Indonesia keras kepala melawankembalinya kolonialisme belanda yangmenyebabkan kemunduran petani. Beberapa muridnya ikut serta dalam perang gerilyamelawan penjajah.Dalam aksi polisi lainnya (agresi tentara belandaII). Belanda menyerang daerah wonosobo bahkan sampai ke desaDero Ngisor +5 km arahbarat keliber.Pondokpesantren tak luput dari amukan amarah belanda bahkan menulis alquranAl-Magfurllah KH. Abdurrochim juga dibakar. Sementara itu KH. Asy'ari tua harus mengungsi ke Dero Duwur+8 km kaliber.Ternyata belandatidak berani lagi mengejar ulama itu. Dia jatuh sakit parah dan kemudian meninggal dievakuasi dan dimakamkan disana pada tanggal 13 Dzulhijjah 1371 H/1949 M.
Menurut sumber terpercaya (saksi sezaman yang masih hidup) misalnya, diantara fitur-fiturnya yang menonjol dalah masjid dan pesantren pernah dibomHolland, namun berkat doanyabom tersebut tidak meledak, melainkan berubahsingkong (Bodin-Kalibeber-Lidah merah). Satu hal yang perlu diperhatikan adalah wafatnya KH. Asy'ari mempersiapkanputranya untuk reformasi kepemimpinan. Semua putranyadiantar kepondok pesantren
masing-masingsalah satunya KH. Muntaha Alhbin KH. Asy'ari.
Periode ke-empat
KH. Muntaha Al-Hafidz bin KH. Asy'ari
KH. Muntaha Alh atau yang bisadipanggil dengan sebutan Mbah Munt adalah seorang Ulama'yanglegendaries, danKharismatik.Nama khas beliau sang maesto alquran.Dibawah kepemimpian beliau Al-Asy'ariyyahberkembang sangat pesat yaitu semual santri hanyapuluhan, sekarang santri menjai ribuan, bertambahnya Lembaga-lembagaPendidikan dibawah naungan Yayasan Al-Asy'ariyyahdengan karya yang sangat fenomenal diantaranya Al-Qur'an Akbar (Al-Qur'an terbesar didunia) sekarang disimpan di baiatAl-Qur'an Taman Mini Indonesia Indah (TMII).Beliau juga seorangulama yang ahli dalam bidang perpolitikan.Dimasaa mudanyabeliau pernah menjadi anggotakonstituante.
Misi Ketika beliau berpolitik adalah mengutamakan kemaslahatanumat daripada sekedar kepentingan pribadi. Mbah munt juga perjuang kemerdekaan beliau pernah bertempur diplagan ambarawa sebagai komndan BMT. Beliauadalah seorang ulama yang serius, kreatif,sederhana, pemurah dan berakhlakul karimah. Masyarakatt segan menyebut beliau dengan julukanberhati segara, hatinya bagai Samudra luas seperti air, setinggi bertempat air mengalir air mengalir kea rah dan tempatyang lebih rendah.
Dalam memperjuangkan Al-Qur'an, beliau mendirikanYayasan himpunanpenghfalalquran dan pengajian alquran (Jamaatul quranwa dirasat alquran atau YJQH) dan merangkul para hafidzhafidzah sekabupaten wonosobo. Mbah munt juga seringmenasehatipara santrinya untuk menghatamkan alquranpaling sedikit 1 minggu sekali, beliau juga Menyusun tafsirmaudhu yang sekarang berjudulkan tafsir Al-Muntaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H