Mohon tunggu...
Charvienli Pudji Merzhindi
Charvienli Pudji Merzhindi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Menulis untuk ilmu

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Peran Penting Keluarga dalam Perkembangan Bahasa Verbal Anak

1 April 2022   18:44 Diperbarui: 1 April 2022   18:51 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Apakah anda sudah tahu, bahwa dalam berkomunikasi kita menggunakan dua jenis bahasa yakni bahasa verbal dan non verbal. Namun, perlu kita ketahui bahwa jenis bahasa yang lebih sering kita gunakan dalam komunikasi sehari-hari ialah bahasa verbal. 

Secara tidak sadar, kita semua setiap harinya selalu menemukan atau mendengarkan kosa kata baru yang dapat kita gunakan untuk berkomunikasi. Karena hal tersebut maka pengembangan kemampuan bahasa itu ternyata akan selalu berkembang di setiap waktu. Daritadi kita sudah menyinggung mengenai bahasa verbal, apa sih sebenarnya bahasa verbal itu?

Bahasa verbal merupakan bentuk komunikasi yang digunakan oleh seseorang dengan cara tertulis maupun lisan. Setelah mengetahui definisi dari bahasa verbal ini, pasti sudah tergambar dong siapa yang pertama kali dalam kehidupannya menggunakan jenis komunikasi verbal ini. 

Untuk menjawab pertanyaan tadi, pasti sudah ada gambaran dong siapa komikator pertama? komunikator pertamanya adalah anak usia dini. Kenapa anak usia dini? di usia berapa anak mulai bisa beradaptasi dengan komunikasi verbal?

Dua pertanyaan itu sangat umum pastinya, jadi mengapa anak usia dini yang menjadi komunikator pertama dalam bahasa verbal karena sejak dini anak itu sudah berhubungan dengan bahasa apalagi disaat usianya menginjak 3 tahun, maka ia sudah bisa mengenal cara berkomunikasi melalui bentuk tulisan. Nah, di usia 3 inilah anak mulai berkembang dalam segi kemampuan komunikasinya dengan bahasa verbal. Melalui lisan dan tulisannya anak dapat menyampaikan komunikasinya pada orang - orang disekitarnya. 

Apakah bahasa verbal itu ada hubungannya dengan kemampuan bahasa ekspresif dan reseptif? tentu ada, karena kedua bahasa tersebut mendukung output yang kita keluarkan sebagai komunikasi verbal. 

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa bahasa reseptif ialah bahasa yang berhubungan dengan lisan, yakni kemampuan seseorang dalam memahami bahasa lisan yang diucapkan oleh seseorang dengan cara memahaminya bisa dengan mendengarkan dan membacanya, kemampuan yang diperoleh dari bahasa reseptif ini ialah kemampuan yang bersifat input atau mengolah bahasa yang masuk dari komunikasi yang didengarnya, lalu kemudian ia mempraktekkan apa yang telah di input oleh otaknya seperti halnya "ambilkan tisu" jika ia mengikuti perintah tersebut maka ia berhasil mengasah keterampilan atau kemampuannya dalam berbahasa reseptif. 

Beralih ke bahasa ekspresif nih, bahasa ekspresif merupakan bahasa yang digunakan oleh seseorang untuk mengekspresikan apa yang diinginkan dan apa yang dibutuhkan melalui komunikasi verbalnya. 

Melalui kata "mengekspresikan" kita bisa langsung menangkap mengapa bahasa ekspresif ini berhubungan dengan bahasa verbal, karena sebagian orang itu berkomunikasi dan berhasil mengekspresikan apa yang ia butuhkan ia inginkan ia rasakan itu dengan menggunakan kata-katanya yang ia tuangkan dalam sebuah tulisan sederhana. 

Maka secara tak sadar bahasa verbal dan bahasa ekspresif itu merupakan jenis bahasa yang digunakan seorang sastrawan dalam menciptakan karyanya. Dari beberapa penjelasan tentang bahasa verbal dan hubungannya dengan bahasa reseptif serta bahasa ekspresif maka kita mengetahui kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kegiatan komunikasi verbal ini kita juga perlu mengetahui bagaimana ciri anak usia dini yang mengalami gangguan bahasa verbal ekspresif dan reseptif. Hal tersebut harus kita ketahui karena pada saat kita melakukan kegiatan berkomunikasi secara verbal kita harus memahami apa yang kita sampaikan dan apa yang kita ekspresikan untuk menyampaikan pesan kepada lawan bicara kita. 

Anak yang mengalami gangguan bahasa reseptif biasanya akan kesulitan dalam memahami bahasa yang diterima maupun didengarnya, dan apabila anak mengalami gangguan pada bahasa ekspresif maka ia akan kesulitan dalam berkomunikasi secara verbal. 

Gejala yang muncul pada anak yang mengalami gangguan bahasa reseptif akan cenderung sulit memahami dan mengontrol pikiran bagaimana cara berbicara maupun menulis, akan lebih kesulitan memahami dan melaksakan perintah, dan yang lebih parahnya lagi ia akan kesulitan memahami apa yang dibicarakan oleh orang lain. 

Sedangkan anak yang mengalami gangguan bahasa ekspresif biasanya akan kesulitan merangkai kata demi kata untuk menjadi satu kalimat yang sesuai dengan keadaan bahkan ia akan keluar dari zona konsonan kata yang tidak seharusnya diucapkan dan perkataan yang diucapkannya itu akan cenderung selalu salah. 

Ternyata gejala dari gangguan bahasa itu disebabkan oleh pola asuh orang tua yang kurang tepat dalam memahami serta mengajarkan mengenai perkembangan bahasa pada anak,   disabilitas atau bisa juga gangguan pada pendengaran dan kemampuan berbicara maupun menulis, faktor genetik dari keluarga https://www.sehatq.com/artikel/memahami-bahasa-ekspresif-dan-reseptif-dalam-perkembangan-anak.

Setelah mengetahui berbagai macam gangguan pada kemampuan berbahasa anak ini, maka kita sebagai orang tua harus mengetahui bagaimana cara melakukan stimulus yang benar agar anak dapat berkembang dengan baik kemampuan bahasanya. Menggunakan terapi perilaku, maksud dari terapi perilaku ialah mencontohkan kepada anak bagaimana caranya mengontrol perilaku anak agar menjadi pribadi yang baik, bisa juga dengan memberikan perhatian lebih (keluarga) kepada anak, jadi anak akan lebih percaya diri terhadap kemampuannya untuk berbahasa. 

Dari seluruh penjelasan yang telah disampaikan mungkin akan menjadi pengetahuan baru bagi kita para orang tua maupun calon orang tua, agar lebih bisa memahami tingkah laku anak ketika sedang berproses terhadap kemampuan komunikasinya. 

Berbahasa yang baik juga perlu diperhatikan para orang tua, jadi anak harus selalu dalam pantauan orang tua pada saat ia sedang berada pada masa perkembangan bahasa verbal baik reseptif maupun ekspresif. Perhatian orang tua itu sangat dibutuhkan agar anak tetap percaya diri dan selalu termotivasi ingin belajar serta berusaha mencapai perkembangan bahasa yang sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun