Bidan desa memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap ibu dan anak, khususnya di daerah terpencil yang memiliki keterbatasan akses. Karena letak desa yang jauh dari pusat keramaian maupun kota, tentunya akan memengaruhi akses kesehatan di desa. Oleh karena itu, peran bidan dalam memberikan pelayanan terhadap ibu dan anak sering kali mendapatkan tantangan dan hambatan. Berikut ini adalah tantangan yang dialami oleh bidan desa dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada ibu dan anak di daerah terpencil.
1. Akses Jalan yang Kurang Memadai dan Terbatasnya Infrastruktur
Kurangnya akses jalan yang memadai menjadi masalah utama yang dihadapi oleh bidan desa. Seharusnya bidan bisa cepat melakukan penanganan atau rujukan darurat yang membutuhkan penanganan dengan segera ke Puskesmas atau Rumah Sakit menjadi terhambat, hal ini dikarenakan akses jalan dan infrastruktur yang kurang memadai. Letak desa yang jauh dari pusat kesehatan, membuat bidan harus menempuh jarak yang lumayan jauh dengan jalan yang juga tidak layak. Masalah tersebut tentu akan menghambat proses penanganan yang akan diberikan oleh seorang bidan.
2. Peralatan Medis dan Fasilitas yang Terbatas
Tantangan selanjutnya yang sering dialami oleh bidan desa adalah terbatasnya peralatan medis yang digunakan untuk memberikan pelayanan kepada pasien. Selain terbatasnya peralatan medis, fasilitas yang dimiliki oleh desa juga terbatas. Terkadang dalam keadaan darurat, bidan desa hanya bisa menangani pasien dengan peralatan dan fasilitas yang bisa dikatakan sangat minim. Peralatan dan fasilitas yang terbatas ini, membuat bidan desa menjadi kurang optimal dalam memberikan pelayanan terhadap pasien.Â
3. Tenaga Kesehatan yang Kurang
Di desa terpencil, sosok bidan sering kali dianggap sebagai dokter. Hal tersebut terjadi karena kurangnya tenaga kesehatan yang berada di desa terpencil, sehingga hanya bidanlah yang dipercaya oleh masyarakat setempat untuk menjaga kesehatan mereka. Karena bidan merupakan satu-satunya tenaga kesehatan di desa, maka tanggung jawab yang diemban oleh bidan menjadi sangat besar. Bahkan di kasus-kasus tertentu, bidan terpaksa harus memberikan penanganan seorang diri tanpa dibantu oleh tenaga kesehatan lainnya.
4. Pola Pikir Masyarakat yang Sulit Diubah
Seorang bidan desa juga memiliki tantangan untuk mengubah pola pikir masyarakat yang salah tentang kesehatan ibu dan anak. Terdapat beberapa budaya atau tradisi yang dilakukan oleh masyarakat desa terpencil yang bertentangan dengan kesehatan ibu dan anak. Misalnya seperti, tidak percaya akan imunisasi, pengobatan tradisional yang dapat berisiko untuk kesehatan ibu dan anak, dan juga masih lainnya. Pola pikir masyarakat menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh bidan desa. Bidan harus melakukan pendekatan secara halus dan bijaksana, sehingga dapat mengubah pola pikir masyarakat ke depannya.
5. Jaringan Komunikasi yang Sulit
Masalah jaringan di desa adalah tantangan besar yang harus dihadapi oleh bidan desa. Karena di desa terpencil, akses jaringan atau sinyal sangat sulit bahkan tidak ada jaringan sama sekali. Ada juga beberapa desa yang hanya mengandalkan wifi, maka pada saat pemadaman listrik maupun hujan, tidak ada jaringan sama sekali di desa tersebut. Sulitnya jaringan menyebabkan seorang bidan juga kesusahan berkomunikasi dengan rumah sakit atau dokter jika terjadi keadaan darurat. Akses jaringan yang kurang memadai, menjadikan bidan kesulitan mendapatkan bantuan dengan waktu yang cepat.
Itulah beberapa tantangan dan hambatan yang sering dialami oleh bidan di desa terpencil. Di desa terpencil sosok bidan berperan penting dalam membangun ataupun menjaga kesehatan masyarakat setempat. Dukungan dari berbagai pihak, terutama tenaga kesehatan lainnya sangat dibutuhkan agar pelayanan yang diberikan menjadi lebih optimal.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H