Mohon tunggu...
Qurratul Ayun
Qurratul Ayun Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mencari Harta atau Nafkah dengan Cara Berdagang

25 Februari 2018   07:32 Diperbarui: 2 Maret 2018   09:27 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Cara-cara yang curang atau tercela maka semua harta atau uang yang mereka dapatkan itu tidaklah barokah, melainkan lebih tepatnya mereka telah memakan harta dari uang yang haram, karena mereka telah merugikan bagi dirinya sendiri dan merugikan bagi orang lain. Hidup Itu bukan untuk makan tapi makan adalah untuk hidup, dan sebenarnya ada banyak cara dimana kita bisa mendapatkan rezeki yang halal, kuncinya selalu berusaha, bertawaqal, jangan putus asa atau pantang menyerah , dan selalu meminta kepada Allah agar selalu berada dalam lindungan nya dan agar selalu dijalannya, kemudian jangan sampai lupa agar selalu bersyukur dan mensyukuri atas apa yang telah didapatkan walaupun rezeki yang didapatkan tidak sama seperti apa yang dibayangkan, karena mensyukuri atas segala yang didapatkan itu adalah salah satu cerminan ibadah kita terhadap Allah dan ucapan terimakasih ataupun syukur atas segala nikmat baik dari rezeki yang didapatkan, kesehatan dan lain sebagainya.

Dan Allah pun menjanjikan "Barang siapa yang mengingat ku maka aku akan mengingatnya", jadi sungguh Allah itu akan mengingat hamba-hambanya bagi mereka yang selalu mengingat nya dan semisal Allah telah mengingat kita maka insya Allah dalam segala urusan dunia akan di mudahkan olehnya.

Bertaqwa, berbuat baik, dan meninggalkan segala sesuatu yang haram dalam mencari harta atau Nafkah adalah jalan menuju keberkahan Allah, kemudian hendaknya seseorang yang akan berdagang, jual-beli, maupun dalam hal transaksi hendaknya memperhatikan 2 perkara berikut:
1. Berilmu sebelum sebelum berkata dan berbuat. Seseorang hendaknya memahami apa saja yang harus dia ketahui, berkaitan dengan amalan-amalan yang akan dia kerjakan, semisal: "Sebagai pedagang harus mengetahui kapan waktu untuk berdagang atau jual-beli, misalkan pada waktu akan menunaikan sholat jum'at. Allah Swt berfirman; "Wahai orang-orang yang beriman apabila diseru untuk menunaikan sholat jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah, dan tinggalkanlah jual-beli. Yang, demikian itu lebih baik bagi mu jika kamu mengetahui" (Al-jumu'ah 9).

Serta seorang pedagang harus mengetahui tempat-tempat yang dilarang untuk berjual-beli, dan mengetahui barang-barang apa saja yang tidak boleh diperjual belikan misalkan babi, anjing dan lain-lain yang diharamkan untuk diperjual belikan. Taqwa, pengertian tawa sendiri adalah se baik-baik bekal. Pedagang dan profesi lainnya pun harus memiliki bekal taqwa. Karena dari ketaqwaan seseorang tidak akan dengan mudah melakukan hal-hal yang tercela ataupun dilarang dalam agama, dan dengan ketaqwaan pula seseorang itu akan dengan mudah menjadi hamba Allah yang selalu dekat dengannya agar selalu dilindungi dari hal-hal yang tercela dan yang terlarang dalam agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun