Mohon tunggu...
1C_155_Amalia Rahmi
1C_155_Amalia Rahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jika sudah sering terkena badai, mengapa harus menangis hanya karena gerimis?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menghapus Jejak Budaya Rasisme dan Diskriminasi Perbedaan Warna Kulit di Indonesia

23 Desember 2021   03:48 Diperbarui: 23 Desember 2021   03:55 1288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dan mereka yang terkena imbas pemikiran dangkal tersebut menjadi korban atas apa yang sebenarnya dititipkan Tuhan pada dia. Masyarakat kita sudah terdikte dengan klaim bahwa hitam itu kotor dan jelek, sedangkan putih berarti selalu bersih dan lebih cantik. 

Pasti sering terbesit dalam hati bahwa kita tidak seharusnya seperti itu, namun kita secara tidak langsung diajarkan seperti itu oleh sekitar kita. 

Ditambah lagi dengan banyaknya orang atau perusahaan yang mengkampanyekan produk-produk pemutih kulit, tentu saja itu memperparah pemikiran dangkal yang sudah kita bahas tadi. 

Akhirnya, semua orang berpikir bahwa mereka sebaiknya memutihkan kulit mereka agar orang lain menyukai mereka, menghargai, dan memperlakukan mereka selayaknya mereka yang berkulit putih umumnya dapatkan.

Dengan menghargai antar sesama kita bisa mengerti satu sama lai, setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai manusia. Mencela manusia lain bukanlah hal yang sepantasnya dilakukan. Memanusiakan manusia adalah kewajiban semua orang. Menghargai dan saling mengasihi satu sama lain adalah hal yang sudah sepantasnya dilakukan, bahkan di tengah ombak perbedaan sekalipun. 

Sekali lagi, Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan perbedaan, maka didalam perbedaan itu kita harus bersatu dan menolong satu sama lainnya, bukan malah mencela yang berbeda, mengucilkan mereka, dan bahkan sampai menyiksa mereka hanya karena mereka sedikit berbeda dengan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun