Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bahaya Self-Injury dan Telur di Ujung Tanduk

27 Juli 2024   01:27 Diperbarui: 27 Juli 2024   17:19 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyakiti diri sendiri dengan menyilet pergelangan tangan | Gambar: Freepik

Berikutnya, perasaan yang muncul adalah rasa tidak layak dicintai atau tidak pantas hidup. Dampaknya, pikiran yang muncul ialah perasaan hampa karena merasa diri amat tidak berguna. Dari situ, perilaku yang muncul semata-mata hasrat untuk menyakiti atau melukai diri sendiri.

Perasaan-perasaan negatif akibat putus cinta dan patah hati itulah yang memicu perilaku menyakiti diri sendiri (self injury). Klonsky (2009), dalam The Function of Self-Injury in Young Adults Who Cut Themselves: Clarifying the Evidence for Affect Regulation, menyatakan bahwa rasa sakit secara emosional dan rasa sedih merupakan perasaan yang paling umum dirasakan sebelum melukai diri sendiri dilakukan.

Menyakiti diri sendiri dengan menyilet pergelangan tangan | Gambar: Freepik
Menyakiti diri sendiri dengan menyilet pergelangan tangan | Gambar: Freepik

/3/

Orang yang melukai diri sendiri dengan sengaja, pelaku self-injury, berbuat begitu karena ingin melampiaskan rasa sedih, marah, stres, dan kesepian. Atau usaha mengatasi emosi berlebih akibat rasa bersalah. Bisa juga mengalihkan perhatian dari perasaan membenci diri sendiri.

Kalau hanya menelan sendiri rasa sedih, itu tidak apa-apa. Barangkali ia tidak mau rahasia hatinya diketahui orang lain. Lain perkara kalau sudah menyakiti diri sendiri, main silet tangan, menelan sesuatu yang berbahaya, itu sudah tidak boleh dibiarkan. Bisa-bisa berakhir pada keinginan berlebihan untuk bunuh diri atau mengakhiri hidup.

Mengapa seseorang bisa melukai diri sendiri? Mari kita ulik.

1. Mengalami kesulitan hidup karena masalah sosial. Pelajar bisa saja melukai diri sendiri karena dirundung oleh teman-temannya. Pekerja kantoran bisa saja menyakiti diri sendiri karena mengalami krisis identitas akibat merasa tidak mampu memenuhi tuntutan pekerjaan. Bisa jadi pula karena konflik keluarga, teman, atau pasangan.

2. Mengalami trauma psikologis. Seseorang bisa melukai dirinya setelah kehilangan seseorang yang sangat ia cintai. Bisa juga karena pernah jadi sasaran kekerasan seksual, fisik, atau emosional sehingga ia merasa diri atau hidupnya hampa atau tiada berguna. Mungkin juga karena merasa rendah diri sehingga melukai diri sendiri ia anggap sebagai bukti bahwa ia kuat menanggung rasa sakit.

3. Mengalami gangguan mental. Orang yang menyakiti diri sendiri boleh jadi merupakan gejala dari beberapa penyakit mental. Orang yang tengah depresi bisa melukai dirinya. Pengidap gangguan kepribadian ambang bisa juga melukai dirinya.

Jadi, kita mesti mengelola rasa sedih. Bolehlah kesedihan itu kita telan sendiri, kita pendam sendiri, atau kita tanggung sendiri. Tidak apa-apa. Asalkan kesedihan itu, perasaan bagai telur di ujung tanduk itu, tidak memicu gangguan mental.

Hidup kita berharga, Kawan, sangat berharga. Sekalipun kita merasa hidup kita tak lebih dari telur di ujung tanduk, jangan biarkan kesedihan merusak kesehatan mental dan fisik kita. Apalagi mengambil nyawa kita!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun