Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Gila Banget, Pembayaran Uang Tebusan Ransomware Capai Rp17,18 Triliun

6 Agustus 2024   13:27 Diperbarui: 6 Agustus 2024   13:30 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dunia siber sedang tidak baik-baik saja, sebab geng penjahat maya terus berkeliaran mengintai warganet (Gambar: Dokpri/Yudi Irawan)

/1/

Tahun 2023 menjadi tahun panen bagi pelaku ransomware. Setelah menyerang, meretas, dan menyandera data warganet di dunia siber, geng ransomware menerima triliunan uang tebusan dari korban. Nilainya tidak tanggung-tanggung, Rp17,8 triliun.

Begitulah laporan Chainalysis, perusahaan penyedia data dan layanan peranti lunak yang berbasis blockchain dari New York, Amerika Serikat. Permintaan tebusan kepada korban serangan ransomware pada 2022 hanya Rp8,1 triliun, setahun kemudian meningkat hampir dua kali lipat.

Data Chainalysis tersebut menunjukkan bahwa dunia siber tidak sedang baik-baik saja. Ransomware menjadi masalah dunia siber yang intensitas serangannya terus-menerus meningkat. Tidak bisa dilihat sebagai serangan remeh temeh lagi.

Mafia dunia maya itu kini mengincar "buruan besar". Mereka menargetkan sekolah, rumah sakit, perusahaan besar, dan kasino. Kuantitas serangan menurun, tetapi kualitas uang tebusan meningkat. Mereka mematok uang tebusan yang lebih besar pada tiap serangan.

Permintaan uang tebusan itu ditaksir setara dengan nilai data yang mereka sandera. Jika para korban ingin datanya "kembali dengan selamat", uang tebusan mesti disiapkan. Tidak heran jika perusahaan besar, seperti British Airways, kelimpungan dan keleyengan. Itu terjadi karena mahadata dan infrastruktur mereka ambrol karena ransomware.

.

/2/

Sepanjang rentang Januari--Juni 2024, jumlah serangan ransomware yang disertai oleh permintaan uang tebusan terjadi sebanyak 56 kali. Berdasarkan laporan Comparitech, rata-rata permintaan pemerasan per serangan ransomware mencapai lebih dari 5,2 juta dolar AS (Rp85,8 miliar).

Permintaan tebusan terbesar adalah uang tebusan sebesar 100.000.000 dolar AS (Rp1,65 triliun). Serangan ransomware terjadi pada April 2024 yang ditujukan kepada Pusat Kanker Regional (RCC) India. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun