/1/
Semasa kampanye, program makan siang gratis ditaksir Rp25.000. Setelah menang, turun menjadi Rp15.000, lalu Rp9.000. Setelah mendekati pelantikan, syahdan turun lagi menjadi Rp7.500.
Lama-lama sisa Rp2.500. Itu cukup buat kaum 58% membeli pil sakit kepala.
Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka semasa kampanye berjanji bahwa makan siang gratis mengutamakan "gizi" bagi anak-anak Indonesia. Tidak heran jika program unggulan pasangan pemenang Pilpres 2024 itu menarik minat 58% rakyat Indonesia memercayakan tampuk pimpinan bangsa kepada Prabowo dan Gibran.
Namun, apa hendak dikata. Dilantik saja belum, program makan siang gratis sudah menempuh jalan berliku. Dari semula anggaran dirancang sebesar Rp25.000, kini susut sangat jauh hingga Rp7.500.
Tatkala Debat Capres-Cawapres, dua pasangan Capres-Cawapres lain dengan tegas mempertanyakan konsep, perincian, dan tata cara pelaksanaan program maksitis (makan siang gratis). Maklum, jangan sampai menjadi program unggulan tatkala konsepnya masih amburadul.
Ndilalah, pasangan Prabowo-Gibran merasa "disakiti" dan "dimasak" oleh calon yang lain. Jadilah air mata mengalir, jadilah strategi sebagai "korban" dijual habis-habisan. Dan, pemilih di Indonesia seperti biasa mudah jatuh hati kepada sosok yang dianggap "disakiti". Sampai-sampai ada episode menangis berjemaah untuk membela pasangan Prabowo-Gibran.
Beberapa hari belakangan ini, program maksitis itu kembali santer dibincangkan. Menteri Airlangga menyebut anggaran maksitis dipangkas agas anggaran negara tidak defisit. Maka, tibalah para menteri pada angka Rp7.500. Menteri Muhadjir lantas menyebut biaya maksitis sebesar Rp7.500 sudah sangat besar di beberapa daerah.
Tidak mau ketinggalan, Gibran selaku Wapres terpilih turut berbicara soal besaran anggaran makan siang gratis (yang belum tentu bergizi lagi). Beliau yang baru saja mengangkut mainan-mainannya di Kantor Walikota Solo menjadikan India sebagai contoh. Menurut Gibran, anggaran makan siang gratis di India hanya menelah bea Rp1.500 per porsi.
Makin ruwet, makin rungsing.
/2/