Bahasa dapat didefinisikan sebagai perantara penyampaian pikiran melalui suara baik dilakukan secara lisan maupun tulisan. Berbicara mengenai bahasa bagi anak usia dini nih, anak usia dini umumnya lebih awal dapat berkomunikasi daripada berbahasa.Â
Hal tersebut terjadi karena anak usia dini itu mengekspresikan apa yang sedang ia alami itu melalui gerak tubuhnya dan menangis, nah melalui kegiatan tersebut anak usia dini dapat melakukan komunikasi dengan orang lain.Â
Sebenarnya untuk dapat mengenali bahasa pada anak usia dini itu bisa dilihat dari cara anak berkomunikasi dan berekspresi dalam memahami orang lain.Â
Dalam hal tersebut anak usia dini memiliki dua bahasa yang berbeda, yakni bahasa reseptif dan bahasa ekspresif. Namun, kali ini kita akan lebih membahas apa yang di maksud dari bahasa reseptif dan tahapan usia bahasa reseptif serta bagaimana cara menstimulus kemampuan bahasa reseptif pada anak usia dini.
Stimulus kemampuan berbahasa anak usia dini, diawali dengan bagaimana respon input nya memproses ekspresi dan gerak tubuhnya. Apakah anak cepat tanggap atau tingkat kemampuan rangsangnya terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Seperti yang telah diketahui dan sudah tidak jadi rahasia umum lagi, bahwa setiap kemampuan berbahasa dari anak itu berbeda-beda.Â
Sebab itu kita harus mengetahui dulu apa yang mengakibatkan gangguan bahasa reseptif dan berbicara mengenai hal ini kita bahas apa yang didefinisikan sebagai bahasa perseptif.
Bahasa perseptif ialah bahasa yang memproses input atau memasukkan informasi yang didapatkannya seperti anak itu menyimak atau mendengarkan dan membaca, yang dinamakan sebagai kemampuan reseptif dapat menerima pengertian berupa informasi yang bisa menyimak (mendengarkan) dan membaca. Sehingga dari kemampuan berbahasa reseptif diharapkan anak dapat menerima dan memahami bahasa dengan baik.Â
Berbicara mengenai peranan kemampuan berbahasa itu sangat penting bagi individu terkhususnya anak usia dini, seperti yang sudah diketahui bahwa anak usia dini itu pada umumnya selalu meniru ketika orang dewasa berbicara. Jadi, anak itu dapat berkembang komunikasinya melalui caranya meniru apa yang ia lihat sehingga terjadi stimulus terhadap daya rangsang neuron bahasa.
Nah, disini kita akan membahas mengenai tahapan usia perkembangan bahasa reseptif pada anak usia dini. Dimulai dari usia 0-12 bulan, pada umumnya anak di usia ini cenderung lebih suka mengeluarkan ekspresi untuk berkomunikasi.Â
Ketika anak berusia dibawah 3 bulan, saat ia sedang asyik melakukan kegiatannya namun ia akan dengan spontan berhenti melakukan kegiatan tersebut dan mulai fokus memperhatikan suara-suara yang didengarnya.Â
Contohnya ketika anak rewel lalu kemudian menangis, berkat kemampuan reflek tersebut ia akan dengan mudah berhenti menangis karena ia hafal dengan suara ibunya sendiri, hal tersebut berlaku apabila anak berhasil melakukan kemampuan reflek dan kemampuan bahasa reseptifnya dengan baik.Â
Menginjak usia 4-6 bulan, anak di usia ini sudah mulai bagus pemahamannya mengenai perbedaan suara yang muncul disekitarnya dan mulai berani merespon apa yang tidak ia inginkan.Â
Memasuki usia 7-12 bulan dimana ini puncak dari momen-momen yang sangat berharga, ia mulai merespon lawan bicaranya seperti halnya memperhatikan dan menoleh ketika dipanggil atau diberikan pertanyaan.
Tahapan perkembangan kemampuan berbahasa reseptif pada usia 1-3 tahun. Pada usia 1-2 tahun, anak mulai mengikuti perintah yang disampaikan oleh orang lain dan mengetahui beberapa pertanyaan sederhana. Usia 2-3 tahun, anak sudah memahami beberapa kalimat perintah yang berlawanan misalnya seperti "ayo jalannya lebih cepat dan bawa sepatunya ke depan".Â
Memasuki tahapan usia perkembangan bahasa reseptif usia 3-5 tahun, sudah tidak dapat diragukan lagi kemampuan anak dalam memahami berbagai macam cerita dan pertanyaan sederhana dari cerita tersebut.
Oleh karena itu di setiap tahapan usia yang dilalui oleh anak, orang tua itu harus tetap mengawasi dan menjaga stimulus kemampuan berbahasa pada anak. Adapun gangguan yang biasa terjadi pada perkembangan bahasa perseptif ialah sulit mengikuti atau memahami cerita, sulit memahami gerakan tubuh dan menjawab pertanyaan.Â
Sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa setiap kemampuan berbahasa reseptif pada anak usia dini itu harus diimbangi dengan cara stimulus yang diterapkan oleh orang tua dengan baik. Sehingga akan mencapai perkembangan bahasa reseptif yang baik pula sesuai dengan tahapan usianya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H