Mohon tunggu...
Azis Tri Budianto
Azis Tri Budianto Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa | Penulis | Filsuf
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dalam hidup kita hanya sebagai pemain, jadilah pemain yang menjalankan perannya dengan baik. _sing biasa bae

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Marah Apa yang Kita Dapat?

18 Januari 2023   15:38 Diperbarui: 18 Januari 2023   15:46 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata Nabi, apalagi dalam peperangan juga, tidak terdapat hak seorang menghabisi nyawa orang yang sudah mengucapkan syahadat, apa juga sebabnya. Usamah beralasan kalau orang tersebut cuma berpura- pura mengucap syahadat biar selamat. Nabi menyangkal," Kenapa engkau tidak sekaligus membelah dadanya biar mengenali apakah hatinya mengucapkan La Ilaha Illa Allah dengan ikhlas ataukah sebab alibi lain?"

Cuma dikala itu Nabi marah. Selebihnya, merupakan tentang akhlak memaafkan. Apalagi kepada seseorang Yahudi yang tiap hari mengusik serta melemparkan kotoran ke arahnya, Nabi Muhammad senantiasa menawarkan senyum. Kala sesuatu hari orang tersebut sakit, Nabi malah menjenguknya.

Sehabis berkaca serta menyadari betapa buruknya marah, hingga semestinya kita berupaya menyamai akhlak Nabi dalam kandungan yang semampu kita. Paling tidak, kala marah, kita sanggup menahan diri buat memadamkan bara. Kata orang bijak, dia yang ditaklukkan oleh rasa marah, hingga hasilnya merupakan penyesalan.

Kata Jalaluddin Rumi," Dalam kondisi marah serta murka, jadilah semacam mayat." Dikala emosi amarah timbul, hendaknya memilah sela waktu sejenak serta tidak melaksanakan apa juga, supaya tidak menyesal di setelah itu hari. Karena di kala marah, orang jadi lepas kendali, lisannya menghasilkan perkataan agresif. Kala marah, orang gampang mengambil aksi membahayakan, memunculkan perkelahian, menciptakan permusuhan, apalagi menyulut peperangan.

Orang marah hendaknya mengambil sela waktu buat tidak berkomentar ataupun mengambil keputusan. Nabi sempat berikan petunjuk kalau di dikala marah, hendaknya dia mengganti letaknya. Bila marah di dikala berdiri, hingga hendaknya memilah duduk. Bila masih marah, hingga hendaknya berupaya tiduran. Bila masih marah, hingga hendaknya mengambil air wudhu. Apalagi bila sehabis berwudhu masih marah, hingga disarankan shalat sunnah, supaya biar benak kembali jernih.

Berwudhu dinilai sanggup menanggulangi amarah serta menenangkan diri. Karena marah berasal dari setan yang mau tetap menjerumuskan manusia. Setan merupakan makhluk yang dibuat dari api. Bara api( marah) cuma dapat dipadamkan dengan air( wudhu). Disarankan pula buat membaca zikir serta taawudz. Teks ta' awudz bermakna memohon proteksi dari setan, karena marah tercantum godaan setan( QS. Al- A' raf[7]: 200).

Dalam riwayat Abu Hurairah, seseorang teman tiba memohon wasiat kepada Nabi. Sabda Nabi," Janganlah engkau gampang marah". Permintaan itu diulangi sebagian kali, serta Nabi mengulang jawaban yang sama( HR. Bukhari).

Mendengar jawaban itu, seseorang teman berpendapat," Sehabis kurenungkan apa yang disabdakan Nabi, saya berkesimpulan kalau marah itu menghimpun seluruh perbuatan jahat". Kalau marah merupakan pangkal dari kejahatan. Kala marah, orang dapat melontarkan serta membongkar beberapa barang di sekitarnya. Kala marah, orang dapat memukul serta menyakiti. Kala marah, orang apalagi dapat menewaskan orang lain.

Dalam riwayat Ibnu Mas' ud, Nabi sempat bertanya kepada para teman," Siapa yang kamu anggap selaku orang yang kokoh perkasa?" Para teman menanggapi kalau dia yang kokoh merupakan yang sanggup memenangkan pergulatan raga. Nabi menimpali," Bukan demikian, namun orang yang kokoh merupakan dia yang sanggup menahan dirinya kala marah"( HR. Muslim).

Latihan buat menahan marah bukanlah ringan. Sebab berat, orang yang sanggup menjalaninya diberi ganjaran surga." Janganlah kalian marah, hingga bagimu surga"( HR. Thabrani). Janji surga menampilkan betapa mulianya orang yang sanggup mengatur diri, menahan buat tidak menuruti hawa nafsu yang berasal dari setan. Jangan hingga disetir kemauan yang menjelma ketamakan serta tekad kurang baik yang lain.

Allah berfirman kalau menahan amarah ialah karakteristik orang bertakwa( QS. Ali Imran[3]: 134). Orang- orang yang mendapatkan kemuliaan, antara lain merupakan orang yang," Apabila marah, mereka berikan maaf"( QS Asy- Syura[42]: 37).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun