Mohon tunggu...
Muhammad Ruslan
Muhammad Ruslan Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati Sosial

Mengamati, Menganalisis, dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

HMI Menolak Belok Kiri?

28 Februari 2016   03:03 Diperbarui: 28 Februari 2016   12:16 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Padahal saat ini, sudah tidak relevan lagi untuk memperhadap-hadapkan sosialis/komunis dengan agama di satu sisi. Wacana sosialis/komunis versus agama (Islam, Kristen dll), saat Orba, murni sebagai sebuah alat kekuasaan yang dijalankan secara doktriner.

Saat ini, di organisasi-organisasi Islam seperti HMI, gagasan Marx bukan lagi wacana awal yang tidak berkembang, bahkan sudah dielaborasi lebih jauh. Begitupun organisasi-organisasi Marxian di Indonesia bukan pula awam terhadap agama. Beberapa kajian-kajian post-marxisme kekinian, juga mengelaborasi spritualitas dan keagamaan. Atau bahasa lainnya, organisasi agama mengaji marxis, dan organisasi marxis diam-diam belajar agama.

Sebagai sesama korban orde baru, dan kalaupun betul-betul “kita” berkepentingan untuk memajukan wacana alternatif di Indonesia, maka sudah sepatutnya memperlihatkan sikap yang melampaui dari sikap kekanak-kanakan. Melembagakan ego sekadar untuk mengakui bahwa “kamilah yang paling progressif, kamilah yang paling Marxis”, dan HMI itu ompong, alat kekuasaan, alat aparat, dan tudingan-tudingan ambisional lainnya, begitupun sebaliknya (organisasi ini/itu kafir dll). Seperti kata Pram, kita tentunya harus adil: adil sejak dalam pikiran. Sebab progresifitas kita tidak dinilai dari seberapa keras pengakuan diri, dan seberapa kasar tudingan ke yang lain, atau seberapa narsis Anda memakai baju yang bergambarkan Che Guevara, tapi lebih ke sejauh mana kita mendahulukan, mendorong dan memajukan kesadaran universal sebagai golongan “kiri”, dimana “kiri” harus diuniversalkan sebagai kesadaran dan gerakan, melampaui simbol –simbol legitimasi organisasi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun