Mohon tunggu...
Joulita Octavia
Joulita Octavia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Merupakan seorang mahasiswi dari Universitas Muhammadiyah Malang dengan mengambil jurusan Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Topeng Malangan dan Tari Topeng Malangan di Tengah Populernya Budaya Korea Saat Masa Pandemi

21 Juli 2022   23:32 Diperbarui: 21 Juli 2022   23:38 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kota Malang yang dikenal sebagai kota pendidikan memiliki banyak sekali keindahannya seperti alam atau destinasi wisatanya serta karya seni dan budayanya. Salah satu karya seni dan budaya yang menarik dari kota tersebut ialah seni topeng atau yang biasa disebut topeng malangan beserta tariannya yaitu tari topeng malangan. 

Namun, saat ini kita hidup di era globalisasi yang mana globalisasi sendiri merupakan fenomena global yang tidak dapat dihindari dan memberikan peluang bagi budaya luar masuk dengan mudah ke dalam suatu wilayah negara. 

Budaya Korea misalnya, yang telah masuk dan hype di Indonesia tanpa terkecuali salah satu daerahnya yaitu Kota Malang yang merasakan kepopuleran budaya tersebut. Seperti yang diketahui budaya tersebut identik dan sangat popular dengan drama dan musiknya atau yang biasa dikenal dengan sebutan K-pop dan K-drama. Budaya Korea sendiri telah popular sejak lama bahkan jauh sebelum pandemi.

K-drama menjadi sebuah hiburan dikala pandemi. Tidak hanya itu, menurut riset yang dilakukan oleh CNN Indonesia menunjukan bahwa K-drama menjadi pilihan masyarakat untuk merehatkan diri sejenak dari kebosanan saat pandemi. 

Namun, bukan hanya K-drama saja, K-pop pun sempat menjadi hiburan dan topik hangat saat masa pandemi. Beberapa group band seperti NCT, BTS, AESPA, dan juga Blackpink sempat popular saat pandemi. Terbukti dari lagu-lagu mereka yang diputar di tempat-tempat seperti caf dan mall serta beberapa tempat lainnya. 

Tidak hanya itu, saat lagu-lagu mereka release meraih jutaan viewers di youtube. Hal ini membuktikan bahwasannya antusias penggemar sangat terlihat. Apalagi dengan lagu-lagu mereka dapat memberikan semangat dan nuansa baru saat pandemi.

Ditengah populernya budaya Korea seperti K-pop dan K-drama di tengah kalangan masyarakat tentunya sedikit banyak memberikan dampak bagi beberapa aspek salah satunya budaya lokal di Kota Malang. 

Seperti wawancara yang telah dilakukan (6/7/22) dengan narasumber yaitu Ibu Ririn selaku salah satu pemilik yang mengurus padepokan seni Topeng Malangan serta Sanggar Tari Topeng Malangan beliau memaparkan bahwasannya memang terdapat beberapa komunitas yang memang melakukan kolaborasi antara budaya lokal dan budaya luar salah satunya Budaya Korea. 

Maksudnya disini ialah para penari topeng malangan menari seperti pada umumnya namun diiringi oleh musik yang dikolaborasi antara musik khusus tarian topeng malangan dengan musik K-pop. Biasanya, terdapat juga beberapa pertunjukan topeng malangan dan tarian topeng malangan yang memperlihatkan kolaborasi dengan musik Korea saat pandemi. 

Hal ini secara tidak langsung memperlihatkan bahwasannya tidak sedikit banyak ditemukan modernisasi dalam budaya lokal.

Namun, budaya Korea yang sedang populer sebelum pandemi maupun saat pandemi tidak memberikan pengaruh yang banyak dalam budaya lokal topeng malangan dan seni tari topeng malangan. Karena, budaya Korea tersebut tidak merubah jati diri topeng malangan atau seni tari topeng malangan itu sendiri. 

Karena, di padepokan dan sanggar tersebut yang merupakan akar dari adanya budaya lokal topeng malangan maupun tari topeng malangan masih sangat kental dan asli budayanya. 

Ibu Ririn juga mengatakan bahwa meskipun pandemi terdapat kebijakan PSBB atau lockdown dari pemerintah produksi topeng malangan tetap dilakukan meskipun tidak sebanyak saat pandemi. 

Tidak hanya itu, di padepokan juga masih aktif melakukan kegiatan seperti bermain karawitan. Kegiatan tersebut tetap diadakan karena karawitan sendiri tidak membutuhkan orang banyak. Namun, untuk tari topeng malangan sendiri memang saat pandemi ditiadakan hal tersebut dikarenakan jumlah penari topeng malangan yang cukup banyak sehingga sangat berisiko apabila kegiatan tetap diadakan. 

Selain itu, saat pandemi juga masih terdapat orang-orang yang mengunjungi padepokan dan sanggar tersebut salah satunya Duta Jerman, tentunya kegiatan atau kunjungan tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan yang ada.

Saat ini, dimana pandemi Covid-19 yang terlihat mulai meredah padepokan tersebut telah melakukan kegiatannya secara normal dengan bertahap dan masih menggunakan protokol kesehatan yang ada. Meskipun hingga saat ini K-pop dan K-drama tetap popular namun banyak dari anak-anak hingga remaja yang tertarik dan berlatih menari tari topeng malangan. 

Selain itu, produksi topeng malangan pun tetap berlanjut dan mulai menambah jumlah produksinya.

Hal ini dapat disimpulkan bahwasannya meskipun gempuran budaya global sangat besar khususnya budaya Korea yaitu K-pop dan K-drama baik saat pandemi, tidak banyak mempengaruhi budaya lokal di Kota Malang yaitu Topeng Malangan dan Tarian Topeng Malangan. 

Karena, meskipun terdapat beberapa kolaborasi dan populernya budaya Korea seperti K-pop dan K-drama tidak menghilangkan dan merubah ciri khas dan jati diri dari budaya lokal tersebut. 

Ditambah lagi, dengan adanya antusiasme dari anak-anak hingga remaja yang sampai saat ini masih tertarik terhadap budaya lokal menyebabkan meningkatnya minat mereka untuk belajar budaya lokal tersebut. Secara tidak langsung, topeng malangan dan tari topeng malangan ini pun akan terus dilestarikan oleh para generasi mudah agar  tidak hilang ditelan zaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun