Mohon tunggu...
Aisha Kirana
Aisha Kirana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

UB'21

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Mahasiswa dalam Menyongsong SDGs Keempat Guna Mewujudkan Indonesia Maju

20 Desember 2021   00:04 Diperbarui: 20 Desember 2021   00:37 1956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Negara merupakan pihak yang paling bertanggungjawab dalam pembangunan sosial dan ekonomi, pembuatan kebijakan nasional, menentukan strategi pembangunan, dan segala hal yang bertujuan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. 

Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan generasi pada masa sekarang, tanpa mengurangi pemenuhan kebutuhan generasi yang akan datang. 

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam konferensinya pada 25 September 2015 mengesahkan agenda SDGs sebagai kesepakatan pembangunan global, yang mengusung tema "Mengubah Dunia Kita: Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan".

Sustainable Development Goals (SDGs) atau yang dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan sebuah agenda yang dibuat sebagai kelanjutan dan perluasan dari Millenium Development Goals (MDGs) yang mulai dilakukan sejak akhir tahun 2015. Sama seperti MDGs yang dibuat untuk jangka waktu 15 tahun, SDGs pun dibuat untuk waktu yang sama, yaitu sejak 2016 hingga 2030. Perbedaan keduanya adalah SDGs dirancang dengan melibatkan berbagai sektor pembangunan, mulai dari pemerintah, Civil Society Organization (CSO), sektor swasta, hingga akademisi.

SDGs berisikan 17 tujuan dan 169 target, yang meliputi aneka isu pembangunan berkelanjutan. Tujuan tersebut, yaitu (1) No Poverty (tanpa kemiskinan), (2) Zero Hunger (tanpa kelaparan), (3) Good Health and Well-Being (kehidupan sehat dan sejahtera), (4) Quality Education (pendidikan berkualitas), (5) Gender Equality (kesetaraan gender), (6) Clean Water and Sanitation (air bersih dan sanitasi layak), (7) Affordable and Clean Energy (energi bersih dan terjangkau), (8) Decent Work and Economic Growth (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi), (9) Industry, Innovation and Infrastructure (industri, inovasi dan infrastruktur), (10) Reduce Inequalities (berkurangnya kesenjangan), (11) Sustainable Cities and Communities (kota dan komunitas berkelanjutan), (12) Responsible Consumption and Production (konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab), (13) Climate Action (penanganan perubahan iklim), (14) Life Below Water (ekosistem laut), (15) Life on Land (ekosistem daratan), (16) Peace, Justice and Strong Institutions (perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh), dan (17) Partnership For The Goals (kemitraan untuk mencapai tujuan).

Pendidikan yang berkualitas merupakan poin atau tujuan keempat dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Tujuan ini dibuat untuk menyediakan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta meningkatkan kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang, karena pendidikan merupakan hak mendasar dalam kehidupan manusia. 

Pendidikan yang dimaksud disini bukan hanya pendidikan formal yang didapatkan di sekolah atau universitas saja, tetapi juga pendidikan yang dapat meningkatkan kreativitas dan daya inovatif anak bangsa.

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini berada di posisi pertengahan hingga ke bawah jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini dapat dilihat dari laporan tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012, yang menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 negara di seluruh dunia. Sedangkan berdasarkan Education for All Development Index (EDI) pada tahun 2015, Indonesia berada di peringkat ke-57 dari 115 negara. 

Lalu dalam laporan program pembangunan PBB tahun 2015, Indonesia masih tertinggal dari dua negara tetangganya, yaitu Malaysia (peringkat 62) dan Singapura (peringkat 11). Pada laporan tersebut, Indonesia berada di peringkat ke-110 dari 187 negara dalam IPM (Indeks Pembangunan Manusia) dengan angka 0,684.

Berdasarkan data diatas, kualitas pendidikan di Indonesia terbilang masih tertinggal jauh jika dibandingkan dengan negara-negara lain. 

Hal ini kemudian membuat pemerintah menjadikan tujuan pendidikan dalam SDGs sebagai tumpuan untuk mendorong dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, karena peningkatan kualitas pendidikan dapat memacu pencapaian tujuan dan target lain yang terdapat dalam 17 poin SDGs. 

Oleh karena itu, diharapkan peran pendidikan dapat meningkatkan daya saing Indonesia dalam mendukung SDGs 2030 serta meningkatkan indeks pembangunan manusia di Indonesia.

Mahasiswa merupakan kelompok di masyarakat yang mendapatkan pendidikan terbaik, karena sebutan mahasiswa sendiri diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani pendidikan di perguruan tinggi, yang notabene-nya merupakan tempat mengenyam pendidikan yang tertinggi. 

Oleh karena itu, peran mahasiswa dalam memajukan segala aspek di suatu negara sangatlah besar, terutama dalam bidang pendidikan. Peran mahasiswa di bidang pendidikan bukan hanya sekedar sebagai seseorang yang sedang menuntut ilmu saja, tetapi mahasiswa juga juga berperan dalam mengeluarkan gebrakan perubahan dan membuat sebuah inovasi baru.

Umumnya mahasiswa memiliki empat peran dalam masyarakat, yaitu sebagai Agent of Change (agen perubahan), Social Control (generasi pengontrol), Iron Stock (generasi penerus), dan Moral Face (gerakan moral). Keempat peran tersebut harus dijalankan secara seimbang agar dapat semaksimal mungkin dalam memajukan pendidikan di Indonesia.

Sebagai Agent of Change, mahasiswa diharapkan dapat membawa perubahan dalam bidang pendidikan di Indonesia. Contohnya mahasiswa dapat menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan suatu permasalahan serta merancang ide-ide yang dapat menunjang sekaligus memajukan pendidikan.

Sebagai Social Control, mahasiswa diharapkan memiliki peran yang aktif dalam kehidupan sosial. Contohnya yaitu mahasiswa harus terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Tidak hanya itu, mahasiswa juga harus berperan aktif dalam menciptakan situasi yang kondusif sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

Sebagai Iron Stock, mahasiswa dianggap sebagai seseorang yang akan menjalankan bangsa ini dimasa depan sekaligus harapan bangsa untuk masa depan yang lebih baik. Mengapa disebut Iron? Hal ini karena besi memiliki filosofi kuat dan kokoh, begitu juga dengan harapan mahasiswa menjadi penerus yang lebih kuat dan kokoh. Contohnya yaitu mahasiswa mampu menyampaikan kritikannya mengenai masalah pendidikan di Indonesia, namun dalam menyampaikan hal tersebut haruslah menggunakan tata cara yang baik dan benar, agar tidak ada pihak yang dirugikan.

Terakhir sebagai Moral Face, mahasiswa diharapkan menunjukkan moral yang baik yang mencerminkan jati dirinya sebagai seorang mahasiswa. Contohnya yaitu dengan menjaga keamanan, keindahan, dan kebersihan kampus, serta tidak ikut serta dalam suatu demonstrasi atau demo. Walaupun secara hukum demo itu tidak dilarang, namun aksi tersebut dapat menyebabkan kericuhan. Dengan tidak mengikuti aksi tersebut maka kita dapat menjaga nama baik dari mahasiswa itu sendiri di mata masyarakat.

SDGs atau Sustainable Development Goals yang diartikan sebagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan sebuah agenda yang berisikan 17 tujuan dan 169 target untuk meningkatkan pembangunan global. Pendidikan yang berkualitas merupakan salah satu dari 17 tujuan tersebut yang dibuat untuk menyediakan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta meningkatkan kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang. Indonesia sendiri menjadikan hal tersebut sebagai tumpuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang dapat dibilang berada di posisi tengah ke bawah jika dibandingkan dengan negara-negara lain.

Mahasiswa memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan tersebut. Peran tersebut antara lain sebagai Agent of Change (agen perubahan), Social Control (generasi pengontrol), Iron Stock (generasi penerus), dan Moral Face (gerakan moral), yang jika dijalankan secara maksimal dapat memajukan pendidikan di Indonesia. 

Berdasarkan peran tersebut, dapat dikatakan bahwa mahasiswa bukan hanya sebagai seseorang yang sedang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi saja, tetapi mahasiswa juga seseorang yang dapat membawa perubahan besar bagi bangsa ini, terutama dalam bidang pendidikan yang dapat memacu tercapainya 16 tujuan lain dalam agenda SDGs.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun