Periksa tekanan darah Anda sebelum membaca tulisan ini (sabda Erianto Anas, penulis buronan)
Para kutu buku pasti hapal dengan nama ini. Mereka yang dulu rajin mengikuti MLM kenal dengan penjahat kawakan itu. Jutaan orang di muka bumi pernah membaca kisah singkatnya. Ya, dialah Crowley si Dua Pistol. Bandit sejati, hanya saja tidak suka alkohol dan tak merokok. Bandit yang menulis sepucuk surat sebelum kematiannya : Kepada siapa pun yang menemukan surat ini : "Dalam dada saya bersemayam hati yang letih. Tapi ramah dan baik. Hati yang tak tega menyakiti siapapun".
Bayangkan, seorang pembunuh sadis, yang pernah membunuh polisi New York hanya karena ditanya punya SIM atau tidak. Setelah polisi itu meninggal oleh terjangan pelurunya, Crowley mencabut pistol sang polisi. Ia yang mengaku berhati lembut lalu menembaki berkali-kali mayat polisi itu.
Selagi asyik mengetik, teman saya mengejutkan saya dari belakang :
Teman saya : Apa maksud sampean menulis postingan ini ?
Saya : Ini catatan harian, ini buku harian saya, sangat pribadi
Teman saya : Ya, buku harian kok dipublish di social media? Apa maksud sampean? Nyindir lagi? Jangan sok suci..! (teman saya terbakar emosinya, maklum tulisan saya perihal Khadaffy sangat tak bisa dia terima)
Saya : lho Dale Carnegie saja bebas menulis tentang Crowley, mengapa saya tidak? Bukankah tujuan dia menulis adalah mendidik manusia? Mengingatkan? Meminta kita berhati lapang? Mencari kesalahan dalam diri?
Teman saya : Ya, tapi beda. Dale Carnegie itu penulis terkenal. Dia orang besar. Memang berhak mendidik kita. Nah, sampean ini, hanya orang iseng menulis. Jangan bikin onar.
Saya : Justru itu, saya hanya meniru Dale Carnegie. Bahkan kisah Crwoley ini ada di buku dia kok. Apa saya salah mengulas satu bagian buku ?
Teman saya : Ya tapi jangan dihubungkan dengan Khaddafy dunks. Kisah Crowley dan Khadafy itu langit dan bumi bedanya. Gak cocok disandingkan.
Saya : lho, siapa yang menghubungkannya dengan Khadafy. Situ kok suka berprasangka? Wong saya baru menulis tentang Crowley aja kok tuduhannya udah sejauh itu....Welehhh
Teman saya : Ya tapi saya sudah bisa membaca pikiran sampean. Pasti meminta orang introspeksi lagi toh? Saya tau, sampean mau menuduh tentara pemberontak Libya itu berprilaku seperti Crowley toh?
Saya : lho adakah saya menuliskan itu ? Saya hanya menuliskan percakapan kita !!
Teman saya : sudahlah, to the point saja siapa yang sampean maksudkan Crowley si Pistol itu? Apakah orang-orang yang menyetujui tindakan pembunuhan sadis terhadap Khadafy? (dia berprasangka lagi, mungkin terobsesi dengan tulisan saya perihal KEMATIAN KHADDAFY itu.
Saya : bukan, saya tak menuduh siapa-siapa (dengan suara keras saya tutup pembicaraan tak berguna ini ) SAYALAH CROWLEY SI DUA PISTOL !!! Puas ????
Mohon periksa kembali tekanan darah Anda, makasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H