Wastra tersebut menjadi tanda bahwa sedang ada upacara atau kegiatan keagamaan. Warna wastra tersebut dipasang sesuai dengan jenis pelinggih yang akan dipasang wastra tersebut. Adanya berbagai warna wastra memiliki arti yang berbeda yaitu, warna wastra putih kuning memiliki arti yaitu Tuhan sudah menunjukkan suatu ciri niskala untuk mencipta kehidupan yang suci serta sejahtera.Â
Putih melambangkan kesucian dan kuning melambangkan kesejahteraan. Warna putih kuning biasa dipasang pada pelinggih surya atau disebut juga dengan padmasana, rong tiga atau disebut juga dengan betara yang guru. Merah atau wastra yangberwarna merah yakni memiliki arti melukiskan keberadaan Tuhan yang sudah dalam keadaan krida sebagai Tri Kona.Â
Dalam hal ini Tuhan sebagai Siwa bermanifestasi menjadi atau sebagai  Tri Murti dalam mencipta, memelihara serta mempralina digunakan dalam pelinggih taksu ataupun brahma. Selain hal tersebut makna lain dari warna putih pada kain atau wastra sebagai simbol kesucian yang disebutkan seperti halnya dalam penggunaan wastra yang digunakan dalam pelinggih Surya ialah sebagai suatu pesaksi dalam setiap pelaksanaan kegiatan upacara yadnya. Warna hitam putih atau poleng biasanya digunakan dipelinggih tugu karang, ratu gede, pengijeng.
3. Metanding Banten
Metanding banten merupakan suatu tradisi pada pelaksanaan hari raya Galungan karena sebagai salah satu sarana upakara yang akan digunakan saat hari raya Galungan tersebut. Hal ini dipersiapkan karena galungan memiliki sebagai hari kemenangan dharma melawan adharma.Â
Metanding banten biasanya menggunakan berbagai jenis bahan seperti menggunakan daun kelapa untuk sarana banten tersebut, buah-buahan dan berbagai jenis sarana yang akan digunakan saat akan membaut banten. Biasanya banten ini sudah dipersiapkan dari jauh-jauh hari karena banyaknya jenis banten yang akandibuat untuk memersiapkan hari raya Galungan.
4. Memotong Babi
Memotong babi pada saat memnyambut hari raya Galungan bisanya disaat sehari seblum hari raya Galungan tiba yang biasanya disebut dengan Penambahan Galungan. Makna serta tujuan dari memotong babi pada saat penampahan galungan yaitu untuk menghilangakan enam siafat buruk dalam diri manusia atau sering kita sebut dengan sad ripu.Â
Selain Itu dalam kegiatan atau aktivitas penampahan galungan ini, umat Hindu menyembelih babi atau memotong babi sebagai suatu simbolis bahwa membunuh hawa nafsu binatang yang ada dalam diri manusia, dan juga digunakan sebagai perlengkapan upacara keagamaan. Biasanya masyarakat sudah mempersiapkan upakara yang digunakan saat hari raya Galungan beberapa hari sebelum galungan tiba. Tiga hawa nafsu dalam diri manusia dikenal serta disebut dengan nama Kalatiga.Â
Katatiga dikenal memiliki arti yaitu tiga macam kala yang secara bersama dimulai pada hari Minggu sehari sebelum penyajaan, hari Senin dan berakhir hari Selasa yaitu tepatnya pada penampahan Galungan ini. Tiga kala yang dimaksud  tersebut yaitu sebagai berikut : 1. Kala Amangkurat ialah nafsu yang selalu ingin berkuasa. 2. Kala Dungulan ialah segala nafsu untuk mengalahkan hal yang dikuasai oleh teman kita atau orang lain. 3. Kala Galaungan ialah merupakan  nafsu untuk menang dengan berbagai dalih dan cara yang tidak sesuai dengan norma dan etika agama.
5. Membuat Lawar dan Sate