Mohon tunggu...
Tedy Aprilianto
Tedy Aprilianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Individu merdeka permbelajar filsafat untuk memberi gambaran opini generasi muda

Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada | Pembelajar Filsofis dan Pecinta Perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kilas Balik Ramadhan 1443 H: Bangkitnya Gejolak Rakyat dalam Memperjuangkan Kesejahteraan yang Nyaris Hilang

7 Mei 2022   10:20 Diperbarui: 7 Mei 2022   11:59 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Aksi Demonstrasi Rakyat Menggugat/Tedy Aprilianto

Walau masih berbentuk wacana akan tetapi secara tidak langsung wacana itu telah mencederai amanat reformasi yang telah terjadi. Dikutip dari bbc.com dipaparkan oleh pengamat politik bahwa alasan penundaan pemilu 2024 tak mendasar dan dituding memuat motivasi elite mengamankan proyek infrastruktur. Dengan dibungkus oleh alasan kondisi covid-19 dan anggaran pemilu yang cukup mahal seakan-akan membuat alasan paling manjur untuk melunakan masyarakat.

Dengan gejolak politik ini publik seakan-akan menjadikan tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Didukung dengan adanya beberapa tokoh publik yang mengeluarkan statement --- statementnya membuat seakan-akan wacana ini hanya bentuk isu yang tidak jelas.

Mau bagaimanapun juga aksi demonstrasi wajar dilakukan di negeri demokrasi ini. Walaupun wacana penundaan pemilu realisasinya minim akan tetapi di dalam politik semua pasti bisa terjadi. Banyak pihak yang menilai bahwa aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa dalam menanggapi wacana ini percuma dan menjelekan mahasiswa itu sendiri secara tidak langsung publik juga ikut kritis. Namun, bagaimanapun juga ketika mahasiswa turun kejalan terdapat juga bekal kajian. Tiada lain kajian tersebut merupakan salah satu bentuk aspirasi di dalam menjamin kebijakan pemerintah mengenai ketaatan nya kepada konstitusi.

Wacana penundaan pemilu ini juga merembet kepada pembangunan IKN. Di dalam ranah ini masyarakat terutama kaum intelektual memiliki dugaan bahwasanya rencana ini adalah akal-akalan rezim dalam melanggengkan wacana penundaan pemilu. Apapun itu pemilu tidaklah mungkin akan ditunda dan pembangunan IKN juga perlu ditinjau kembali. Peninjau kembali disini merupakan sebuah bentuk untuk penjaminan keberlangsungan masyarakat adat yang ada di Penajam Paser Utara. Dikarenakan pembangunan IKN ini menurut beberapa sumber masih mengalami kecacatan prosedur dan terkesan hanya menguntungkan pihak tertentu saja.

Dari beragam isu dan peristiwa di atas adalah bentuk dari keberkahan ramadhan di tahun 2022 ini. Keberkahan itu merupakan berkah yang berbentuk bangkitnya kembali kekritisan masyarakat dari beberapa elemen untuk menyingkapi dinamika bangsa ini. Walaupun demikian ada salah satu korban yaitu mahasiswa yang pergerakanya terpecah menjadi 2. Ada yang bergerak melalui aksi dan ada yang bergerak juga melalui diplomasi.

Dari situlah tercetuslah Partai Mahasiswa Indonesia. Entah bagaimana partai ini bisa muncul dan terdaftar di dalam Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI itu bernomor M.HH-5.AH.11.01 Tahun 2022 tentang Pengesahan Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Kristen Indonesia 1945 menjadi Partai Mahasiswa Indonesia. Keberadaan partai ini cukup mendapatkan beragam penolakan di kalangan intelektual.

Penolakan karena adanya resiko ditunggangi partai politik dan merusak independensi perjuangan menjadi salah satu bomber utama di dalam menolak keberadaan partai ini. Dengan ini framing buruk menjadikan sebuah alat penghancur sitra mahasiswa. Mau bagaimanapun juga mahasiswa akan tetap menjadi kaum kritis dan terpelajar. Kondisi ini ada juga yang menganggap sebuah rencana untuk meruntuhkan gerakan mahasiswa itu sendiri.

Ramadhan 1443 Hijriyah pada tahun 2022 ini cukup berbeda dari sebelumnya. Dinamika pergolakan yang terjadi bukanlah hal yang sepele. Sebagai kaum terpelajar dan masyarakat yang cerdas maka semua pihak yang menjadi korban dan memperjuangkan harus memiliki sebuah rasa solidaritas. Kebutuhan solidaritas ini merupakan salah satu faktor paling penting di dalam menghindari resiko pemecah belahan kehidupan bernegara di negeri yang baru mengalami pemulihan dari covid-19 ini. Harapan kuat akan selalu mengalir kepada para masyarakat yang terus memperjuangkan kesejahteraan di negeri ini. Mau bagaimanapun juga perjuangan rakyat tidak akan mati dan rezim penguasa tidak akan pernah bisa mengalahkan rakyat. Hidupkanlah semarak perjuangan ini walaupun kondisinya ramadhan perjuangan untuk rakyat pasti akan mendapat keberkahan tersendiri bagi masyarakat yang meyakininya.

Referensi

Aprilianto, T. (2022, April 8). Relasionalisme Penilaian pada Polemik Keberadaan Spanduk "Save Wadas" pada Ceramah Tarawih di Masjid Kampus UGM. Retrieved April 5, 2022, from https://www.kompasiana.com/20_tedyaprilianto3560/624fa44992cb5a66d8793de3/relasionalisme-penilaian-pada-polemik-keberadaan-spanduk-save-wadas-pada-ceramah-tarawih-di-masjid-kampus-ugm?page=2&page_images=1

Bergerak, A. R. (2022). Rilis Media Rakyat Menggugat : Lawan Oligarki,Bangun Dewan Rakyat Berkeadilan. Yogjakarta: Instagram Gejayan Memanggil. Retrieved from https://www.instagram.com/p/CcmeamLr3Po/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun