Mohon tunggu...
hujanminggupagi
hujanminggupagi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

pejalan kaki pencari cari

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Olahraga sebagai Gaya Hidup dan Perkembangannya

29 Juli 2024   10:41 Diperbarui: 29 Juli 2024   10:45 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pada masa sekarang, olahraga mengalami perkembangan yang pesat dibandingkan beberapa dekade yang lalu. Peran teknologi, perubahan budaya sosial, dan peningkatan kesadaran serta pengetahuan tentang pentingnya menjaga kesehatan sangat berpengaruh bagi kebanyakan orang. Budaya olahraga telah berkembang jauh, tidak hanya menjadi aktivitas fisik saja tetapi menjadi gaya hidup, hiburan, alat identitas sosial, hingga alat komersial.

Perkembangan teknologi merupakan bagian yang sangat mempengaruhi hampir seluruh bagian kehidupan manusia, termasuk budaya olahraga. Perkembangan berbagai teknologi yang mendukung olahraga berkembang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Dari berbagai teknologi seperti perangkat jam tangan pintar sepeda, peralatan gym yang mengikuti perkembangan zaman, serta berbagai peralatan seperti pakaian dan sepatu yang terus dikembangkan. 

Selain berbagai perangkat tersebut, terdapat aplikasi-aplikasi yang dikembangkan untuk mendukung kegiatan olahraga. Misalnya, aplikasi untuk membantu olahraga harian, bahkan aplikasi untuk menghitung detak jantung dan kalori yang dibutuhkan dalam sehari serta mobilitas langkah kaki penggunanya. 

Berbagai aplikasi tersebut dibuat untuk memudahkan manusia, terutama para pemula yang ingin memulai olahraga tetapi tidak memiliki partner atau teman yang cukup mengerti dalam bidang olahraga tersebut. Oleh karena itu, pada masa sekarang, para profesional bekerja sama dengan ilmuwan dan teknisi untuk mengembangkan aplikasi yang memudahkan orang yang ingin memulai olahraga.

Pada masa sekarang, budaya olahraga mengalami peningkatan yang ditandai dengan perubahan dari yang sifatnya eksklusif menjadi inklusif. Artinya, olahraga tidak hanya untuk kalangan dan jenis kelamin tertentu. Terdapat banyak hal yang mendukung hal ini, seperti pengembangan olahraga untuk perempuan di hampir semua bidang olahraga. Bahkan, dalam lomba dan kompetisi besar, terdapat juga pengembangan olahraga bagi penyandang disabilitas.

 Contohnya adalah Paralimpiade, Invictus Games, dan berbagai kompetisi inklusif lainnya yang mendapatkan sorotan lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa olahraga adalah untuk semua orang, terlepas dari kemampuan fisik mereka. Ini tidak hanya memberikan platform bagi atlet penyandang disabilitas untuk menunjukkan bakat mereka, tetapi juga menginspirasi orang lain dengan kisah keberanian dan ketahanan.

Olahraga sebagai hiburan dapat dilihat dari berbagai jenis olahraga yang memiliki banyak penggemar fanatik, seperti Sepak Bola, Basket, American football, dan banyak lainnya. Olahraga juga memiliki sisi lain sebagai alat bisnis dan komersial. Dengan banyaknya penggemar, terdapat berbagai peluang bisnis yang terjadi, seperti penjualan merchandise dari klub dan pemain. Atlet yang populer dan memiliki banyak pengikut di media sosial juga berpeluang menjadi brand ambassador dari berbagai produk. Hal ini dikarenakan media sosial dianggap sebagai media promosi yang potensial. Pendapatan dari siaran liga-liga olahraga besar seperti NFL, NBA, Premier League, dan lainnya menarik jutaan penonton di seluruh dunia. Acara olahraga besar seperti Olimpiade, Piala Dunia, dan Super Bowl tidak hanya menjadi ajang kompetisi tetapi juga pesta global yang dirayakan oleh penggemar dari berbagai negara. E-sports, atau olahraga elektronik, juga berkembang pesat dan menarik jutaan penggemar, menunjukkan bahwa definisi olahraga kini meluas mencakup kompetisi virtual.

Olahraga juga menjadi identitas sosial dan alat untuk membangun komunitas. Sebagai contoh, Strava adalah aplikasi yang memanfaatkan perkembangan ini. Platform media sosial untuk atlet ini memungkinkan mereka melacak dan berbagi aktivitas olahraga seperti berlari, bersepeda, dan berenang. Strava populer di kalangan pecinta olahraga di seluruh dunia karena fitur-fitur inovatifnya yang mendukung pelacakan aktivitas dan interaksi sosial. Strava Challenges memungkinkan pengguna berpartisipasi dalam tantangan bulanan atau musiman yang memberikan motivasi tambahan untuk tetap aktif dan mencapai tujuan kebugaran mereka. Segments memungkinkan pengguna bersaing di bagian tertentu dari rute mereka, menciptakan elemen kompetisi dalam aktivitas harian.

Strava bukan hanya alat pelacakan, tetapi juga platform sosial. Pengguna dapat mengikuti teman, memberi kudos pada aktivitas orang lain, dan meninggalkan komentar, menciptakan rasa komunitas dan memberikan dorongan motivasi melalui dukungan sosial. Integrasi dengan perangkat wearable dan smart devices membuat pelacakan aktivitas lebih mudah dan akurat, serta memungkinkan analisis data lebih komprehensif. 

Kesadaran lingkungan dan dampak sosial juga terlihat dalam tren Strava, dengan banyak pengguna mulai mendokumentasikan aktivitas mereka dalam konteks yang lebih luas, seperti mengumpulkan sampah saat berlari atau berpartisipasi dalam acara penggalangan dana. Data Strava bahkan digunakan untuk penelitian dan perencanaan kota, membantu merancang jalur sepeda dan jalan yang lebih aman dan efisien.

Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, banyak pengguna Strava berbagi pengalaman bagaimana olahraga membantu mereka mengelola stres dan meningkatkan kesejahteraan mental. Strava telah menjadi tempat dimana pengguna dapat menemukan dukungan dan inspirasi tidak hanya untuk tujuan fisik tetapi juga untuk kesejahteraan mental mereka. Strava membawa olahraga ke era digital dengan cara yang menghubungkan, memotivasi, dan memberdayakan pengguna. 

Tren yang muncul di Strava mencerminkan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman olahraga, dari pelacakan yang akurat dan tantangan virtual hingga interaksi sosial dan dampak lingkungan. Namun, dengan tren Strava tersebut tidak hanya membawa dampak positif tetapi juga membawa dampak negatif. 

Terdapat beberapa oknum yang menciptakan hal-hal negatif, seperti joki Strava, yang belakangan ini marak terjadi. Banyak orang menggunakan joki Strava untuk mendapatkan pengakuan dan validasi tanpa melakukan olahraga yang sebenarnya. Hal ini merupakan dampak buruk dari sosial itu sendiri.

Budaya olahraga masa kini telah berevolusi menjadi lebih inklusif, terintegrasi dengan teknologi, dan berfokus pada gaya hidup sehat serta komunitas. Teknologi seperti aplikasi kebugaran dan perangkat wearable memfasilitasi pelacakan kesehatan yang lebih mendalam, sementara media sosial membangun komunitas global yang mendukung. 

Komersialisasi dan meningkatnya partisipasi perempuan serta penyandang disabilitas mencerminkan kemajuan sosial dalam olahraga. Dengan platform seperti Strava yang menggabungkan aspek teknologi dan sosial, olahraga masa kini tidak hanya menjadi aktivitas fisik tetapi juga cara untuk menginspirasi, menghubungkan, dan meningkatkan kesejahteraan mental dan fisik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun