Mohon tunggu...
Azis Tri Budianto
Azis Tri Budianto Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa | Penulis | Filsuf
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dalam hidup kita hanya sebagai pemain, jadilah pemain yang menjalankan perannya dengan baik. _sing biasa bae

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengkaji Seni Berbahagia bersama Epicurus

6 Januari 2023   01:16 Diperbarui: 6 Januari 2023   01:25 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Epicurus (https://phyleaspace.tumblr.com/)

Dewasa ini, Stoicisme adalah aliran filsafat klasik yang sering dibahas dan didiskusikan. Banyak orang menulis kritik terhadap Stoicisme dan banyak juga yang memposting kutipan dari filsuf Stoic di media sosial. Setidaknya setelah penerbitan Philosophy Teras karya Henry Manampiring: Filsafat Yunani-Romawi Kuno untuk Ketahanan Hari Ini (2018), dengan lembut dan jelas menjelaskan dan mengontekstualisasikan Stoicisme di zaman modern.

Ketabahan tampaknya harus dibaca oleh mereka yang ingin belajar filsafat di Indonesia. Stoicisme, bagaimanapun, tidak kalah dengan aliran filsafat modern, postmodern, strukturalis dan poststruktural yang telah lama dicintai dan diminati oleh para mahasiswa filsafat di Indonesia.

Ketabahan tampaknya harus dibaca oleh mereka yang ingin belajar filsafat di Indonesia. Stoicisme, bagaimanapun, tidak kalah dengan aliran filsafat modern, postmodern, strukturalis dan poststruktural yang telah lama dicintai dan diminati oleh para mahasiswa filsafat di Indonesia.

Stoicisme, bagaimanapun, tidak hanya mendapat tanggapan positif. Beberapa orang mencoba menanggapi ketabahan dengan sikap skeptis. Salah satunya adalah tulisan Mochammad Aldy Maulana Adha yang skeptis terhadap ajaran Stoa. Dia menegaskan bahwa ketabahan dapat digunakan sebagai "senjata kapitalis untuk membuai hati nurani yang tertindas untuk secara sukarela menerima penderitaan mereka".

Bagi Stoicisme, tidak ada kenyataan buruk, hanya persepsi kita tentang fakta ini yang salah. Alih-alih seperti kaum Marxis yang mengaku ingin mengubah dunia, kaum Stoa justru percaya bahwa dunia sudah diatur oleh hukum alam dan karenanya kita hanya perlu menyukainya.meragukannya. Sayangnya, Aldy seharusnya juga membahas doktrin Stoic lainnya, oiekeiosis kosmologis.

Terlepas dari reaksi positif atau negatif, Stoicisme pada dasarnya mendapat tempat dalam wacana filosofis di Indonesia. Ironisnya, ketika kita berbicara tentang Stoicisme, yang tentunya juga bersinggungan dengan filsafat klasik, sepertinya kita tidak tahu atau bahkan ingin tahu tentang aliran-aliran filsafat yang berdampingan dengan Stoicisme.

Mungkin karena kita begitu asyik dengan Stoicisme, kita mengabaikan aliran pemikiran lain, seperti epikisme dan skeptisisme. Bahkan ketika kedua arus ini dihadapkan pada Stoicisme. Epicisme adalah aliran yang bersaing dengan Stoicisme. Sedangkan salah satu tokoh sinis, Crates, adalah guru dari Zeno, pendiri Stoicisme.

Oleh karena itu, artikel ini bermaksud memberikan sedikit ajaran epikisme, khususnya pembahasan soal kebahagiaan. Adapun skeptisisme---jika penulis memiliki kesempatan---akan dibahas pada kesempatan lain.

Epicureanisme 

Epicureanisms adalah aliran filsafat yang didirikan oleh Epicurus pada abad ke-4 SM. Dengan kata lain, ajaran Epicureanisme didasarkan pada pemikiran Epicurus. Ajaran tersebut dipraktikkan dalam sebuah komunitas yang dikenal dengan The Garden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun