    Kesimpulan  bahwa  peran mata kuliah  pendidikan  Pancasila  sebagai  mata kuliah  wajib  umum  dalam  mengembangkan kepribadian  mahasiswa yang  sesuai  dengan nilai-nilai  Pancasila  sudah  berjalan  dengan baik, hal ini dikarenakan dalam pelaksanaannya   mengedepankan   kualitas perkuliahan,  untuk  dapat  mencapai  kualitas perkuliahan  tersebut  dilakukan  dengan  tiga cara yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksaan,  dan  tahap  evaluasi,  kesemuanya itu   bertujuan   untuk   mencapai   capaian pembelajaran   atau   perkuliahan,   capaian-capaian  tersebut  yaitu  capaian  pengetahuan, capaian  keterampilan  dan  capaian  sikap, capaian   pengetahuan   merupakan   suatu sasaran  yang  ingin  dicapai dalam  ranah kompetensi kognitif, dimana dalam kompetensi  ini  mahasiswa  diajarkan  meteri-materi yang terdapat dalam rencana pembelajaran  semester  (RPS),  dengan  tujuan mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang   Pancasila   itu   sendiri,   capaian selanjutnya yaitu capaian keterampilan dalam capai  keterampilan  ini  dimana  mahasiswa dituntut  untuk  dapat  terampil  sebagai  tindak lanjut   dari   capaian   pengetahuan,   dalam capaian   ini   dilakukan   dengan   proses perkuliahan yang berpusat di mahasiswa atau bagain  dari student  centred  learning ,  dalam perkuliahan  ini  mahasiswa  dilatih  untuk dapat terampil mengimplementasikan pengetahuan yang telah didapatnya, keterampilan  itu  diterapkan  dengan  metode-metode  dalam  perkuliahan  metode-metode  tersebut yaitu metode presntasi, metode studi kasus, metode diskusi, metode debat, metode observasi  lapangan,   dengan  metode-metode tersebut diterapkan dalam proses perkuliahan  bertujuan  untuk  dapat  mencapai  capaian keterampilan  dalam  diri  mahasiswa.  Capaian selanjutnya   yang   menjadi   capaian akhir dalam  mata  kuliah  pendidikan  Pancasila  ini yaitu  capaian  sikap,  capaian  ini  merupakan sebagai  bentuk  implementasi  dari  kedua capaian sebelumnya yaitu capaian pengetahuan   dan   keterampilan,   dalama capaian  sikap  ini,  mahasiswa  dituntut  untuk dapat  mengimplementasikan  capaian  sikap yang  sesuai  dengan  nilai-nilai  yang  terdapat dalam setiap sila-sila Pancasila, capaian sikap tersebut  dapat  terlihat  dari  prilaku  yang ditampilkan   oleh   mahasiswa   itu   sendiri seperti memilki sikap religius atau taat dalam menjalankan agama yang dianutnya  masing-masing,  dan  sekaligus  memiliki  sikap  saling menghormati  atau  bertoleransi  antar  umat beragama hal tersebut sebagai cerminan darai sila  yang  pertama,  capaian  sikap  selanjutnya terlihat   dari   prilaku   yang   sopan   dalam bertutur  kata  dan  perbuatan,  prilaku  tersebut dapat terlihat ketika berinteraksi antar sesama mahasiswa  maupun  dengan  dosen  ataupun dengan  seluruh  civitas  akademika  laiannya, hal ini menunjukan sebagai capaian pembelajaran  sikap  yang  sesuai  dengan  sila kedua  Pancasila,  capaia  sikap  lainnya  yaitu seprti  terlihat  dari  perilaku  yang  ditampilkan mahasiswa  seperti  menunjukan  kepedulian, kesetian,   dan   penghargaan   yang   tinggi terhadap  bangsa  dan  negara,  terutama  ketika negara  dan  bangsa  ini  menghadapi  suatu masalah, hal ini menunjukan sebagai capaian sikap   yang   sesuai   dengan   sila   ketiga Pancasila.  Capaian  sikap  yang  keempat  yaitu terlihat   dari   prilaku   yang   ditampilkan mahasiswa  seperti  terlihat  dari  kepedulian sosial   yang   tercermin   dari   bagaimana mahasiswa memilki peranandalam menjalankan  tri  dharma  perguruan  tinggi dangan  cara  melakukan  pengabdian  kepada masyarakat, dengan cara memberikan kontribusi  yang  dapat  diberikan  baik  moril ataupun materil, dan yang lebih penting dapat memberikan   pengetahuan   atau   edukasi sebagai   implentasi   dari   keilmuan   yang didapatkan   dari   mata   kuliah   pendidikan Pancasila,  hal  tersebut  menunjukan  capaian sikap yang sesuai dengan sila ke empat dalam Pancasila.  capaian  sikap  yang  terakhir  yaitu dapat  terlihat  dari  prilaku  mahasiswa  yang taat akan hukum sebagai bentuk dari karakter tanggung  jawab,  dan  dapat  bersikap  adil, prilaku  tersebut  terlihat  juga  dari  perilaku mahasiswa yang mampu menjalankan ketentuan  aturan  yang  berlaku  di  universitas, dan   diluar   ruang   lingkup   universitas mahasiswa   mampu   menjalankan   aturan Undang-Undang  yang  berlaku  di  negara  ini, hal  tersebut  sebagai  bentuk  capaian  sikap yang  mencerminkan  prilaku  yang  sesuai dengan   sila   ke   lima   dalam   Pancasila. berdasarkan  hal  tersbut  bahwa  pendidikan Pancasila  sebagai  mata  kuliah  wajib  umum memilki   peran   dalam   mengembangkan kepribadian  mahasiswa  yang  sesuai  dengan sila-sila Pancasila.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H