Mohon tunggu...
Ibnu Hafidz
Ibnu Hafidz Mohon Tunggu... -

Gemar menulis adalah naluri, dan gemar memotret adalah nafas saya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lima Belas Maret TIM Menjadi Lautan Manusia

20 Maret 2014   01:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:44 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu malam merupakan momen yang selalu ditunggu-tunggu oleh sebagian orang khususnya kaum muda dalam menghilangkan rasa penat karena telah menjalani beragam rutinitas. 15 maret 2014 pukul 07 malam saya bersama kawan(Ipenk) mengunjungi taman Ismail Marzuki(TIM) untuk melihat pertunjukan seni teater yang bertemakan ”Demonstran”.

Pertunjukan ini dipersembahkan oleh salah satu sanggar teater yang begitu besar di Indonesia “teater koma”. Teater koma disutradarai oleh pribadi yang cerdas dan pemimpi besar ”Nano Riantiarno”. Seorang Nano telah mengeluarkan banyak karya-karya yang begitu menginspirasi para seniman muda terutama yang bergelut di bidang teater.

Tema demonstran adalah salah satu karya yang sangat bagus, terbukti penonton pada malam itu begitu banyak dan sangat mengapresiasi acara pada malam itu. Pertunjukan teater pada malam itu diperankan oleh puluhan seniman yang tergabung didalam teater koma, dan memiliki beberapa peran utama salah satunya “Cornelia Agatha” sebagai bunga, sosok wanita yang begitu cantik dan menjadi incaran para pejabat.
Masyarakat Indonesia mengenal Agatha adalah pemain film “si doel”, namun dibalik itu semua Agatha adalah seniman sejati dalam bidang teater, dia mampu membuat para penonton terpukau ketika melihat caranya dalam menghibur.

Sejenak saya berfikir, pementasan tema demonstran ini pasti melalui proses yang panjang dan seorang Nano sangat mengamati perkembangan negeri ini, baik karakter mahasiswa yang kritis, dewan perwakilan rakyat yang begitu korup hingga seorang pejabat yang sudah tidak punya iman. Negeri ini sudah tidak terkendali, satu sama lain memikirkan diri sendiri dan saling menjatuhkan. Cara para seniman terutama Nano meluapkan rasa kesal dan memberi solusi dilakukan melalui karya pementasan teater.
Tidak terasa acara sudah selesai dan malam sudah larut saya dan kawan saya bergegas pulang. Dan ini pertama kalinya saya melihat pertunjukan teater yang membuat saya berkesan, dan teringat ucapan musisi sejati “Iwan Fals”, negeri ini butuh kejujuran dan sikap saling menghargai, dengan jujur semua bersih dan dengan saling menghargai pendapat/solusi yang akurat semua menjadi legowo.

1395228144508719094
1395228144508719094

13952281821563024664
13952281821563024664

13952282131818790720
13952282131818790720
Foto: para pemain teater koma, 15-03-2014, taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun