Pada pendekatan ini, guru seringkali berfokus pada transfer ilmu saja dan berharap pada kemampuan memori siswanya. Akibatnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa terbengkalai, padahal kemampuan ini yang akan digunakan untuk menghadapi tantangan abad-21 yang penuh dengan perubahan. Kalau hanya mengandalkan pendekatan konvensional maka siswa tidak akan siap menghadapi tantangan abad-21.
   Pada penerapannya seringkali terpaku pada buku teks sebagai sumber utama dalam menyampaikan materi pelajaran. Guru akan menyampaikan materi melalui ceramah dan siswa diharapkan mendengar atau mencatat penjelasan guru. Seharusnya kreativitas guru diperlukan dalam menyampaikan materi pelajaran, karena guru yang paling memahami  karakteristik siswanya bukan buku, buku harusnya tidak dijadikan sumber utama, tapi dijadikan penentu arah dalam mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan cara untuk sampai ke tujuan tersebut gurulah yang memegang kendali.
   Pendekatan konvensional biasanya melibatkan tugas rumah. Yang mana tugas tersebut diberi tenggat waktu dan dikerjakan di rumah. Hal ini memiliki kekurangan dimana bisa jadi yang sibuk mengerjakan tugas rumah bukan siswanya, melainkan orang tua, atau saudara, atau mungkin juga keluarga besarnya. Pendekatan konvensional juga terlalu menggantungkan penilaian siswa pada nilai pengetahuan yang diambil dari tugas-tugas dan ujian, sedangkan penilaian sikap dan keterampilan terabaikan.
   Jika hanya mengandalkan pendekatan konvensional, kita tidak akan mampu dalam mencapai tujuan pendidikan saat ini. Dunia selalu berkembang dan berubah, sebagai guru kita harus mampu beradaptasi. Oleh karena itu, perlu pendekatan yang lebih aktif, interaktif, dan menghargai keberagaman siswa. Pembelajaran berbasis proyek dan kolaborasi tentulah solusinya. Namun, seperti yang saya katakan tadi, daun yang gugur masih dapat dimanfaatkan menjadi pupuk. Pendekatan konvensional memang kurang beradaptasi dengan perkembangan saat ini, bukan berarti pendekatan ini harus dihapuskan. Kita dapat mengintegrasikan pendekatan konvensional ke bagian penguatan materi oleh guru. Kita juga dapat memvariasikan pendekatan ini dengan memanfaatkan teknologi ke dalam pendekatan ini, kita bisa memanfaatkan media-media online agar lebih menarik, kita juga dapat melibatkan keaktifan siswa dalam proses belajar.
   Setiap pendekatan pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, setiap pendekatan pembelajaran juga tidak bisa diterapkan ke semua mata pelajaran. Kita sebagai gurulah yang menjadi berperan penting dalam kelas, kita harus merancang pembelajaran yang menyesuaikan dengan keberagaman siswa, kita juga harus memfasilitasi perkembangan siswa. Guru bukan hanya sebagai pengajar yang datang, ceramah, lalu pergi. Guru adalah pendidik, sutradara, dan fasilitator bagi siswa-siswanya.
Referensi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H