Mohon tunggu...
Hanifah Habibillah
Hanifah Habibillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

INTJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh TikTok terhadap Fenomena FoMO

14 Juni 2023   18:39 Diperbarui: 15 Juni 2023   08:38 1565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di abad 21 saat ini, media sosial sangat berkembang pesat. Media sosial yang awalnya hanya untuk sekedar mengirim pesan pun berevolusi. Salah satu media sosial yang paling populer dan diminati sekarang adalah TikTok. Menurut laporan dari Sensor Tower, aplikasi TikTok yang dibesut ByteDance telah diunduh sebanyak lebih dari 700 juta sekali sepanjang tahun 2019 (Kusuma, 2020). Selanjutnya, Aplikasi TikTok menjadi salah satu aplikasi paling populer selama 2020. Berdasarkan data Apptopia, TikTok menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh pada 2020. Totalnya menjadi 850 juta unduhan (Stephani, 2021). 

Aplikasi TikTok banyak digemari dan digunakan oleh semua kalangan mulai dari anak-anak hingga dewasa (Hariansyah, 2018). Menurut dokumen laporan TikTok, 42% persen pengguna TikTok berasal dari Generasi Z dengan rentang usia 18-24 tahun dengan rata-rata 89 menit sehari untuk mengakses aplikasi TikTok (Stephanie, 2021). Aplikasi TikTok mengizinkan penggunanya untuk mengunggah video dengan durasi 15 detik yang disertai dengan musik, filter, dan fitur lainnya (Kusuma, 2020). Tak dapat dipungkiri, fitur-fitur TikTok yang sangat menarik bisa membuat orang lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengaksesnya. 

Media sosial, khususnya TikTok bagai pisau bermata dua. Selain berfungsi sebagai sumber informasi, komunikasi, serta hiburan TikTok juga membawa dampak negatif (Devega, 2017). Menurut survey penelitian yang dilakukan oleh Royal Society for Public Health tentang efek penggunaan media sosial antara lain kecemasan, depresi, perundungan, dan Fear of Missing Out (FoMO). 

Fear of Missing Out adalah sebuah fenomena di mana seseorang merasakan takut saat orang lain memperoleh pengalaman/momen berharga, sementara ia tidak terlibat secara langsung, sehingga mendorong individu untuk selalu terhubung dengan apa yang dilakukan orang lain melalui media sosial (Przybylski, Murayama, Dehaan, & Gladwell, 2013). Selanjutnya, semakin tinggi tingkat FoMO seorang individu maka akan semakin tinggi pula ketertarikan individu tersebut menggunakan media sosial (Al-Menayes, 2016). 

Perasaan FoMO membawa banyak dampak negatif, mulai dari dampak fisik hingga mental yang penjelasannya kan diuraikan sebagai berikut. Meningkatkan resiko gangguan psikologis, ketika individu mulai membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain dan khawatir terhadap hal tersebut besar kemungkinan individu tersebut akan lebih mudah stres dan terobsesi mempertahankan citra diri yang tidak sebenarnya. Lebih lanjut, individu juga bisa mengalami gangguan kesehatan mental seperti kecemasan hingga gejala depresi. Selanjutnya, menurunkan rasa percaya diri. Saat melihat kehidupan orang lain yang terlihat sempurna pasti timbul perasaan rendah diri. Lalu, FoMO juga dapat menurunkan produktivitas karena pasti selalu melihat gadget sehingga aktivitas sehari-hari akan terganggu.

Lalu hal apa yang bisa dilakukan untuk menghindari FoMO? Cara paling ampuh tentu saja mengurangi penggunaan media sosial khususnya TikTok, memang pada awalnya akan mengalami kesulitan namun hal tersebut bisa di distraksi dengan melakukan kegiatan lain seperti hangout bersama teman atau keluarga. Menulis jurnal/diary juga membantu, daripada mengunggah kehidupan kita di TikTok yang bisa memicu bahkan memperparah FoMO kita bisa menceritakan kehidupan kita lewat tulisan atau gambar. Zaman sekarang, membuat jurnal/diary tidak harus menulis lewat kertas banyak aplikasi-aplikasi untuk mencatat yang tersedia di play store atau app store dengan fitur-fitur yang canggih serta menarik. Terakhir, apabila FoMO dirasa sudah terlalu mengganggu di aspek-aspek kehidupan sebaiknya dibicarakan dengan tenaga ahli seperti konselor atau psikolog. 

Akhir kata, di era booming-nya TikTok saat ini membuat semua orang tidak lepas dari aplikasi tersebut. Kecanduan aplikasi TikTok dapat membuat penggunanya merasakan FoMO. Selain menyebabkan perasaan "takut tertinggal tren", FoMO juga dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Pastikan untuk menggunakan TikTok dengan bijak dan tidak berlebihan serta mencoba bersyukur dengan apa yang kita miliki untuk menghindari perasaan rendah diri serta iri. 

DAFTAR PUSTAKA

Al-Menayes, Jamal. (2016). The Fear of Missing out Scale: Validation of the Arabic Version and Correlation with Social Media Addiction. International Journal of Applied Psychology. 2016. 41-46. 10.5923/j.ijap.20160602.04. 

Devega, V. (2017). Medsos Ibarat Pisau Bermata Dua, Kominfo Galakkan Literasi, https://www.kominfo.go.id/content/detail/10859/medsos-ibarat-pisau-bermata-dua-kominfo-galakkan-literasi/0/sorotan_media 

Hariansyah. (2018). Millenials "Bukan Generasi Micin".Jakarta: Guepedia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun