Anak itu memiliki periode yang sangat ditunggu-tunggu oleh orang tuanya, yakni masa keemasan yang dimana pada masa ini anak akan mulai mengemangkan apa yang miliki melalui stimulus yang terjadipada dirinya. Bahasa yang menjadi salah satu faktor utama yang termasuk kedalam masa emas anak.
Mengenali potensi bahasa yang dimiliki oleh anak, kita harus mengetahui macam-macamnya guna untuk membedakan stimulus yang diberikan untuk merangsang perkembangan bahasa dari anak. Anak itu mampu untuk melakukan komunikasi dengan caranya untuk mengungkapkan keinginannya dan kebutuhannya melalui komunika verbal dan nonverbal yang dimilikinya.
Perlu diketahui bahwa kemampuan bahasa ekspresif ini merupakan hasil dari output bahasa atau bisa dikatakan juga sebagai komunikasi ekspresif. Apa sih yang dimaksud dengan komunikasi ekspresif itu? sebuah cara berkomunikasi yang isi didalamnya mengandung sebuah kemampuan dalam menyampaikan pikiran dengan bahasa yang masuk akal dan penggunaan tata bahasa yang benar.
Berbicara mengenai bahasa ekspresif pada anak-anak, banyak sekali anggapan yang dikemukakan bahwa bahasa ekspresif itu berhubungan dengan ekspresi yang dikeluarkan dari anak itu menyampaikan ekspresi dalam berkomunikasi, nah pertanyaannya disini apakah benar argumen tersebut?
dari argumen tersebut kita dapat menyimpulkan dari pengantar dari definisi bahasa ekspresif yakni bisa dilihat dari fungsi kemampuan bahasa ekspresif untuk menyampaikan gagasan yang ada dipikirannya dengan penyampaian secara benar dan efektif. Argumen mengenai bahasa ekspresif itu bahasa yang berekspresi juga dapat dianalogikan, mengapa? karena dalam berbahasa atau berkomunikasi pastinya kita secara langsung mengalami refleks mengeluarkan berbagai ekspresi dalam berkomunikasi atau berbahasa.
Dalam caranya berkomunikasi setiap anak itu akan berbeda-beda dan terkesan akan tidak seimbang satu sama lain. Ketika anak tersebut mengalami perkembangan bahasa ekpresif yang baik diawal dan kemudian perlahan atau langsung memburuk itu berarti dapat dikatakan ke dalam gangguan bahasa ekspresif.
Apa saja yang menjadi gejala dari gangguan bahasa ekspresif ini? yang umum sering terjadi yakni seseorang atau anak itu akan merasa kesulitan menyatukan kata-kata menjadi suatu kalimat dengan benar akibatnya artikulasi dari penyampaian atau pengekspresian kebahasaannya (komunikasi) itu terganggu, ketika seseorang akan mengucapkan sebuah kata atau kalimat ia akan merasa terbata-bata atau sering berkata "..emm dan ..umm" jadi apa yang ada pikirannya itu belum bisa dikeluarkan atau diekspresikan dengan baik.
Lebih parahnya lagi anak-anak yang sedang mengalami gangguan tersebut akan memiliki sistem tata bahasa yang berbeda atau bahkan tertinggal jauh dari teman sebayanya. Nah, maka dari itu untuk mengetahui bagaimana sih sebenarnya tahapan kemampuan berbahasa ekspresif pada anak usia dini sesuai dengan usianya, mari kita ulas lebih dalam lagi.
Bahasa Ekspresif pada Usia 0-12 bulan
Kemampuan bayi di awal usia ini hanya mampu menangis untuk mengekspresikan apa yang sedang ia rasakan, bayi pada usia ini juga cenderung tertarik dengan warana-warna dan hormon ekspresifnya mulai berkembang. Bayi akan mampu mengoceh atau bergumam itu ketika memasuki usia 4-6 bulan seperti halnya ketika bayi sedang memandang wajah ibunya lalu bayi mengutarakan apa yang ia rasakan melalui gumamannya atau tersenyum yang menandakan bayi nyaman dan senang berada di lingkungan atau keadaan tersebut. Ketika memasuki usia 7-12 bulan ocehan yang dikeluarkan olehnya itu mulai berubah atau sudah mulai muncul konsonan kata seperti "aaa" dariocehan tersebut bayi mengeluarkan ekspresifnya untuk mengalihkan perhatian orang sekitar kepadanya.
Bahasa Ekspresif pada Usia 1-3 tahun
Memasuki usia ini anak mulai bisa mengucapkan beberapa kata dari sebuah kalimat yang didengarnya, perkembangan konsonan yang dimilikinya pun mulai berkembang secara bertahap. Anak sudah mulai bisa mengungkapkan apa yang ia rasakan melalui tiga kosa kata serta ia tetap konsisten dengan berbagai ocehan yang muncul dari konsonan baru yang ia miliki untuk menarik perhatian orang yang disekitarnya.
Bahasa Ekspresif pada Usia 3-5 tahun
Anak pada usia ini mulai memiliki perkembangan dalam pemerolehan konsonan yang lebih banyak dari tahun sebelum-belumnya, Anak juga mulai bereksplor mengenai apa yang ia alami dilingkungannya. Pada usia ini anak juga sudah mulai memasuki usia pra-sekolah jadi anak sudah mulai berinteraksi dengan teman sebayanya di sekolah. Usia 4-5 tahun ia mulai mampu berbicara dengan jelas dan sudah pandai menyusun konsonan yang dimiliki serta mampu menceritakan apa yang ia alami dengan kata-katanya sendiri dengan pengucapan yang baik dan benar.Â
Perkembangan kemampuan berbahasa ekspresif setiap anak itu berbeda-beda, bahkan kemampuan ini juga dipegaruhi oleh faktor genetik. Perlunya pendampingan dalam proses perkembangan bahasa ekspresifnya agar dapat memperoleh hasil yang baik, karena peran orang tua itu sangat penting dalam pendampingan di proses ini. Untuk mengetahui berbagai macam stimulus yang harus digunakan sesuai dengan usia serta mengetahui gangguan yang dialami oleh anak. Agar dapat memahami apa yang diperlukan buah hatinya, bentuk dari peran orang tua ini yang akan memancing stimulus anak dalam perkembangan bahasa ekspresifnya dengan baik karena pengaruh lingkungan sekitar dan orang terdekat itu sangat di prioritaskan olehnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H