Hari kedua
- Posisi duduk berhadapan
- Aktif melakukan kontak mata ketika berbicara.
Di hari pertama beliau cenderung pasif dan aktif mendengar, selain itu perbincangan yang terjadi hanya sebatas pewancara dan narasimber. Komunikasi yang terjalin masih cenderung kaku, dan beliau masih berbicara seadanya.
Di hari kedua, beliau mulai aktif memberikan pandangannya, dan leluasa menjelaskan apa yang menarik menurutnya. Pada hari ke dua, beliau semakin terbuka dan menjelaskan keinginannya untuk bekerja lagi, masa kecilnya, dan keluarganya. Pada hari kedua, komunikasi yang terjalin mengalami peningkatan, rasa senang yang diselingi tertawaan dan keterbukaan dari lansia.
Teknik Komunikasi
- Responsif dan asertif
- Sabar dan Iklas
- Klasifikasi
- Fokus
- Di hari pertama, Teknik asertif dan responsive digunakan untuk memahami dan memberikan rasa nyaman pada lansia. Langkah ini berhasil, namun kurang membuka diri lansia akibat aspek non verbal yang tidak dilakukan.
Di hari kedua, Teknik klasifikasi dan focus menjadi Teknik utama saat berkomunikasi dengan beliau. Hal ini didasarkan, dari beberapa ucapan dan arah pembicaraan yang semakin terbuka sehingga beberapa topik pembicaraan yang difokuskan membuat lansia  dan saya tidak kesulitan dalam berkomunikasi.
Berdasarkan hasil kunjungan, dapat dipahami bahwasanya komunikasi menjadi akan sangat berkembang ketika kita mulai memerhatikan aspek non verbal dan verbal. Strategi komunikasi yang digunakan juga alangkah baiknya di kombinasikan, agar arah komunikasi tidak menjadi kaku dan sulit bagi Lansia. Melalui  komunikasi yang terjalin antar penulis dan lansia, penulis menyadari bahwasanya komunikasi yang terarah dan menyenangkan, setidaknya dapat membuka diri dan membantu mereka untuk mengelola stress.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H