Generasi Strawberry, tapi kalian tahu gak sih apa yang dimaksud dari generasi strawberry? dan bagaimana cara meminimalisir anak menjadi generasi strawberry, yuk mari kita bahas!
Diantara kalian pasti udah gak asing lagi dengan istilahAPA ITU GENERASI STRAWBERRY?
Penyebutan generasi strawberry ini berawal dari taiwan. (Caomei zu) kata ini diambil dari neologisme bahasa tionghoa, yang digunakan untuk warga taiwan yang lahir setelah tahun 1980. Lalu apa hubunganya dengan strawberry? karna strawberry itu cantik dari luar akan tetapi ketika kita menekan sedikit maka akan hancur, sebab itulah mengapa gen z disebut generasi strawberry.
Bukan berarti generasi strawberry itu lemah, ya. Dalam buku yang berjudul Strawberry Generation, Prof. Rhenald Kasali menyebutkan bahwa generasi Strawberry adalah generasi yang memiliki banyak ide cemerlang dan kreatifitas yang tinggi. Sayangnya, generasi strawberry mudah sekali untuk menyerah, sakit hati, lamban, egois, dan pesimis terhadap masa depan.Â
Karakteristik
Kareteristik setiap generasi itu berbeda beda, sama halnya dengan generasi strawberry ini. Berikut adalah beberapa karakteristik secara positif:
1. Menyukai tantangan
2. Berani mengutarakan pendapat
3. Mudah beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang berkembang setiap tahunnya,
4. Dan mudah beradaptasi dengan bebagai macam lingkungan.
 sisi negatif dari karakteristik generasi strawberry:Â
1. Mudah menyerahÂ
2. Memiliki harapan yang tidak realistis sehingga menjadi angan-angan saja,
3. Terjebak dalam zona nyaman.
4. Tidak memuliki rasa tanggung jawab
Faktor
Kelahiran generasi strawberry ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya cara orangtua dalam membesarkan anaknya seperti overprotective  sehingga sang anak akan takut untuk mencoba, dan memberikan apa yang anak minta. Bukan hanya itu, lingkungan, dan self diagnosis juga berpengaruh, loh.
Lalu bagaimana cara mengatasi generasi stroberi?
Solusi agar meminimalisir anak menjadi generasi strawberry. Pola asuh orangtua itu penting, karna akan berpengaruh kepada anak. Seperti : jangan terlalu memanjakan anak,  diberi konsekuensi ketika anak melakukan kesalahan, mengajarkan bertanggung jawab, melatih sang anak dalam mengambil keputusan, dan  memberi dukungan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H