Mohon tunggu...
Hany putri
Hany putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas komputer Indonesia

Deret tulisan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Untukmu di 2016

16 September 2022   11:35 Diperbarui: 16 September 2022   11:38 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Burung berkicau di pagi hari dan hembusan angin pagi, semesta seolah membuatku tidak semangat untuk hari ini padahal semesta tidak salah apa-apa dan justru hari ini begitu indah tapi dirikunya saja yang bermasalah. Hari ini memang bukan seperti hari biasanya teruntuk hari ini aku harus bertemu dengan beberapa umat manusia asing, bertemu dengan seseorang yang baru memang bukan keahlahlianku kadang aku terlalu begitu takut jikalau harus bertemu dengan orang yang tidak aku kenal karena aku takut mungkin ada sikap dan perkataan yang aku lakukan dan itu menyakitinya, karena bagi mereka-mereka yang baru melihatku mereka langsung berpikir bahwa aku adalah sesosok manusia yang judes dan sulit untuk berteman padahal aslinya tidak seperti itu, ketakutan itu membuat aku terlihat tampak pendiam nanceria jikalau sudah kenal. Walaupun hari ini cukup berat tapi aku harus menghadapinya. 

Menginjakkan kaki saja seolah sangat berat, rasanya ada magnet yang menarik untuk kembali tak memasuki aula itu. Di ruangan besar ini sudah dipenuhi beberapa orang dimulai dari mereka yang jauh lebih tua dariku, seusiaku dan bahkan lebih bawah dariku, begitu berhasil membunuh semua ketakutanku aku lantas melihat keberbagai arah sembari memikirkan dimana aku harus duduk, di ujung ruangan menyisakan 2 kursi yang sejauh ini lepas dari gerombolan manusia, dengan senangnya aku duduk disana hanya sendiri sebelum acara benar-benar dimulai.

 

Sebetulnya 1 minggu yang lalu aku telah terpilih sebagai perwakilan sekolah untuk menjadi kontestan dalam ajang menyanyi antar sekolah dan memang bukan hanya aku saja yang menjadi perwakilan tapi karena aku menjadi satu-satunya divisi A mau tidak mau aku berpisah dengan beberapa teman sekolahku. Sebelum menyambut hari-H kami semua sebagai kontestan diharapkan berkumpul di sebuah aula sekolah para kontestannya terdiri dari berbagai sekolah luar lain tentunya. Begitu acara dimulai semua orang yang berada di aula ini mendadak perhatiannya beralih pada seseorang yang berdiri gagah di depan sembari membawa mikrofon, kini kursi yang aku duduki sudah dipenuhi gerombolan manusia hanya menyisakan 1 kursi disebahku selang 5 detik kemudian sesosok pria muda sepantaranku mendakat

 " Hai, kursi ini kosongkan?" Aku yang saat itu masih terdiam karena entahlah apa yang harus aku lakukan, itu memang tindakan yang bodoh seseorang bertanya tapi aku malah terdiam bukan menjawab. Selang beberapa detik akhirnya kebodohan yang aku lakukan sirna pria itu terdiam dan memandangku seperti kebingungan.

 "Ehh... iya kursinya kosong." Dia duduk disampingku aku yang bersikap kikuk tadi merasa malu sekali. Entah apa yang harus aku lakukan bergerak sedikit saja takut menjadi sebuah kesalahan tiba-tiba dia melentangkan tangan kanannya seolah memberi sinyal bahwa dia akan memperkenalkan dirinya, lantas setelah itu dia memperkenalkan namanya dan aku membalas sikapnya itu dengan cara menjabat tangannya kemudian memperkenalkan diri.

 Sikapku yang kaku tadi pergi tanpa pamit begitu saja ketika dia terus menerus membuat aku tampak santai, sepanjang acara dimulai kami mengobrolkan berbagai hal sampai tidak terlalu begitu memperhatikan panitia yang sedang berbicara dia berhasil membuat aku nyaman dengan lingkungan sekitar hingga tidak sadar bahwa sudah saatnya untuk kami harus beristirahat. Namun jam istirahat bukan menjadi halangan bagi kami untuk berpisah walaupun memang benar kami sempat beberapa kali kami berpisah satu sama lain untuk menemui teman kami masing-masing. 

Sejak saat itu hingga akhirnya tiba hari dimana kami semua harus tampil disebuah panggung besar. Ini adalah kali pertama aku mengikuti perlombaan sialnya saat itu aku menjadi kontestan pertama dikali pertama dan menjadi orang yang pertama sedikit menegerikan bagi aku tapi ternyata sebenarnya aku bisa, tampil diantara banyaknya orang dengan leluasa tanpa harus memikirkan yang aku takuti semua berjalan begitu spontan. Ketika giliranku sudah selesai aku sengaja menunggu dia tampil di atas panggung sebetulnya menunggu gilirannya membuang banyak waktu tapi untuknya aku relakan waktu berharga demi untuk melihatnya di atas sana. 

Hingga akhirnya dia benar-benar ada di atas panggung mengenakan jas hitam lengkap dan sepatu kets dengan rambut yang rapih membuat pesonanya semakin bertebaran ke permukaan bumi. Sempat terpesona dengan kehadirannya di atas sana membuatku semakin kikuk untuk bertidak, aku tidak bisa menahan bibir ini untuk tersenyum, begitu dia bernyanyi pandangannya selalu saja mengarah padaku seolah-olah mengajakku bernyanyi diakhir tampilannya dia megucapkan kalimat yang membuat jantungku berdebar kencang seakan ingin singgah ke dalam hatinya.

 "Aku mau bilang terimakasih untuk semuanya yang telah membantu aku hingga hari ini dan terutama untuk teman baruku di ujung sana, juga paling penting terimakasih kepada Tuhan karena telah mempertemukan aku dengan dia." Tangannya menunjuk kepada arahku lantas setelah itu aku menjadi bahan perhatian orang-orang-orang disekitar, situasi ini membuat aku tidak nyaman tapi mau bagaimana lagi ini bukan keinginanku mungkin ini adalah tanda terimakasih dia kepadaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun