"harga minyak yang mahal memaksa kami sekeluarga memilih untuk lebih hemat memasak dengan cara menggoreng" jelas Eni ibu rumah tangga yang terdampak akibat harga minyak yang cukup tinggi. Mengacu dalam kelangkaan minyak goreng di pasaran ini memiliki  berpengaruh dalam harga jualnya. Semula harga jual minyak goreng di pasaran dijual dengan rata-rata sebesar 14.000/per liter  perlahan-lahan naik hingga sekarang menjadi 23.500/per liter.
Dengan semakin naiknya harga minyak dipasaran maka kapitalisme logistik secara jelas telah membunuh pasokan minyak yang akan didistribusikan di pasaran.Â
Di dalam kondisi ini menurut tulisan Huda (2016), kapitalisme ini dapat terjadi karena manusia ingin memperoleh kekayaan pribadi  sebesar-besarnya dengan cara menimbun barang yang dijual dipasaran tanpa sepengetahuan dari  otoritas yang berkuasa. Namun, kedok kejahatan kapitalisme dari  oknum-oknum tersebut juga dapat dibongkar oleh pihak kepolisian.Â
Hal ini diperkuat dengan kemunculan pemberitaan nasional dalam kurun waktu seminggu ini, memaparkan bahwa pemerintah dari hari ke hari telah mampu menggerebek dan melakukan pembongkaran pada gudang penimbunan minyak goreng di beberapa tempat.
Mengacu pada fakta tersebut sudah terbukti jelas bahwasanya oknum-oknum kapitalis dibalik kelangkaan minyak goreng ini telah merajalela memanfaatkan kemampuannya dalam mempermainkan harga jual di pasaran.Â
Dalam dunia ekonomi peran manusia sebagai pemegang modal sangatlah besar, bahkan pemilik modal tersebut dapat menguasai pasar dan mengontrol harga suatu barang tanpa campur tangan hukum dan pemerintahan. Dengan harga yang dikontrol oleh oknum tersebut maka secara tidak langsung oknum tersebut akan mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya untuk dirinya sendiri. Eksploitasi yang sangat besar membuat  masyarakat kian menjerit.Â
Dalam menanggapi ini pemerintah yang mulai resah langsung mengeluarkan perintah untuk membentuk satgas pangan dengan tujuan untuk memberantas oknum-oknum kapitalis yang berbuat semena-mena.
Selain membentuk satgas pangan, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ini juga meminta maaf kepada publik. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi melalui pidatonya mengucapkan permohonan maaf dikarenakan fenomena kelangkaan minyak ini terjadi diluar batas kemampuan pemerintah. " Dengan ini Kementerian Perdagangan Republik Indonesia memohon maaf sebesar-besarnya bahwasanya kami tidak bisa mengontrol harga minyak dipasaran dikarenakan ini sifat manusia yang rakus dan jahat...", di dalam pidatonya tersebut masyarakat  merespon dengan kekecewaan kepada pemerintah sehingga di beberapa daerah terjadi gejolak demonstrasi yang menekan dan menuntut agar pemerintah serius di dalam mengontrol harga minyak di pasaran.
Jika kondisi kelangkaan minyak goreng di pasaran masih dibiarkan maka kapitalisme akan semakin mengganas dan bisa saja menaikan harga minyak goreng yang tidak wajar untuk memperbudak masyarakat. Sehingga masyarakat akan melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkanya.Â
Bermula dari harga minyak goreng yang semakin naik hal ini memiliki  pengaruh juga terhadap bahan pangan lainya di pasaran. Awal masalah kenaikan harga bahan pangan seperti ini memiliki kemungkinan dapat mengacaukan masyarakat jika pemerintah tidak segera mengambil alih untuk menyelesaikanya. Gejolak kekacauan di dalam masyarakat pasti akan muncul ketika harga bahan pangan naik dan kelaparan yang merajalela.
Di dalam melawan kapitalisme ini salah satu  cara yang dapat digunakan ialah dengan melakukan pergerakan rakyat. Rakyat yang tertindas oleh kapitalisme ini akan membentuk sebuah solidaritas untuk mempersatukan suara dengan tujuan memperoleh keadilan. Seperti yang terjadi di berbagai tempat dalam beberapa hari ini berbagai macam elemen masyarakat melakukan demonstrasi untuk memperjuangkan tuntutan menjaga kestabilan bahan pangan.  Jika kesadaran akan gerakan rakyat dalam memberantas kelangkaan minyak goreng ini kuat maka oknum-oknum kapitalis yang mulai merasa kewalahan akan runtuh dengan sendirinya. Kesadaran gerakan rakyat adalah alat penekan dari ketertindasan.