Laki-laki I
Aku terjebak dalam arus perputaran Zaman
Dahulu ketika kepemimpinan berada di tanganku kejayaan seolah berpihak
Banyak saham dan investasi berhasil ku raih
Dirumah aku seolah merasa lengkap dengan Kesetiaan istriku yang setia mengasuh dan mendidik anak-anak kami
Seorang putri yang berusia 8 tahun dan putra yang baru berusia beberapa bulan
Dan seketika keadaan berubah, Perusahan seolah berada di ambang kehancuran
Pemerintah mengambil ahli semua kebijakan, tak ada penghasilan yang masuk
Semakin hari perusahan semakin di ambang kehancuran dan aku terjebak dalam pemikiran kacau
Entah sampai kapan pemikiran ini akan berhenti, mungkin ketika pemerintah mulai adil dan bijaksana serta sadar akan kerakusan dan ketamakan yang menguasai sepenuhnya saham kami tanam di salah satu perusahan.
Laki-laki II
Aku adalah seorang dokter sekaligus penulis, maksud dan tujuanku adalah menulis untuk menghasilkan ilmu Pengetahuan
Tapi ternyata pemikiran itu jauh melebihi perkiraan ku bukan saja aku yang terjebak di dalam pemikiran yang salah aku bahkan hengkang
Dari tujuan utamaku mengabdi untuk masyarakat entah emosi atau tuntutan pisikis aku terjebak dalam kisruh politik
Harusnya menjadi seorang dokter adalah suatu kebangaan yang begitu besar tak mudah untuk meraih gelar Dokter
Menolong nyawa manusia adalah pengorbanan dan pengabdiaan yang tak bisa dibayar dengan harga bagi dokter yang benar-benar mengabdikan diri sesuai profesi.
dimana kesadaranku sebagai seorang dokter,satu pertanyaan yang tak pernah terpikirkan dalam benakku,mungkinkah aku telah lupa?
laki-laki III
Semua unsur yang bernama laki-laki tercampur aduk disini
Selalu bersuara kami kehilangan jati diri kami, kami kehilangan wajah kami karena tak pernah dianggap
Satu pertanyaan yang tak pernah mereka sadari "Pernahkah mereka bertanya Untuk apa tujuan hidup mereka? jika meraka tau jika hidup itu hanya sementara untuk apa harus melakukan kesalahan yang terus dan terus berulang"
Harusnya tak ku bicarakan hal ini namun keadaan memaksaku untuk bercerita. Didalam diri kami ada Iblis yang tak pernah henti mengoda.
Satu lagi pertanyaanku Bukankah pernah dikatakan Jika iblis pun akan tunduk pada diri Laki-laki
Tetapi mengapa mereka tak pernah bisa mengendalikan iblis yang seolah menjadi racun untuk diri sendiri.
Dan tentang seorang penulis:
jangan pernah menulis dan membayangkan tentang kehidupan orang lain yang belum pernah kalian alami
karena aku pernah terjebak dalam hal ini, tetapi satu yg ku syukuri aku tau batasan yang menjadi kenyataan yang pernah ku alami
dan bukan tentang kehidupan yang tak pernah aku alami.
satu hal yang selalu ku tanyakan hingga hari aku membawa jiwa dan hati seseorang yang begitu suci
tentang jiwa bukanlah menjadi hakku.
dan tentang hati mungkin ini adalah akhir dari semua pencarian. dan memutuskan untuk mencintai dan menerima hati ini
sekeras apapun hati ini suatu ketika akan mencair ketika sang hati menemukan pilihan yang tepat.
dan ini akhir dari segala pencarian tentang hati.
(hanya seorang penulis yang menulis untuk dipertanggung jawabkan kelak)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI