Hari raya idul adha atau hari raya kurban, adalah hari dimana umat muslim melaksanakan ibadah kurban, dengan cara mensedekahkan sebagian hartanya untuk dibelikan hewan kurban berupa kambing ataupun sapi. Selain ibadah kurban, momentum ini juga dapat dimanfaatkan untuk menyambung silaturahmi antar warga desa. Seperti yang sedang berlangsung di desa Karanggayam Bantul ini.
Setelah prosesi shalat ied selesai dilaksanakan. Warga berbondong-bondong pergi ke masjid Nurul Hidayah untuk saling bahu membahu membantu prosesi pelaksanaan kurban. Pada tahun ini hewan kurban didominasi oleh sap yang berjumlah tujuh ekor, dan kambing yang berjumlah empat ekor. Prosesi kurban diawali dengan penyembelihan kambing. Kemudian dilanjutkan dengan penyembelihan sapi.
Proses penyembelihan sapi di sini sudah menggunakan alat guna mempermudah merobohkan sapi yang hendak disembelih. Dengan alat tersebut proses penyembelihan sapi mejadi lebih singkat dan efisien. Namun ada saja permasalahan yang terjadi, dimana sapi terakhir yang hendak disembelih memiliki karakter yang agresif dan lincah. Sehingga dapat meloloskan diri dari alat tersebut sebanyak tiga kali hingga mampu merobohkan pagar beton yang ada di samping alat itu. Bahkan saat mau disembelih dengan cara manual sapi terakhir sempat menabrakan diri ke tenda hingga menjatuhkan beberapa seng yang berada di atasnya. Syukur tidak ada korban dari kejadian tersebut.
Setelah kejadian tersebut, para warga sepakat untuk menyembelih sapi terakhir dengan cara manual, menggunakan tali-temali dan beberapa tenaga orang dewasa yang ada di sana. Setelah berhasil dirobohkan, sapii terakhir tersebut ditali di bagian-bagian yang dapat menahan geraknya, guna memudahkan prosesi penyembelihannya. Setelah siap dengan simpul dan tali yang ada, gema takbir menyelimuti udara meghatarkan prosesi penyembelihan sapi terakhir itu.
Setelah semua hewan kurban selesai disembelih, para warga yang sudah dijadwalkan panitia masjid melakukan jobdesknya masing-masing. Bapak-bapak dibentuk mejadi delapan kelompok yang terdiri dari sepuluh anggota perkelompoknya. Kelompok pertama mengurus empat ekor kambing, dan tujuh lainnya mengurus tujuh ekor sapi yang sudah disembelih. Tak butuh waktu lama, setelah pemisahan daging kurban dengan tulangnya. Tugas selanjutnya diserahkan oleh pemudi masjid yang siap memotong-motong daging, menimbang dan mengemas daging.
Kemasan yang dipakai untuk membungkus daging kurban berupa besek yang terbuat dari anyaman bambu dan dilapisi dengan daun jati muda. Pembungkus seperti ini sudah dilakukan sejak empat tahun terakhir. Sesuai himbauan pemerintah dinas lingkungan hidup sebagai upaya pengurangan sampah plastik. Dikarenkan beberapa tahun ini tak hanya kota Yogyakarta saja yang bermasalah dengan banyaknya sampah yang semakin hari menumpuk dan tak segera teratasi, namun sudah menjadi masalah nasional dimana banyak kota yang mengalami krisis yang sama mengenai persoalan sampah.