Saat ini kebiasaan makan sambil menonton video sudah menjadi fenomena yang umum di khalayak. Seperti aneh jika makan tidak ditemani menonton video youtube atau televisi dan setiap orang mempunyai perbedaan dalam pemilihan video yang ditonton sembari makan seperti mukbang atau film untuk menaikan nafsu makan atau sekedar menemani makan. Sebelum kebiasaan ini muncul, dahulu kita dibiasakan makan bersama di dapur bersama keluarga sembari mengobrol sesuatu yang ringan. Tapi mengapa beberapa orang memilih video Windah Basudara sebagai pendamping makan?
Windah Basudara adalah konten kreator yang sangat aktif pada pembuatan konten live streaming, banyak orang yang sangat suka dengan cara Windah Basudara menghibur penontonnya dengan berbagai gimik yang diberikannya. Seringkali Windah Basudara menuruti permintaan dari penontonnya untuk melakukan sesuatu di dalam game. Hal ini yang memunculkan atensi untuk penontonnya.
Pada dasarnya antensi sangat langka untuk mendapatkannya, tetapi saat ini ekonomi atensi bagai sebuah ladang yang sangat menjanjikan untuk mendapatkan penghasilan. Media digital menerapkan psikologi gelap untuk penggunanya agar selalu tenggelam di dalam media, penggunanya dibuat seakan terlupa dengan kehidupan nyata. Alhasil, pengguna akan terus menghabiskan waktunya dengan dunia digital dan penyedia konten atau platform mendapatkan untung yang sangat besar dari fenomena tersebut.
Media digital mempunyai banyak cara untuk mempertahankan pelanggannya agar terus hanyut di dalamnya, salah satu contohnya adalah penerapan algoritma yang sering dilihat atau disukai penggunanya. Pengguna akan selalu tertarik untuk menonton video yang ia suka karena algoritma menyiapkan langsung di halaman awal video yang pengguna suka.
Jadi, siapa di sini yang makan sambil menonton konten dari Windah Basudara? Absen dulu guys!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H